Bukti Hyundai Serius Garap Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia
Lewat pameran bertema "The Future Ecosystem for Indonesia" yang digelar di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, PT Hyundai Motor Indonesia (HMID) kembali memperlihatkan keseriusannya membangun ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Jenama Korea Selatan itu coba membranding dirinya sebagai perusahaan otomotif terdepan soal teknologi elektrifikasi.
Makmur sebagai Chief Operating Officer PT HMID mengungkapan, lewat pameran ini bisa disebut sebagai dukungan Hyundai Indonesia dan Hyundai Global terhadap komitmen pemerintah Indonesia soal percepatan kendaraan listrik.
"Jadi apapun yang dilakukan pemerintah kita pasti akan support (dukung). Ini adalah salah satu bukti kita sebagai game changer di Indonesia," kata Makmur di pameran tersebut, Selasa (26/10).
Keseriusan Hyundai soal perkembangan mobil listrik juga ditunjukkan lewat rencana mereka akan memproduksi mobil listrik secara lokal pada Maret 2022. Di tahap awal PT. Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) rencananya bakal memproduksi 1.000 unit kendaraan listrik per tahun di pabriknya yang berlokasi di Indonesia.
Baca juga: Hyundai Gunakan Genesis G80 Sebagai Kendaraan VIP di KTT G20 Bali 2022
Selanjutnya di 2023, mereka akan membangun pabrik baterai kendaraan listrik menggandeng LG di kawasan Karawang, Bekasi. Targetnya di 2024 mereka sudah memproduksi untuk massal.
Tahapan Produksi Baterai sampai Daur Ulang
Di pameran ini, Hyundai menjelaskan bagaimana proses awal sampai terbentuknya baterai kendaraan listrik. Perwakilan Posco, sebuah perusahaan global untuk bahan baku Baterai Lithium-Ion menjelaskan pembuatan baterai diawali dari bahan mentah sampai terbentuk menjadi katoda dan anoda yang selanjutnya di serahkan ke LG untuk diproduksi menjadi sel baterai.
"Kita bikin jantungnya di sini, tapi bukan baterainya, nanti itu LG yang buat. Membuat bahan yang penting yakni katoda dan anoda, intinya kita suplai bahan baku yang membuat pihak LG," katanya.
Selanjutnya Hyundai juga memperkenalkan program daur ulang baterai atau yang disebut mereka sebagai Used Battery based Energy Storage System (UBESS). Product Planning Manager Hyundai Motors Asia Pacific, Erik Handoko mengatakan, tujuan daur ulang baterai ini bisa menghasilkan energi sehingga jadi solusi untuk penghematan biaya serta keamanan.
"Jadi baterai yang dipakai itu bekas dari mobil listrik. Kalau selama ini kita tahu dipakai 10 tahun akan recycle (daur ulang) tapi di Hyundai sebelum menuju recycle kita akan pakai dulu untuk menjadikannya energy storage system dan ini lebih ramah lingkungan" imbuhnya.
Hanya saja strategi ini masih dalam tahap studi dan riset. Di Indonesia sendiri tren mobil listrik masih cukup awam, kemungkinan menurut Erik baru akan eksis 10 tahun mendatang.
Pamer Platform Baru E-GMP
Dalam kesempatan ini, Hyundai juga coba unjuk gigi dengan memamerkan platform terbaru dari mobil listrik mereka yakni Electric Global Modular Platform (E-GMP). Asia Pacific Research and Development Hyundai, M Irfan Nurkholis menjelaskan E-GMP bakal digunakan pada seluruh line-up kendaraan elektrifikasi dari Hyundai ke depan. Saat ini, mobil yang sudah menggunakannya adalah Hyundai Ioniq 5.
"Saat ini memang baru ada di Hyundai Ioniq 5 saja. Seterusnya kami akan menggunakan platform E-GMP yang sama karena memang sifatnya modular bisa dipakai ke mobil tipe apapun mau jenis sedan, SUV, MPV semua sudah bisa pakai ini," katanya.
Khusus di Hyundai Ioniq 5, mobil listrik berjenis SUV Crossover ini juga sudah dibawa ke Indonesia namun belum resmi dijual. Irfan menyebutkan, Ioniq 5 menggunakan baterai modul sebanyak 24 pack, 30 pack, dan 32 pack. Sementara satu pack-nya terdiri dari 12 sel. "Kapasitas E-GMP yang dipakai pada Ioniq 5 naik mulai dari 58 kW sampai 77 kW," pungkasnya.
Sekadar informasi, E-GMP dihadirkan sebagai terobosan dari Hyundai Global untuk mobil listrik di masa depan. Rencananya akan ada 23 mobil baru yang dirilis sampai dengan tahun 2025. Targetnya sendiri akan ada lebih dari 1 juta unit mobil bebas polusi yang akan diproduksi. Ya, ini memungkinkan karena E-GMP bisa dengan mudah dan cepat ditanamkan pada jenis mobil Hyundai apapun.
Selain itu inti dari pembuatan platform anyar E-GMP adalah untuk memaksimalkan ruang dan bobot agar lebih ringkas, kemudian menyoal efisiensi daya listrik yang efeknya akan terasa pada jarak tempuh, lebih cepat dalam pengisian baterai, dan lebih powerful dari segi performa.
Perluas Infrastruktur Pengecasan
Hingga saat ini, Hyundai Indonesia sudah memiliki 100 charging station mobil listrik mulai dari Ambon sampai dengan Medan. Beberapa di antaranya diletakan di lokasi strategis seperti di mall, rest area, sampai perhotelan.
"Jadi dari Banten sampai Bali naik mobil listrik itu nggak jadi masalah. Kita bukan hanya fokus kepada penjualan, kita menyediakan apa yang dibutuhkan konsumen dari network sampai infrastruktur. Tapi sebenarnya perlu atau tidak SPKLU? Sebenarnya selama edukasi dan mindset berjalan, dan kita charge di rumah, SPKLU sebenarnya tidak perlu yang penting travel management-nya benar," ungkap Makmur.
Kembali ke pameran, Hyundai memperlihatkan inovasi charging station yang punya fitur pengisian daya cepat dan diberi nama E-PIT. SPKLU ini bisa memberikan daya sampai 350 kW yang mana dari posisi baterai 10 persen menuju 80 persen bisa dituntaskan dalam waktu 18 menit saja.
Produksi 1.000 Unit Mobil Listrik Per Tahun
Sebelumnya, menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, PT HMMI memiliki target memproduksi 1.000 unit kendaraan listrik per tahun di pabriknya yang berlokasi di Cikarang, Kota Deltamas, Jawa Barat. Seperti penjelasan di awal, bila tak ada halangan rencana ini akan dimulai pada Maret 2022 mendatang.
Namun saat disinggung soal itu, Makmur memilih irit bicara dan belum menjelaskan mobil listrik pertama apa yang ditetaskan nanti. Hanya saja dia memastikan jika Hyundai Indonesia sudah memiliki roadmap yang jelas soal ekosistem kendaraan elektrifikasi.
"Yang pertama kita siapkan pabrik, kedua kita siapkan network, dan kita juga siapkan produknya. Kita sudah punya Kona dan Ioniq yang penjualan cukup fantastis. Pemerintah punya roadmap, kita juga memiliki roadmap yang sudah disiapkan," jelas Makmur.
Tahun depan, Makmur berharap mobil listrik bukan lagi sebagai tantangan di Indonesia melainkan sudah menjadi pilihan untuk konsumen.
"Saya tidak mau anggap ini sebagai tantangan, tapi ini PR untuk kita semua bagaimana mengedukasi ke masyarakat EV itu sudah harus ada tahun depan di Indonesia karena sangat besar manfaatnya. Tidak ada kesulitan untuk pakai sangat mudah, support pemerintah juga sangat besar dan akan membantu pemerintah sendiri untuk mengurangi karbon, subsisi bahan bakar minyak, dan yang lainnya," katanya. (Kit/Tom)
Baca juga: Dekati Waktu Peluncuran, Hyundai Creta Kembali Tertangkap Kamera di Jalan
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice