Begini Cara Pemerintah Ajak Pabrikan Kembangkan Mobil Listrik
Tuntutan zaman memaksa industri berubah. Mobil bertenaga bukan lagi parameter keunggulan sebuah merek. Saat ini, kendaraan yang meminum bahan bakar paling minimlah yang terunggul. Stok minyak bumi yang menipis, menjadi faktor utamanya. Solusi paling realistis dan mudah diaplikasikan, menggunakan motor elektrik untuk sumber tenaga kendaraan. Pemerintah Republik Indonesia mulai mencanangkan hal ini dengan menyusun regulasinya.
“Kami sudah mulai melakukan tahun ini. Sejak Pak Menteri menyebutkan di pidatonya, sudah ditetapkan pada 2025, 20 % (populasi mobil yang dijual) itu mobil listrik. Untuk daerah yang mempunyai basis seperti tempat wisata, PLN, kendaraan listrik bisa dilakukan. Yang penting diberikan insentif bagi mereka yang mau mengembangkan kendaraan itu,” jelas I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian Republik Indonesia saat ditemui OTO.com, Sabtu (19/8).
Khusus mobil dan kendaraan komersial, Putu menyebutkan pemerintah siap memberikan insentif yang memudahkan mereka meniagakan kendaraan ramah lingkungan. Hal itu pun tersedia untuk mobil impor (CBU-Completely Built Up). “CBU yang diberikan fasilitas adalah yang punya komitmen membangun industrinya di sini. Kalau tidak, nanti kebanyakan mobil CBU di sini, negara kita jadi tempat sampah,” imbuhnya.
Bentuk komitmen yang dimaksud Putu pun cukup jelas. Pemerintah nampak tak ingin main-main memberikan insentif pada merek yang tak serius memancangkan pondasinya atas mobil listrik. “Komitmennya dalam beberapa tahun dia harus menyiapkan lokalisasi,” jelas Putu.
Dirinya pun menyebutkan, bentuk kendaraan listriknya nanti tidak dibatasi. Misalnya, seperti Jepang, yang memberikan insentif lebih pada model Kei Car (mobil kecil). Untuk Indonesia, menurutnya, berbagai jenis kendaraan yang menggunakan motor elektrik dimungkinkan. “Jenisnya bisa macam-macam, bisa penumpang atau komersial. Seperti pada GIIAS kan ada juga truk listrik, ada pula macam-macam kendaraan penumpang hybrid,” jelas pria bertubuh tinggi itu.
Perihal teknologi yang digunakan, saat ini pabrikan yang hadir di Indonesia sudah mempunyai banyak konsep tipe pendongkrak daya. Misalnya saja full elektrik, hybrid, hingga semi elektrik-hybrid seperti yang diperkenalkan Nissan di ajang GIIAS 2017.
“Ini semua LCEV (Low Carbon Emission Vehicle), termasuk hybrid dan listrik. Semua itu berproses, mempunyai ciri khasnya sendiri. Biar saja teknologi ini berkembang hingga volumenya sampai ke critical massnya, sehingga industri penunjang seperti baterai, ECU, motor, nanti satu-satu melakukan investasinya di sini,” tutup Putu.
Baca Juga: Inilah Kenapa BMW Belum Mau Jual i3
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice