Bagaimana Strategi Toyota Indonesia Sambut Era Mobil Listrik?
Pemerintah sudah mencanangkan, pada 2025 proporsi mobil listrik 20% dari total populasi kendaraan di Indonesia. Tujuannya, mengurangi emisi yang menyebabkan polusi dan meminimalisir penggunaan bahan bakar minyak yang tak terbarukan.
Langkah itu dinilai sebagian pihak terlalu cepat. Namun ada pula yang memanfaatkan momentum ini untuk merilis mobil listriknya segera. Nissan misalnya. Merek yang kiprahnya tak terlalu bersinar belakangan ini, malah sudah menyatakan lebih dulu untuk menjual model listrik. Nissan Leaf dipastikan meluncur pada 2020. Lantas, bagaimana dengan brand terbesar di Indonesia, Toyota?
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor, Anton Jimny memaparkan pandangan mereka saat berdiskusi dengan OTO.com, kemarin malam (9/5). “Ada dua hal yang kami tunggu dari pemerintah. Pertama transition period dan kedua peraturan produksinya seperti apa,” jelas pria ramah itu pada kami.
Transition period yang dimaksud Anton, momen untuk peralihan. Masa ini biasanya jadi peluang bagi produsen, untuk menetapkan langkah signifikan dalam menyambut era elektrifikasi.
“Karena kami butuh waktu untuk mempersiapkan produksinya. Paling tidak tiga tahun. Karena target pemerintah kan 2025 20% elektrtifikasi, waktunya kan berarti sudah tidak banyak ya. Paling tidak sebelum 2025, Toyota harus mempersiapkan lokal production agar sampai 20% itu,” imbuh Anton.
Dirinya pun menjawab tegas, untuk menekan populasi mobil listrik di level 20%, produksi lokal jadi satu-satunya cara. Ini juga bisa dianggap sebagai langkah yang paling sesuai dengan pendekatan Toyota selama ini. Mayoritas model Toyota di Indonesia, model-model produksi atau rakitan nasional.
“Kalau impor bisa saja sebagai temporary, tapi produk khas Indonesia cukup banyak ya. Kami tak bisa mengandalkan produk impor, karena masing-masing punya tastenya,” tambah orang yang bertanggung jawab atas penjualan model Toyota di Tanah Air itu.
Kedua, Anton menjabarkan terkait keuntungan bagi merek yang melakukan lokalisasi produksi. “Peraturan produksinya seperti apa. Karena kami akan investasi, baik baterai dan model listrik barunya. Karena butuh persiapan, gak bisa instan,” jelasnya
Langkah ini tentu perlu diperhitungkan dengan matang. Sebagai produsen mobil terbesar di Indonesia, mereka tentu perlu mempertimbangkan investasinya dengan matang. Hal ini juga dijelaskannya belum ada pembicaraan yang lebih detil dengan prinsipal. Alasannya, menurut Anton sederhana, regulasi dari pemerintah yang belum ada.
“Intinya, Toyota sudah siap untuk mobil listrik. Dan tahun depan secara global Toyota punya 10 model mobil listrik. Begitu marketnya ready dan infrastruktunya siap, kami langsung memperkenalkan mobil listrik,” tutup Anton. (Van/Odi)
Baca Juga: Toyota Targetkan Penjualan 30 Ribu Unit Selama Mei 2019, Avanza Masih Jadi Andalan
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice