Bagi Penyuka Motor Retro, Pilih Kawasaki W175 Cafe atau Yamaha XSR 155?
Beberapa pabrikan motor saat ini banyak menawarkan produk bergaya retro. Memiliki desain tak lekang zaman menjadi salah satu alasan konsumen memilihnya. Sebut saja seperti Kawasaki dengan W175 Cafe dan Yamaha punya XSR 155. Mereka punya modal bertampang klasik. Bila Anda bingung menentukan pilihan antara keduanya, simak dulu artikel ini.
Desain
Kawasaki W175 Cafe pertama kali dirilis pada Januari 2019. Ia merupakan varian cafe racer dari W175 series. Sebetulnya bukan murni café racer, tapi setidaknya sudah mendekati. Ragam aksesori bawaan cukup mengidentitaskan jati diri.
Bagian fasad ada lampu bulat berhiaskan topi berbahan plat, menyesuaikan warna tangki. Kaca spion juga dibuat bundar. Tangki pakai model tear drop. Bagian belakangnya diberikan knee pad buat menjaga identitas klasik. Ada pula emblem W175 series serta striping bergaya chequered flag. Meski bertemakan cafe, setangnya belum mengadopsi under york atau setang jepit.
Wujud jok dibuat panjang dan tebal. Pakai motif tuck and roll dan punya konsep two tone (coklat hitam). Bisa diduduki dua orang. Fungsionalitas tetap terjaga dengan baik. Buntutnya sengaja dipahat membentuk kurva, supaya sesuai tema café.
Panel samping terdapat grafis dengan tema serupa tangki. Serta label 175 terpampang jelas. Khusus varian café, spakbor belakang memakai extender. Terdapat sambungan plastik, untuk dijadikan bracket plat nomor. Menariknya ini bisa dilepas pasang, dengan membuka kuncian baut. Tentu saja, aura balap lebih terpancar. Lalu muffler memakai pelindung panas dengan finishing kromium.
Ulir shock ganda gunakan warna kuning cerah. Sementara tabung suspensi depan diberikan cover warna hitam. Kedua rodanya menggunakan pelek jari-jari. Cat yang ditawarkan ada dua opsi, Gray dan White.
Sementara Yamaha XSR 155 memiliki desain bertemakan Sport Heritage XSR series. Nuansa klasik begitu tampak jelas dari setiap sisi eksteriornya. Dirancang dengan struktur bodi bergaya klasik, namun direfleksi dalam konsep lebih modern.
Bagian depannya membawa lampu khas motor retro, berbentuk bulat. Terdapat logo XSR di bagian tengah lampu. Menggunakan stang model fatbar. Tangki bahan bakarnya dirancang sedikit membulat, dan ada lekukan tegas di bagian ujungnya. Persis naked bike bergaya klasik. Terdapat logo 3D Yamaha. Bagian bawah mesin dipasangkan undercowl. Bentuknya mengotak dan warnanya hitam. Jadi terlihat padat.
Joknya bergaya Heritage, sejajar lurus ke belakang. Membuat nyaman pengendara maupun penumpang. Adopsi model tuck and roll dengan garis-garis tegas. Terdapat bracket di samping jok dengan aksen lingkaran, menjadi ciri khas XSR series. Stop lamp berbentuk bulat. Dibuat secara unik dan minimalis. Posisinya di ujung jok dengan menempel di bagian bodi belakang. Knalpotnya besar, selaras dengan bodinya.
Lalu, di bawah tangki terpampang jelas struktur tulang rangkanya. Mengusung rangka Delta Box yang dikenal sangat kuat. Cocok digunakan untuk menopang blok mesin, sehingga memberikan kesan tangguh dan berotot. Sesuai konsep, tidak ada air shroud yang mengisi di bawah tangki bagian depan. Hanya ada aksen kotak di ujung rangka dekat segitiga, agar tidak terlalu kosong.
Rancang Bangun
W175 Cafe mengusung rangka jenis semi double cradle. Rancang bangun berukuran total 1.940 x 765 x 1.045 mm (PxLxT). Wheelbase tercatat 1.275 mm dengan ground clearance 165 mm. Tinggi jok hanya 775 mm dan bobot 126 Kg, cocok untuk postur tubuh orang Indonesia. Sementara tangkinya dapat menampung bahan bakar sebanyak 13,5 liter.
Untuk peredam kejut, pakai tipe teleskopik di depan dan suspensi ganda belakang dengan setelan preload. Sementara sistem pengereman depan jenis cakram berdimensi 220 mm yang dijepit kaliper 2 piston, dan belakang masih mengandalkan tromol. Keduanya berada di tengah pelek 17 inci, masing-masing dibalut ban 80/100 dan 100/90.
Lawannya punya ukuran lebih besar. Memiliki panjang 2.000 mm, lebar 805 mm, dan tinggi 1.080 mm. Sumbu rodanya 1.330 mm, dan memiliki ground clearance 170 mm. Tinggi tempat duduk 810 mm, tergolong cukup tinggi buat masyarakat Indonesia.
Kaki-kakinya nampak kekar. Suspensi depan pakai upside down, dan swing arm model banana dengan single shock. Mengusung pelek racing berdiameter 17 inci, baik depan maupun belakang. Kedua rodanya dibalut ban tipe tubeless dual purpose, memiliki ukuran 110/70 depan dan 140/70 belakang. Rem depannya cakram yang dijepit dengan kaliper 2 piston. Belakang juga sudah cakram, namun dikawal kaliper 1 piston.
Baca Juga: Rivalitas Skutik 125 cc Andalan Tiga Pabrikan Jepang, Mana Layak Dipilih?
Performa
Bekal jantung pacu tidak ada beda dengan model W715 lainnya. Menggendong mesin 1-silinder berkapasitas 177 cc SOHC, pakai pendingin udara dan transmisi manual 5 percepatan. Motor dengan pengabutan bahan bakar karburator (belum injeksi) dapat menghasilkan tenaga sebesar 13 Hp di 7.500 rpm serta mempunyai torsi sebesar 13,2 Nm di kitiran 6.000 rpm.
XSR 155 punya spesifikasi mesin lebih besar. Jantung pacunya 155 cc, silinder tunggal, SOHC dan berpendingin cairan. Sesuai data pabrikan, motor ini mampu mengail tenaga maksimal 19 hp di 10.000 rpm dan torsi 14,6 Nm di putaran mesin 8.500 rpm. Perbandingan kompresinya 11,6:1, serta bore x stroke di angka 58 x 58,7 mm. Untuk transmisinya jelas menggunakan manual 6 percepatan.
Fitur
Buat mempertegas image cafe style, diberikan meter visor yang senada dengan warna body. Sepatbor belakang panjang dan bisa dicopot. Lalu sesuai dengan tema klasik, panel instrumen masih analog tanpa indikator bahan bakar. Sistem pencahayaan juga belum berteknologi LED.
Lawannya meski berdandan klasik, ia punya fitur yang mengikuti tren sekarang. Spidometernya memang dibungkus dengan cover bundar ala motor jadul, tapi berbagai informasi mengenai motor tersaji dalam bentuk layar full digital. Isinya lengkap, ada spidometer, takometer model bar graph, odometer, trip meter, fuel meter dan indikator posisi gigi. Semua tersaji dalam satu panel, begitu kompak dan informatif. Sehingga, membuat pengendara lebih mudah dalam memahami kondisi motor saat dikendarai.
Dilengkapi dengan multi reflektor, serta lampu Daytime Running Light atau DRL yang berbentuk setengah lingkaran. Lampu utamanya sudah dibekali teknologi LED.
Simpulan
Dari segi harga memang selisihnya lumayan, yakni Rp1,8 jutaan. Kawasaki W175 Cafe dibanderol Rp35,9 juta, sementara Yamaha XSR155 dijual Rp37,775 juta OTR DKI Jakarta. Buat unit dari Geng Hijau ditawarkan dua opsi warna, Grey dan White. Sementara model klasik Yamaha tersedia Metallic Red Authentic, Light Blue Wanderlust, Metallic Black Elegance, dan Matte Silver Premium.
Buat penyuka roda dua berpenampilan klasik, Kawasaki W175 Cafe bisa jadi pilihan menarik. Dirinya juga banyak dicari bagi pecinta motor custom, lantaran masih karburator. Aktivitas modifikasi jadi lebih gampang dan karakter retronya lebih dapat.
Sementara buat Anda yang menginginkan kuda besi berdesain retro dengan fitur modern serta power besar, XSR 155 adalah jawabannya. Meski begitu, keduanya dapat digunakan buat beraktivitas sehari-hari, lantaran masing-masing mempunyai kelengkapan cukup mumpuni. Sekarang tergantung pilihan Anda. Bisa sesuaikan dengan budget atau ingin tampil beda di jalan raya. (BGX/ODI)
Baca Juga: Komparasi Motor Ayago Honda Sonic 150R Vs Suzuki Satria F150, Mana Lebih Unggul?
Komparasi Kawasaki W175TR vs Yamaha XSR 155
Model Motor Kawasaki
Promo Kawasaki W175TR, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Kawasaki W175TR Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
177
|
250
|
177
|
197
|
197
|
Tenaga Maksimal
12.82
|
17
|
12.82
|
12.7
|
12.7
|
Kategori
Cafe Racer
|
Cruiser
|
Cafe Racer
|
Cruiser
|
Cruiser
|
Opsi start
Electric
|
Electric
|
Electric
|
Kick & Electric
|
Kick & Electric
|
Rem Depan
Disc
|
Disc
|
Disc
|
Disc
|
Disc
|
|
Tren Cruiser
- Terbaru
- Populer
Artikel Motor Kawasaki W175TR dari Zigwheels
- Motovaganza
Bandingkan
You can add 3 variants maximum*- Merek
- Model
- Varian