Bikin Tampil Beda, Ini Pilihan Motor Mini yang Dijual di Indonesia
Pilihan sepeda motor di Indonesia semakin beragam. Konsumen pun bisa memilih kuda besi impian sesuai dengan budget. Tapi, jika Anda mau tampil beda dan bosan dengan tampilan motor begitu-begitu saja, tak ada salahnya menilik motor mini yang dijual oleh beberapa APM di Indonesia. Berikut pilihannya:
1. Honda Monkey
Astra Honda Motor mulai memasarkan Honda Monkey di GIIAS 2019. Motor mungil ini sebetulnya sudah eksis sejak 58 tahun lalu. Kini ia datang kembali dengan sentuhan modern, namun tetap mempertahankan gaya mungil dari generasi pertama. Menganut konsep Iconic-Fun Bike, diwujudkan dengan bodi kecil dan posisi riding nyaman. Lekuk tubuhnya pun simpel dan menarik.
Karena motor ini tergolong kerdil, semua orang dewasa sangat mudah menaikinya. Tapi untuk urusan mengendarai, tentu butuh waktu penyesuaian. Tercatat dimensinya cuma 1.710 x 755 x 1.029 mm (PxLxT). Tinggi tempat duduknya hanya 776 mm atau lebih tinggi sedikit dari Scoopy yang punya jarak 744 mm.
Walau tampangnya klasik, ia sudah menerapkan fitur modern. Terlihat di panelmeter yang bulat namun sudah full digital. Keseluruhan pencahayaan pun sudah mengaplikasi teknologi LED. Ornamen di bodi juga tidak terlalu mencolok, hanya warna pada tangki dibuat selaras dengan rangka, swing arm dan shock belakang. Selain itu, kesan legendaris juga makin kuat dengan menempelnya emblem logo Old Wing 3D di tiap sisi tangki. Tersedia tiga pilihan warna, kuning yang menjadi kelir favorit, dan hitam serta merah.
Jantung mekanisnya 125 cc SOHC silinder tunggal horizontal, berpendingin udara. Ditunjang dengan teknologi PGM-FI dan mampu menghasilkan tenaga maksimal 9,3 Hp di 7.000 rpm serta torsi sebesar 11 Nm pada 5.250 rpm. Cukup untuk penggunaan harian.
Selain tampilan klasik dan bentuk unik, banderol semahal Rp 69 juta OTR Jakarta, terbayar oleh fitur canggih. Suspensi depan pakai tipe upside down dan menggunakan ABS satu channel. Sistem pengereman terintegrasi dengan Inertial Measurement Unit (IMU), untuk mencegah ban belakang terangkat saat pengereman mendadak.
2. Kawasaki KSR Pro
Motor mungil dari Kawasaki ini memulai debutnya di Indonesia pada 2011. Kawasaki Motor Indonesia (KMI) membawanya langsung dari Thailand. Berjenis supermoto, tampak gagah dan unik sekaligus
Ukuran 1.725 x 740 x 1020 mm (PxLxT) beda tipis dengan Honda Monkey. Posisi riding nyaman pun tidak sulit didapat. Berkat pemakaian ban depan dan belakang diameter 12 inci, orang dewasa dengan tinggi 165 cm sangat mudah duduk di atasnya. Kaki bisa menapak sempurna. Tapi, ia termasuk motor ‘egois’, karena tidak tersedia footstep untuk pembonceng.
Bentuk imut, instrumen indikatornya juga dibuat minimalis. Panel indikator analog menampilkan informasi jarak tempuh, kecepatan dan tachometer. Tidak ada petunjuk atau indikator BBM, jadi harus sering-sering cek isi tangki. Tapi tak perlu khawatir, karena kapasitasnya cukup besar, 7,3 liter.
Untuk mendukung kenyamanan, ia ditopang suspensi teleskopik inverted (upside down) di depan, dan belakang pakai single shock. Tidak perlu khawatir saat masuk jalanan rusak, karena jarak ke tanahnya cukup tinggi, 225 mm. Sistem pengereman dilengkapi disc brake dengan kaliper lansiran Nissin roda depan dan belakang. Walau belum pakai ABS, pabrikan mengklaim sudah pas untuk mengurangi dan menghentikan putaran roda.
KSR Pro dipersenjatai mesin SOHC 2 katup dengan kapasitas 111 cc. Mampu menawarkan power maksimum 8,4 Hp di putaran mesin 8.000 rpm dan torsi 8,4 Nm pada kitiran 6.000 rpm. Kawasaki hanya menempatkan transmisi manual dengan 4 tingkat percepatan.
Hingga saat ini, unit KSR masih tersedia di seluruh jaringan resmi (Authorized Dealer) Kawasaki dengan banderol Rp 30,8 juta OTR Jadetabek. Sayangnya hanya ada satu varian warna, hijau saja.
3. Kawasaki Z125 Pro dan Z125 Pro SE
Merupakan model bermesin kecil dan paling mungil dari keluarga Z series. Kapasitasnya pun hanya 125 cc. Termasuk dalam golongan motor bergenre street fighter yang dimiliki Kawasaki. Ada dua tipe ditawarkan, Z125 Pro dan Z125 Pro SE. Identitas Special Edition, dituangkan sepenuhnya pada tampilan. Beda di warna, striping dan suspensi upside down berkelir emas. Harganya cuma terpaut Rp 700 ribu.
Dibanding KSR lebih pendek dan rendah. Tercatat 1.700 x 740 x 1.005 mm (PxLxT) dan jarak poros roda 1.175 mm. Dimensi kecil, membuatnya lincah dikendarai, menghadapi kemacetan pun tak perlu cemas. Tangki bahan bakar mampu diisi 7,4 liter.
Keduanya punya tampilan eksentrik sekaligus unik. Penempatan setang dirasa pas untuk memberikan kenyamanan saat berkendara jarak jauh. Sematan jok dibuat mengikuti alur desain yang meruncing. Bentuknya memanjang dan menyatu antara jok pengemudi dan penumpang. Desain telanjang dipadu dengan pengaplikasian roda 12 inci (depan-belakang). Lalu ditopang suspensi depan upside down (USD), knalpot under belly dan suspensi belakang monoshock sedikit rebah. Khas klan Z namun dibuat bonsai.
Spesifikasi identik, dengan mesin injeksi 125 cc yang mampu menyemburkan tenaga 9,2 Hp di 7.500 rpm serta dukungan torsi 9,5 Nm di 6.000 rpm. Motor ini pun layak jadi andalan mobilitas harian. Soal harga, Kawasaki Z125 Pro dilepas Rp 34,1 juta dan Spesial Edition dilego Rp 34,8 juta.
4. Benelli TNT 135
Benelli TNT 135 mendebut di ajang Jakarta Fair Kemayoran 2017. PT Benelli Motor Indonesia (BMI) memboyongnya untuk menyasar pasar streetfighter mini. Dengan kata lain, ia menjadi pesaing Z125 series dan mini moto KSR yang lebih dulu eksis.
Memiliki ukuran panjang 1.750 mm, lebar 755 mm, tinggi 1.025 mm, dan memiliki jarak sumbu roda 1.215 mm, cukup ideal digunakan orang dewasa maupun remaja. Tinggi jok dari permukaan tanah lebih tinggi dari para pesaingnya, yakni 780 mm. Soal desain, ia lebih menarik karena punya karateristik ala moge Eropa. Konsep bodinya mirip dengan salah satu produk dari MV Agusta. Berkat pemakaian rangka tralis yang terpampang jelas dengan knalpot dual barrel di bawah jok. Hanya saja ukurannya lebih kecil.
Kendati dalam keadaan mini, merek asal Italia tetap meraciknya dengan aura sporty. Lihat saja dari lampu depannya yang mirip abjad V nan tajam. Apalagi ditambah penggunaan lampu berteknologi LED. Tidak seperti lawan-lawannya, ia pakai model sepatbor mudguard. Penempatan itu lebih efektif untuk menangkal cipratan air ke atas kala hujan. Diferensiasi dengan rival juga bisa dilihat dari pemakaian jok model bertingkat. Boncengan tersedia untuk mengangkut penumpang.
Perkara kaki-kaki sudah cukup mumpuni. Depan menggunakan suspensi upside down, belakang pakai shock tunggal yang dapat diatur tingkat kekerasannya. Lebih praktis untuk pengendaraan nyaman dan stabil. Ukuran roda pun sama imut dengan yang lain, memakai pelek 12 inci.
Ini yang beda. Ia dibekali mesin tegak berkapasitas 135 cc. Di atas kertas, mengalahkan dua rivalnya yang masih mengusung mesin tidur 110 cc dan 125 cc. Sanggup menyemburkan power maksimal hingga 13 Hp di 9000 rpm dan torsi maksimum 10,8 Nm di kitiran 7000 rpm. Dipadukan dengan lima tingkat percepatan tipe Wet Clutch. Yang menarik, harga Rp 28,8 juta paling murah diantara motor mini lain.
Ukuran tubuh kecil memang cocok untuk penggunaan dalam kota. Apalagi bagi yang ingin tampil beda, pastinya sangat mengundang perhatian rider lain. Menurut Anda, manakah yang layak dipinang? (Bgx/Odi)
Baca Juga: Mencari Maxi Yamaha yang Paling Pas Diajak Touring, dari Lexi sampai TMax DX
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature