Tata Motors Berbagi Kisah Sukses
Tidak mudah untuk sebuah merek baru di bidang otomotif, untuk masuk dan bertahan di pasar Indonesia. Hal yang sama berlaku untuk Tata Motors asal India. Mereka sempat memasarkan kendaraan penumpang dan komersial di Indonesia, dengan percaya diri. Namun pasar Indonesia yang seolah hanya percaya pada merek yang itu-itu saja, membuat mereka sulit untuk berbicara banyak, meski mereka memiliki misi untuk menjadikan Indonesia sebagai pasar terbesar kedua setelah India.
Di bawah kepemimpinan Biswadev Sengupta, mereka hadir dengan deretan mobil penumpang seperti Tata Aria, Safari Storme, dan city car Vista. Namun penerimaan pasar Indonesia terhadap mobil-mobil tersebut tidak begitu baik, meski kami harus akui, Tata Aria, crossover MPV-SUV dengan kapasitas tujuh penumpang, adalah salah satu kendaraan MPV terbaik yang pernah kami coba.
Tata Motors Distribusi Indonesia pun ‘banting setir’ mereka melihat sektor komersial justru terlihat lebih menjanjikan. Dan langkah mereka yang tidak biasa pun dilakukan: kurangi jualan mobil penumpang, dan genjot kendaraan komersial. Hasilnya? Kami harus angkat topi untuk tim Biswadev. Mereka sukses menjual lebih dari 3.000 unit kendaraan komersial, hanya dalam waktu 2,5 tahun saja, dengan jaringan dealer yang terus bertambah. Jarang ada merek mobil yang sanggup melakukan hal itu.
Penasaran, kami pun bertandang ke booth Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) menjelang penutupan GIIAS 2016, dimana mereka membawa 18 unit kendaraan tipe komersial. “Kami bawa sedemikian banyak karena kebutuhan orang Indonesia (akan kendaraan komersial) berbeda-beda. Yang usahanya minuman kemasan, pasti berbeda dengan pengusaha furniture,” kata Biswadev. “Karena itu kami bawa beragam kendaraan untuk menunjukan apa yang kami punya.” Itupun belum semua, karena masih ada beberapa yang tidak mereka bawa.
Di Booth Tata memang ada banyak kendaraan dipajang. Mulai dari ambulans, kendaraan double cabin Tata Xenon yang diluncurkan saat pembukaan GIIAS 2016 lalu, hingga truk berukuran besar. Sebagaian besar pengerjaan karoserinya dilakukan oleh perusahaan Indonesia. Salah satu kebanggaan Biswadev adalah Tata Ultra yang ia klaim inovatif. “Light truck di Indonesia, biasanya memiliki ukuran hanya 4 meter. Ultra punya varian yang 6 meter,” katanya.
Pernyataan itu menimbulkan pertanyaan lain, bukankah truk-truk ini bisa dimodifikasi dengan memanjangkan chassis? “Memodifikasi chassis seperti itu tidak baik untuk truk karena memendekan umur operasionalnya. Sedangkan Ultra, sudah dari awal didesain untuk memiliki ruang angkutan yang lebih besar,” bangga Biswadev.
Ia lantas menunjukkan bahwa Tata tidak mau menjual secara sembarangan, ”Kalau mereka (manajemen di India) bilang ‘hey kamu jual mobil ini di sana’ kami tidak bisa jual begitu saja. Harus diuji dulu dengan seksama dan disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.” Itulah kenapa baik Xenon maupun Ultra telah menjalani pengujian puluhan ribu kilometer, sebelum muncul di GIIAS 2016, dan mulai dipasarkan.
Selepas dipasarkan, tentunya bagian paling krusial adalah mempertahankan kepercayaan konsumen. Dan Tata punya kunci sendiri untuk hal ini. Mereka sampai berani menjamin suku cadang akan sampai di tangan yang memerlukan dalam waktu 24 jam. Kalau tidak? Suku cadang itu gratis.
Perbincangan pun pindah ke soal perekonomian di Indonesia, dimana kendaraan komersial seperti truk adalah salah satu pendorong kemajuan ekonomi. Tata yang masih terlalu muda di Indonesia, harus berhadapan dengan persaingan ketat, plus laju ekonomi yang ternyata tidak terlalu cepat.
Namun optimisme masih ia pegang, “Ekonomi Indonesia masih positif perkembangannya. Memang dimanapun pasti ada pergerakan (ekonomi) yang naik dan turun, tapi kalau dilihat secara keseluruhan, trend-nya positif. Kami sebagai pengusaha tentunya berharap pergerakan ekonomi selalu postif dan bisa bergerak lebih cepat, dan Tata optimis bahwa ekonomi akan berjalan dengan lebih baik lagi.”
Pasar komersial Tata memang besar di luar Jakarta. Tulungagung, hingga saat ini masih menjadi pasar terbesar dengan Tata Ace sebagai ujung tombaknya. Strategi luar Jakarta ini memang menjadi andalan Tata saat ini, terutama untuk menggaet konsumen dari sektor komersial. Dan terbukti, dengan menggenjot pasar di daerah, Tata mendulang sukses.
Tentunya kita berharap dengan semakin banyaknya pemain baru seperti Tata, pasar mobil di Indonesia berkembang ke arah yang lebih baik. Makin banyak 'pemain', konsumen semakin diuntungkan dengan tawaran-tawaran yang sesuai keinginannya, dan kompetisi di pasar otomotif akan semakin menarik.
Namun tantangannya juga tidak bisa dibilang mudah. Pertanyaan berikutnya adalah, kemampuan mereka untuk bertahan dari berbagai faktor eksternal seperti pergerakan ekonomi.
Baca Juga: Tata Motors main di segmen baru
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice