Audi e-tron GT Mendebut dengan Performa di Bawah Bayangan Porsche Taycan
Resmi sudah Audi memiliki kontestan sedan kencang di lansekap mobil listrik. Adalah Audi e-tron GT yang menjadi wakilnya sekaligus merupakan saudara sepupu dari Porsche Taycan. Berbagi satu platform elektris J1 rancangan Stuttgart, komposisi di balik tubuh boleh dibilang identik. Meski begitu, lain cerita ketika ia bicara soal performa.
Tak salah kalau menyebut e-tron GT punya organ dalam mirip Taycan. Aransemen velositas tercipta dari dua motor listrik yang tertanam di masing-masing poros roda. Lalu, sumber energi berasal dari paket baterai lithium-ion 93 kWh dan disokong sistem kelistrikan 800V. Yep, sistemnya mendukung pengisian ulang baterai supercepat seperti sang sepupu. Memungkinkan penambahan daya dari 5 ke 80 persen dalam tempo 23 menit saja.
Kencang dan penuh tenaga sudah pasti lantaran basis platform merupakan hasil pengembangan khusus mobil performa. Dalam versi standar e-tron GT, motor listrik di depan siapkan tenaga sekuat 238 PS sementara belakang mampu gelontorkan 435 PS. Dikombinasi, total output dicatatkan sebesar 476 PS. Bahkan masih dapat ditingkatkan sampai 530 PS lewat fungsi overboost selama 2,5 detik. Untuk urusan kekuatan dorongan awal juga tidak bisa diremehkan, mampu menendang torsi hingga 630 Nm.
Akan lebih memukau lagi di model buas RS e-tron GT. Perpaduan antara dua dinamo sekuat 238 PS dan 456 PS menyuguhkan total output kombinasi sampai 598 PS. Ketika overboost diaktifkan, sajian daya dicatat hingga sebesar 646 PS. Puntiran roda bahkan lebih sadis, menorehkan angka hingga 830 Nm.
Baca juga: Ini 5 Mobil Listrik yang Rencananya Meluncur Februari 2021 Ini
Fantastis bukan? Tapi tunggu dulu, dari catatan performa e-tron GT diketahui ia tidak bersebelahan dengan Taycan. Posisinya justru di balik bayangan, mengisi celah antara dua varian EV Porsche. Model standar seolah ditempatkan di antara eksistensi Taycan dan Taycan 4S sementara varian RS berada di antara Taycan 4S dan Taycan Turbo.
Setidaknya bisa dilihat dari kemampuan berlari tiap varian. Audi e-tron GT diklaim dapat menuntaskan akselerasi ke 100 kpj (62 mph) dalam tempo 4,1 detik. Digeber habis, napasnya dibatasi pada 244,6 kpj (152 mil per jam). Sementara itu, model kencang RS butuh waktu 3,3 detik saat berlari sprint ke 100 kpj dan kemudian kecepatan puncak ditentukan sampai 249,4 kpj (155 mil per jam).
Untuk menjadi gambaran, Taycan 4S mampu berakselerasi secepat 4 detik pas dan menempuh kecepatan puncak sampai 249,4 kpj. Taycan Turbo sendiri menorehkan prestasi 3,3 detik dan velositas tertinggi sampai 259,1 kpj (161 mil per jam). Jelas fakta ini membuktikan bahwa e-tron GT mengisi ruang antara varian Taycan. Di bawah bayang-bayang kalau boleh dibilang.
Lalu, semua itu ditegaskan pula oleh penetapan harga yang lebih rendah. Sedan listrik kencang kelahiran pabrik spesial di Neckarsulm, Jerman ini dibanderol mulai dari 79.900 Poundsterling untuk model standar dan RS diberi label 110.950 Poundsterling. Kalau dikonversi berarti masing-masing sekitar Rp 1,54 dan 2,15 miliar. Sebagai gambaran, Taycan 4S diberi label mulai dari 83.580 Poundsterling sementara Taycan Turbo 115.860 Poundsterling.
Memang tak perlu terlalu mempermasalahkan posisi performa Audi e-tron. Mungkin itu menjadi trik pemasaran mengingat kedua jemana itu berada di bawah satu payung Volkswagen Group. Pun menyoal performa tetap tidak dapat dipandang sebelah mata. Selain kencang, masih ada kemampuan lain tersisip di balik rancangan manis nan elegan e-tron GT.
Contoh menyoal suspensi, Audi memainkan komponen mutakhir yang dapat ditemukan juga pada Taycan. Mayoritas terbentuk dari material aluminium, mengusung komposisi double wishbone plus peredaman adaptif sebagai standar. Mejeng pula paket opsional atau bawaan versi RS adalah suspensi udara adaptif. Sistem three-chamber memungkinkan penurunan postur sejauh 22 mm atau ditinggikan sampai 20 mm dari posisi normal.
Baca juga: Audi Q2 Facelift Resmi Mendebut, Parasnya Semakin Sporty
Tak hanya itu, masih ada komponen lain demi suguhkan handling terbaik dan presisi. Misal pengunci diferensial roda belakang untuk mengoptimalkan traksi dan stabilitas. Di samping itu, ia turut menyiapkan kemampuan rear wheel steering agar lincah di kecepatan rendah dan tetap stabil di kecepatan tinggi. Masih mirip sang saudara meski diyakini terdapat penyesuaian karakter handling sesuai merek berlambang empat cincin tersebut.
Eksekusi Visual Khas Audi
Berbagi platform bukan berarti harus mengompromikan ciri khas. Memang kalau dilihat, siluet jendela terasa tak jauh berbeda dari Porsche. Kendati begitu, eksekusi Audi terlihat jauh lebih dramatis. Menciptakan diferensiasi besar lewat definisi otot dan lekuk tubuh tegas tanpa mengurangi sisi sensual. Sama sekali tidak buruk apalagi kalau dipandang dari samping – proporsi atap rendah dan sepatu gambot seakan membawa nuansa flamboyan sebuah mobil konsep.
Tanpa perlu meneliti terlalu lama, ciri Audi pasti dapat ditemukan. Salah satu sorotannya adalah grille Singleframe yang tetap dipajang meski tidak lagi memerankan fungsi rongga udara. Lantaran EV tidak bernapas seperti mobil konvensional, area itu menjadi tempat bersandar mayoritas sensor asisten berkendara. Pun masih diberi sentuhan aksen grafis honeycomb seolah berusaha menghormati tradisi dalam peralihan zaman.
Identitas Audi jelas tidak terlepas dari permainan lampu canggih. Dalam spek standar, pendar LED dengan DRL tiga dimensi plus pergerakan sein dinamis tentu tidak lengser. Apalagi ketika melirik model RS, jeroannya tersemat Matrix LED Headlight agar sinaran lampu jauh tidak menyilaukan pengemudi di lawan arah. Menambah terangnya sinaran, melekat pula Audi laser light.
Sofistikasi tidak hanya tampil di luar. Segala permainan dalam kabin mulai dari desain hingga fitur jelas menawan. Instrumentasi digital mejeng di balik tudung dan berbentuk tiga dimensional. Layar lain ditemukan pada center stack sebagai sarana hiburan. Tidak dibuat terlalu futuristis sampai minim tombol sebab masih dapat ditemukan mode pengoperasian tombol fisik di bawahnya. Semua ini meramaikan rancangan sporty setir flat bottom dan sport seat berikut sebaran material menggugah seperti alcantara dan trim serat karbon.
Asistensi aktif pintar sewajarnya tidak luput dari EV premium yang punya image futuristis. Bantuan aktif pra-celaka tak perlu dikhawatirkan lagi. Kemampuannya ditambah juga seperti adaptive cruise assist, intersection assist, dan surround view camera. Bahkan lebih hebat lagi, e-tron GT dapat parkir paralel atau seri tanpa perlu duduk di dalam mobil. Pengaturannya bisa terlaksana via aplikasi smartphone. (Krm/Tom)
Sumber: Newspress
Baca juga: Audi Indonesia Luncurkan A6 Anyar, Kian Atraktif dan Eksklusif
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice