Chieftain Xtreme, Begini Jadinya Kalau Range Rover Classic jadi SUV Super
Eksistensi SUV mewah nan kencang baru jamak ditemukan setelah pergantian millennium. Porsche boleh dibilang menginisiasi tren lewat Cayenne di awal 2000-an. Baru dari situ, kontestan lain berbondong-bondong datang. Bahkan tak sedikit pabrikan mobil sport dan super yang ikut meramaikan.
Kendati begitu, mungkin sebagian berimajinasi bagaimana bila tren tersebut sudah hadir di era awal keberadaan SUV mewah. Akan seperti apa bentuknya ketika ikon seperti Range Rover Classic dibuat jadi pelari di Autobahn atau pedansa di sirkuit? Atau, mungkin sebagian punya mimpi untuk berkendara dalam gaya SUV klasik tanpa mengompromikan kenyamanan, kekuatan memacu, dan tentunya reliabilitas. Imajinasi dan impian tadi sangat mungkin terealisasi. Jawabannya adalah restomod.
Nah, pecinta Range Rover Classic bisa melirik SUV racikan Jensen International Automotive (JIA). Butik restorasi dan modifikasi mobil klasik asal Kota Branbury di Inggris ini memang lebih terkenal piawai merestorasi salah satu ikon sports car yakni Jensen Interceptor. Kendati begitu, mereka punya lini bernama Chieftain. Dikhususkan untuk melahirkan kembali Range Rover Classic sebagai SUV modern bergaya lama.
Ya, Chieftain menawarkan bermacam tingkat modifikasi Range Rover sesuai kebutuhan. Minimal sasis dibikin up-to-date, mesin lebih bisa diandalkan dan bertenaga, serta sentuhan sesuai selera pada eksterior dan interior. Tapi kalau mau lebih gila, ada opsi Chieftain Xtreme. Jika diibaratkan, ia mungkin bakal menjadi Lamborghini Urus di era 70-an.
Baca juga: Land Rover Defender Bakal Punya Varian Bertubuh Panjang 18 Bulan Lagi
Berpintu dua dan berpostur rendah, kurang terdengar sporty apa lagi? Ini pula yang membuat Chieftain Xtreme berbeda dari anggota Chieftain lainnya. Basis pembangun mengusung model paling orisinal Range Rover Classic dengan sasis pendek – bukan versi modern dari 1990-an. Sentuhan modern tertuang di tubuhnya. Meliputi rancangan bumper anyar berikut fender flare hingga ke side skirt. Semakin menguatkan kesan gahar, lubang knalpot dibuang ke samping persis di depan roda belakang.
Yang paling menarik justru terletak di balik bodi klasiknya. Jadi opsi paling bertenaga, Xtreme gendong mesin V8 kesohor Amerika Serikat yakni GM LS3 berkapasitas 6,2 liter. Tidak dibiarkan bernapas alami, tersemat supercharger untuk memaksakan lebih banyak udara ke ruang bakar. Komposisi ini menciptakan ekstraksi tenaga fantastis sampai 700 hp. Tersalur menuju keempat roda via transmisi otomatis delapan percepatan. Laksana bumi dan langit bila membandingkan keluaran tenaga V8 3,5 liter versi orisinal yang hanya sanggup gelontorkan 135 hp.
Demi menyesuaikan potensi jantung, tentu sasisnya dirombak habis. Bahkan diganti total. Sebagai catatan, ini memang menjadi resep dasar dari seluruh Chieftain yang standarnya sudah mengusung enjin GM LS3. Tidak ada lagi live axle, setiap sudut roda bisa mengayun bebas berkat aransemen suspensi independen. Urusan handling di atas aspal tentu bukan jadi masalah besar. Didukung pula oleh sistem pengereman dari AP Racing.
Ektraksi tenaga dan komposisi rangka jelas menerangkan kalau leluhur Range Rover kini bisa bermain di ranah SUV super. Meski figur performa resmi tidak diketahui, dipastikan dorongannya sangat mumpuni untuk dibawa berlari. Sebagai gambaran saja, Chieftain standar dengan unit LS3 N/A sekuat 430 hp sudah tergolong hebat. Mampu berakselerasi ke 97 kpj (60 mil/jam) dalam tempo 5,2 detik dan terus melaju hingga lebih dari 200 kpj. Xtreme tentu lebih sadis dari itu, figur 4 detik kecil bisa jadi bukan hal mustahil baginya. Namun melihat rancangan tubuh serbakotak, keamanan saat berlari kencang sangat diragukan. Setidaknya ia hadirkan kebanggaan sebagai ‘peternak kuda’ yang sangat makmur.
Chieftain membuat mobilnya untuk dipesan sehingga tingkat kustomisasi sangat tinggi. Bukan tidak mungkin bagi pembeli berduit untuk mendapatkan unit sesuai keinginan. Mulai dari cat hingga ke komposisi dekorasi kabin. Untuk itu, banderolnya pun sangat tergantung spesifikasi. Tidak diketahui berapa harga pasti dari Chieftain Xtreme ini. Namun sebagai gambaran, model restomod paling standar diberi label 147.500 Poundsterling atau sekitar Rp 2,9 miliar. Bisa dipastikan nominal tebusan untuk Xtreme lebih fantastis lagi.
Darah Range Rover Classic Bangkit Kembali di Tangan Desainer Niels van Roij
Range Rover Classic jelas merupakan salah satu mbahnya SUV modern. Boyong konsep offroader yang nyaman dan manusiawi untuk dipakai di atas aspal. Melegenda, eksistensinya pun dipertahankan oleh banyak fans berat. Bahkan darah orisinal berpintu dua nyaris dibawa kembali ke era modern dengan rencana lahirnya model SV Coupe. Sayang, hal itu tidak kunjung terjadi.
Tidak lantas mengecewakan, setidaknya ada upaya untuk membawa darah murni Range Rover Classic ke era modern. Solusinya adalah pengerjaan kustomisasi. Seperti rancangan Niels van Roij yang dieksekusi coachbuilder Bas van Roomen. Mereka mewujudkan penghormatan desain klasik berpintu dua dengan Adventum Coupe. Berstatus hasil karoseri, produksi dibatasi sebanyak 100 unit saja.
Basisnya memanfaatkan Range Rover versi termutakhir. Menyisakan wajah, termasuk bonnet serta fender, dan bokong. Semua dirombak habis sehingga tersisa dua pintu, membedakan model standar dari pilar A sampai C. Desain pintu juga berubah, ventilasi vertikal di depan absen dan tentu secara dimensi memanjang agar komposisi sedap dipandang.
Harga Adventum Coupe dimulai dari 270 ribu Euro atau nyaris Rp 4,5 miliar. Ini merupakan varian dengan basis mesin V8 Supercharger 5.0 liter sekuat 525 hp. Banderol kemudian melonjak sesuai personalisasi konsumen. Sisi eksterior hingga interior dapat dikerjakan sesuai selera masing-masing. (Krm/Tom)
Sumber: Chieftain Range Rover
Baca juga: Bowler Racik Land Rover Defender 110 Versi Buas untuk Jalan Raya
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice