Berpotensi Makin Merosot, Daihatsu Optimalkan Jual Mobil Online
Hukum suplai dan demand, merupakan esensi dari kegiatan ekonomi. Salah satu mata rantai terputus, atau sekadar terhambat, dapat berdampak besar. Situasi sekarang mungkin bisa menjadi gambaran. Pandemi coronavirus disease (COVID-19) perlahan menyetop keran permintaan produk otomotif, jika keadaan terus tak menentu. Wajar jika Daihatsu, memprediksi bulan berikutnya kondisi market mereka bisa semakin merosot.
“Setelah pembukuan April, market wholesales bulan berikutnya bisa jadi semakin kecil. Bahkan hampir semua brand tidak memproduksi mobil. Kalau pun ada, untuk kepentingan ekspor. Yang domestik boleh jadi nol. Jadi Mei ini, mungkin akan di bawah 1.000 (unit),” ungkap Amelia Tjandra, Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor, dalam konferensi pers digital (14/05), kemarin.
Di level retail tentu tak luput dari pengaruh. Wanita yang akrab disapa Amel itu memperkirakan makin menyusut. Disebabkan faktor produktivitas berkurang, seperti adanya libur Lebaran. Jika pada April pengurangannya sekitar 26 persen, angka 40 sampai 50 persen pada Mei bukalahn hal tak masuk akal.
Kondisi pasar retail seperti ini dinilai bukan akibat Virus COVID-19 saja. Namun lantaran daya beli berkurang. Kian ketatnya seleksi lembaga pembiayaan turut berimbas. Mengingat mayoritas pola konsumen Daihatsu, membeli dengan mekanisme kredit, bukan tunai. Cukup sistemik.
Gejala ini pun terbukti dari data yang mereka paparkan saat konferensi pers. Memasuki April 2020, pembeli dengan uang kontan meningkat jadi 25 persen. Bahkan di awal Mei, mereka yang mengajukan kredit turun ke angka 65 persen. Dalam arti lain konsumen yang membayar cash semakin naik jadi 35 persen.
Karena itu, ia pun enggan memproduksi lebih banyak untuk pasar domestik. Apalagi sekadar mengisi kekosongan data pasar wholesales. Daihatsu bersikukuh mengeluarkan mobil sesuai jumlah demand. Supaya pasokannya “sehat”.
“Kami tidak mau memproduksi hanya untuk stok. Tidak ada dalam prinsip Daihatsu melakukan kegiatan produksi supaya terlihat ada wholesales. Semuanya harus disesuaikan demand, sehingga unit-unitnya sehat (bisa terjual). Kalau dipaksakan, bakal memberatkan outlet. Sampai bulan ini saja nol. Kami berjualan dari sisa pasokan,” jelas Amel.
Sementara itu, kegiatan jual-beli dioptimalkan lewat platform digital (online). Mengingat diler offline masih ditutup untuk kegiatan niaga. Para tenaga penjual kini aktif melakukan pemasaran lewat layanan daring. Sebelum wabah terjadi, mereka sudah rajin mengumpulkan data calon konsumen (leads) dari situs resmi Daihatsu dan diler. Bahkan kinerjanya dinilai cukup memberi implikasi selama bulan kemarin.
Produk Baru dan Keikutsertaan Pada GIIAS 2020
Waktu disinggung soal produk baru, Amelia menegaskan rencana Daihatsu sudah selesai. Belum ada agenda lain lagi. Selesai dengan New Ayla dan Sirion beberapa bulan ke belakang.
Sementara mengenai perhelatan GIIAS 2020 Oktober mendatang, ia pun tak bisa menjamin. Keputusan bergantung penuh pada panitia. Jika sewaktu-waktu batal, Daihatsu senantiasa menaati aturan yang berlaku.
“Kami akan ikut GIIAS 2020, dengan catatan bergantung penuh pada keputusan panitia. Sekarang ini informasinya kan Oktober. Tapi bakal dikaji kembali bulan Juni. Kalau tidak memungkinkan, dikabarkan Gaikindo menunda sampai tahun depan. Daihatsu mengikuti saja keputusan para penyelenggara,” tegasnya. (Hlm/Van)
Baca Juga Carvaganza: Toyota Indonesia Serahkan Bantuan Perangi Covid-19
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice