IIMS 2017: Sebelum Beli All New Kia Rio, Baca Ini Dulu
Selalu menarik melihat sepak terjang Kia di Indonesia. Memang, belakangan ini mereka sepertinya tidak berbicara banyak dalam hal penjualan. Toh Kia terus bertahan di antara gempuran merek-merek Jepang. Nah, sebelum masuk ke pembahasan Kia Rio, kami ingin mengajak Anda sedikit bernostalgia.
Kalau Anda ingat, merek ini pertama masuk ke Indonesia dengan nama Timor dan digadang sebagai mobil murah untuk Indonesia. Sepak terjangnya terbilang sukses meski dibayang-bayangi (konon) hal-hal berbau nepotisme ‘keluarga Cendana’. Terlepas benar atau tidak, Timor S515 yang berbasis Kia Sephia laris diboyong. Bahkan Kia sampai mengizinkan Timor untuk melakukan pengembangan produk.
Proyek ini ikut kandas seiring runtuhnya rezim Orde Baru. Pabrikan Korea Selatan itu, kemudian muncul dengan nama aslinya. Lewat produk yang lebih berani, MPV besar berkapasitas tujuh penumpang, Kia Karnival. Mobil ini cukup inovatif dengan mesin pilihan mesin bensin ataupun diesel V6, plus pintu geser.
Sukses beberapa saat, Kia kemudian ‘drop’ lagi. Carnival tidak lagi dilirik dan mereka bergeser jualan sedan serta hatchback Rio. Mobil yang murah menjadikan mereka cukup bertaji, meski tidak bisa dibilang sukses. Perusahaan taksi akhirnya menjadi pelanggan terbesar mereka.
Semuanya kemudian berubah saat Peter Schreyer masuk ke Kia, yang mengubah bahasa desain yang ‘Korea banget’ jadi lebih Eropa. Dan orang Indonesia rupanya suka hal ini. Terbukti, SUV Kia Sportage laris manis begitu diluncurkan di sekitar 2010 akhir. Grill tiger nose, desain yang modern, fitur lumayan dan tentunya harga terjangkau adalah senjata utama melawan Honda CR-V.
Kemudian muncullah hatchback Rio generasi ketiga yang bentuknya berbeda total, pada 2012. Kalangan jurnalis dan masyarakat awam terpukau dengan desainnya, sekaligus merasa tidak yakin mobil ini bisa kompetitif melawan Honda Jazz, Toyota Yaris yang begitu perkasa di pasaran. Nyatanya, Kia Rio masuk di saat yang tepat. Pasar masih perlu hatchback, tapi mulai bosan dengan pilihan yang ada. Atau kalaupun ada pilihan lain, harganya terlalu mahal (Ford Fiesta, Mazda2).
Belum lagi Kia Motor Indonesia membanderolnya dengan harga yang aduhai, juga garansi hingga 5 tahun. Langkah berani inilah yang membuat Kia Rio begitu booming. Bahkan saya pun kepincut dan pernah memiliki mobil ini.
Kini, di IIMS 2017 Rio hadir lagi dengan bentuk baru. Desainnya kini terlihat tegas dan elegan ketimbang dinamis dan manis seperti sebelumnya, sesuai trend masa kini. Mobil ini didesain oleh tim Kia di California dan Jerman, dengan ciri khasnya yang melekat. Tentu saja diharapkan bisa mengulang kesuksesan generasi sebelumnya.
Namun kompetisi di kelas hatchback Segment B (Honda Jazz, Toyota Yaris, Mazda2) cukup ketat. Belum lagi pasar kini lebih melirik segmen crossover yang utilitasnya lebih tinggi.
Ada Yang Kurang?
Jujur, mobil ini memang terlihat keren. Namun kami merasa ada sesuatu yang kurang dari soal desain. Kurang drastis lebih tepatnya. Kalau Anda melihat perubahan dari generasi kedua ke generasi ketiga yang sukses itu, maka Anda akan dapat merasakannya. Tapi tentu saja itu hanya soal selera. Toh perubahan ini cukup ditunggu karena generasi ketiga sudah mulai kehilangan kekuatan kompetitifnya di pasaran.
Di balik bonnetnya masih tersimpan mesin berkapasitas 1,4 liter. Di jajaran mesin buatan grup Hyundai-Kia, jantung mekanis ini dinamai Kappa, yang artinya ini adalah hal baru untuk Kia Rio karena sebelumnya menggunakan mesin dari keluarga Gamma.
Sedikit informasi teknis, tenaga Rio baru justru turun sekitar 7 ps dari yang lama (107 vs 100 ps). Demikian juga dengan torsinya yang turun dari 135,4 Nm menjadi 133,3 Nm. Namun perlu diketahui, torsi dan tenaga puncak ini dicapai lebih cepat dibanding sebelumnya. Tenaga 100 ps pada Rio baru diraih pada 6.000 rpm (vs 6.300 rpm di Rio lama). Sedang torsi maksimum kini diraih pada 4.000 rpm, pada Rio sebelumnya terjadi di 4.200 rpm.
Apa artinya? Anda akan mendapatkan mobil yang lebih lincah karena respons mesin yang lebih instan dan kekuatan puncaknya lebih cepat diraih.
Kelebihan lainnya dari mesin ini adalah kruk as yang tidak ‘center’. Kenapa ini adalah kelebihan? Penjelasan perinci teknisnya sangat panjang. Yang jelas dengan kruk as yang sedikit miring, piston mesin lebih awet, bensin irit dan juga minim kebisingan serta getaran. Saya pernah membuktikannya pada Rio generasi sebelum ini, yang mesinnya juga menganut kruk as tidak center.
Interior
Nah ini. Kekurangan mobil Korea pasti kualitas material yang digunakan terasa pas-pasan. Tidak lebih kadang kurang. Hal ini ditambah lagi dengan head unit All New Rio yang biasa saja, meski menurut situs resmi Kia, head unit ini bisa memutarkan beragam format audio. Termasuk melakukan koneksi bluetooth.
Kenapa tampilannya sangat sederhana? Masih menurut Kia, dengan tampilan sederhana ini, pengemudi bisa mudah mengerti dan mengoperasikan fitur hiburan, tanpa terlalu lama perhatiannya teralihkan dari jalanan. Masuk akal. Namun berdasarkan pengalaman, Anda biasanya ditawari opsi untuk head unit layar sentuh oleh dealer. Kami sarankan ambil opsi semacam itu kalau memang ada.
Harus diakui, desain minimalis yang dianut dashboard Rio memiliki daya tarik sendiri. Tombol-tombol ditata sedemikian rupa agar mudah dimengerti. Tapi kami sangat menyayangkan kenapa pengaturan AC masih manual.
Di lingkar kemudi yang memiliki desain baru, Anda bisa menemukan tombol pengaturan audio, sehingga pengemudi tidak perlu memindahkan tangan saat hendak mengatur fitur hiburan.
Satu hal yang paling menonjol, adanya sunroof. Untuk mobil seharga Rp 250 juta (manual, Rp 265 juta untuk AT), ini sebuah kejutan yang menyenangkan. Saat ini, Kia Rio adalah mobil termurah yang dilengkapi sunroof. Kami angkat jempol untuk inovasi ini.
Bagasi? Anda tidak bisa menyamakannya dengan Honda Jazz, yang memiliki pengaturan kursi yang brilian. Betul, sandaran bangku belakang bisa dilipat untuk menambah kapasitas penyimpanan dengan mudah. Tapi sayang, tidak terlipat rata dengan lantai.
Layak Dimiliki?
Pasti. Rio berbagi basis dengan Hyundai i20. Dan kami merasa puas dengan mobil ini. Apalagi dengan harga yang kompetitif, Kia Rio teranyar seolah memberikan warna baru pada kelas hatchback B-Segment, meski kelas ini mulai tergerus crossover.
Kia Rio generasi keempat cukup menjanjikan, apalagi ada garansi 5 tahun. Sebagai gambaran seberapa menyenangkannya garansi ini, saya pernah mengklaim setir yang mengalami gangguan pada electronic power steering. Tanpa banyak omong, bengkel resmi Kia langsung bilang, “kita ganti aja, pak.”
Nah, Sekarang terserah selera Anda. Yang jelas kami merasa Kia memuaskan, masuk jajaran yang kami rekomendasikan.
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Kia
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Kia Rio Terbaru di Oto
Tren Hatchback
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Kia Rio dari Carvaganza
Artikel Mobil Kia Rio dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice