Rekomendasi Lengkap Ragam SUV/Crossover 2020 yang Layak Dipinang, Pilih Siapa?
Semakin hari, lanskap kendaraan roda empat di Tanah Air kian sesak dengan model SUV/crossover. Pilihannya bejibun, mau dari crossover mungil sampai merek premium ada kontestannya. Dapat dipinang sesuai anggaran dan kebutuhan. Jangan sampai bingung memilih, rekomendasi berikut ini mungkin bisa membantu.
Tiga Baris, Relatif Terjangkau, Keselamatan Tingkat Tinggi
Anggaran tidak sampai Rp 300 juta tapi membutuhkan SUV tiga baris. Atau, minimal bergaya maskulin dan agak jangkung. Bisa menjadi dilema lantaran lumayan banyak suguhan dari jenama arus utama. Dikotakkan sebagai LSUV. Ada Suzuki XL7, Duo Daihatsu Terios dan Toyota Rush, Mitsubishi Xpander Cross, Honda BR-V, dan pemain lain dengan harga relatif murah.
Dari sekian banyak pilihan, Toyota Rush mungkin paling cocok dan masuk akal bagi banyak orang. Relatif terjangkau, dibanderol mulai dari Rp 255,2 – 276,6 juta. Memang bukan produk tercanggih, mutakhir, atau bertenaga besar di kelasnya. Cenderung sederhana dan terkesan usang. Misal memanfaatkan mesin 2NR-VE 1.500 cc dari Avanza/Xenia dengan output moderat sebesar 104 PS/136 Nm.
Fitur pun terdengar biasa saja. Top-top nya dapat penerangan LED, smart entry, dan AC otomatis di varian atas. Sementara itu, sistem audio touchscreen sudah dibekali konektivitas eksternal Bluetooth, Aux, USB, dan Weblink yang tidak semulus Android Auto atau Apple CarPlay. Namun di situ letak keistimewaan Rush. Dari sudut pandang lain, kesederhanaan dapat diartikan sebagai peningkatan reliabilitas. Potensi barang rusak semakin sedikit, dan tentunya ia membawa reputasi tangguh Toyota.
Baca juga: Pilihan Crossover Murah dengan Segudang Fitur, Ambil Kia Sonet Premiere atau MG ZS Ignite?
Selain itu, hal mendasar kendaraan keluarga dipenuhi dengan baik: keselamatan penumpang. Ya, mobil keluarga tentu harus aman. Airbag enam titik siap meredam kerasnya hantaman kala terjadi kecelakaan. Dua di depan, dua di samping bangku depan dan sisanya mengembang penuh menutup area jendela samping. Ditambah lagi sokongan Vehicle Stability Control (VSC) sebagai perlengkapan standar. Bantu menghindari risiko kecelakaan tunggal yang merembet akibat selip. Ada Hill-Start Assist pula (HAS) sebagai asisten di tanjakan.
Fitur SUV Kelas Kakap dalam Paket Tubuh Kompak
Coba bayangkan fitur dalam SUV mewah. Komponen seperti Smart Entry dan Automatic Climate Control tampaknya tak perlu ditanya. Bahkan kalau bisa melebihi ekspektasi. Misal ventilated seat hingga sokongan gawai secara nirkabel baik itu untuk koneksi ke sarana hiburan atau pengisian daya. Pasti ingin juga dimanja oleh perangkat audio ternama.
Well, tak perlu berkhayal lagi jika mendambakan ‘mainan’ yang biasanya eksklusif untuk mobil mewah. Kini dapat dinikmati dengan tebusan tak sampai Rp 300 juta. Adalah Kia Sonet, menetapkan standar tinggi dalam pertarungan crossover mungil, terutama soal kelengkapan. Sila lirik spesifikasi varian termahal, Premiere, seharga Rp 289 juta.
Penerangan LED, Smart Entry, hingga gimik starter mobil dari luar ia miliki. Lebih impresif lagi kala masuk kabin. Sistem infotainment touchscreen bertengger di atas dasbor berisi kemampuan Android Auto dan Apple CarPlay tanpa perlu hubungan kabel. Juga tersemat wireless charging dock di konsol tengah. Telinga lantas dimanja oleh sound system 7 speaker dari Bose. Menarik bukan? Semua itu ditemani perangkat AC otomatis dan bangku berventilasi. Belum lagi tertanam fungsi cruise control. Jauh melebihi ekspektasi sebuah crossover mungil.
Fitur kelas atas tadi berada dalam bungkusan SUV mungil. Lebih kecil dari Honda HR-V, mencatatkan pengukuran 4.120 x 1.790 x 1.615 mm (PxLxT) di atas wheelbase 2.500 mm. Di balik bonnet tertanam enjin 1.500 cc naturally aspirated, menghasilkan tenaga 115 PS bersama torsi 144 Nm. Dorongan kuat dihasilkan sinergi transmisi Intelligent Variable Transmission (IVT) racikan Hyundai Group.
Kejutan dari Pemain Baru
Andai mengincar medium SUV boleh jadi langsung terbersit pemain lama seperti Honda CR-V atau Nissan X-Trail. Namun, ada satu merek baru yang layak dipertimbangkan yakni MG HS. Memang sebuah pemain yang benar-benar baru dan sedang mengembangkan jaringan pelayanan. Kendati begitu, secara produk dan harga, HS sangat kompetitif dan memberikan nilai lebih.
Tak perlu lihat varian bawah, trim termahal saja lebih terjangkau ketimbang CR-V atau X-Trail termurah. Tepatnya Rp 429,8 juta untuk model Ignite. Yep, banderolnya murah dan merupakan merek Inggris bawahan grup otomotif asal Cina, SAIC Motor. Wajar bila dipandang sebelah mata, tapi apa salahnya mencoba? Harus diakui, sulit untuk menyebutnya sebagai barang inferior sebab membawa kualitas solid dan fitur seabrek.
Baca juga: Punya 6 Varian, Ini Detail Spesifikasi dan Pembeda Varian Kia Sonet
Ia menawarkan nilai lebih di segi fitur untuk nominal tebusannya. Segala peranti varian termahal dibawa misal panoramic sunroof, head unit berisi kemampuan konektivitas smartphone, seleksi mode berkendara, electric seat, sampai AC otomatis. Perintilan bantuan penggunaan juga dimiliki. Sebut saja power tailgate, cruise control, sakelar lampu dan wiper otomatis, hingga kemampuan seperti deteksi blind spot dan Rear Cross Traffic Alert dari head unit. Sangat memikat.
Jantung mekanis pun tidak dapat dianggap remeh. Tentu bukan mesin terkuat di kelasnya, hanya saja masih mumpuni dan cukup menyenangkan untuk dibawa wara-wiri di dalam dan luar kota. Memanfaatkan mesin 1.500 cc turbo sekuat 162 PS/250 Nm dipadu transmisi DCT nan renyah – halus sekaligus cekatan. Berkendara pun semakin tenang dengan bekal perlindungan airbag enam titik serta kontrol stabilitas elektronik.
Fitur seabrek itu baru bisa didapat dari mobil sekelas seharga Rp 500 jutaan. Ambil contoh kelengkapan CR-V Turbo dan bahkan beberapa eksklusif di model Prestige. Namun ada beberapa poin perlu dipertimbangkan ulang, misal akomodasi maksimum untuk lima penumpang. Juga keberlangsungan hidup merek masih harus diuji oleh waktu.
Ladder Frame nan Tangguh
Persaingan antara Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport lumayan ketat dalam segmen SUV ladder frame. Keduanya boleh dibilang dapat dipilih atas bermacam dasar pertimbangan. Baik itu mencari nilai ketangguhan, ruang lega, sampai ekstremnya menegaskan status sosial. Tebusannya tidak fantastis namun terasosiasi sebagai mobil pejabat. Bongsor dan gagah pula, mungkin itu mengapa sebagian kedapatan bersikap arogan di jalanan.
Terlepas dari image buruk akibat berada di tangan yang salah, baik Fortuner atau Pajero Sport cukup memikat. Berpostur jangkung, kabin lapang, dan fitur komplet menyesuaikan ekspektasi dari harga. Untuk pilihannya dapat disesuaikan bujet dan preferensi masing-masing. Kendati begitu, terkait gudang persenjataan, Mitsubishi Pajero Sport tampil cemerlang. Ada opsi ekstra kalau tidak perlu 4x2 namun mengidamkan sokongan perjalanan setara model 4x4 varian atas.
Varian Dakar Ultimate 4x2 atau Dakar 4x4 seakan membuat revisi facelift Fortuner terdengar bak gimik belaka. Oke, Toyota sematkan fitur baru berupa Blind Spot Detection, Lane Departure Warning, Moving Object Detection, dan Headway Monitoring Warning di Head Unit. Tak ketinggalan Wireless Charger, semua mejeng di model TRD 4x2 dan VRZ 4x4. Urusan kemampuan ini pun setidaknya sebagian sudah hadir di dua varian tertinggi Pajero Sport. Sebut saja Blind Spot Warning dan Multi Around View Monitor (Dakar 4x4).
Mungkin tidak terlihat sekomprehensif Toyota. Tunggu dulu, sokongan berkendara harus diakui lebih fungsional ketimbang sebatas kamera atau radar pemantau. Bagaimana tidak, di Dakar Ultimate 4x2 saja sudah menganut bantuan rem otomatis Forward Collision Mitigation (FCM). Bersamaan dengan itu, melekat pula cruise control adaptif. Berfungsi menyesuaikan laju kendaraan secara otomatis mengikuti laju kendaraan di hadapan pada kecepatan tertentu. Terlebih lagi airbag 7 titik eksis di versi terlengkap 4x2. Memang ada harganya, model 4x2 Dakar peminum solar lebih mahal dari varian TRD 4x2 Diesel Toyota. Mitsubishi pasang label Rp 593,5 juta dan Toyota sendiri Rp 568 juta. Tentu selisihnya terbayarkan fitur ekstra tadi dan tidak mubazir.
Opsi Menarik dari Merek Premium Eropa
Di dalam permainan kasta premium, BMW dan Mercedes-Benz boleh jadi mendominasi pasar. Seleksinya komplet dari crossover sekelas X1 atau GLA hingga flagship X7 dan ekuivalennya, GLS. Di antara semua itu, ada satu model yang datang tahun ini dan sontak menarik perhatian. Tak sampai Rp 1 miliar, dapat SUV premium 3 baris. Tepatnya Rp 829 juta (Off the Road) untuk GLB 200 Progressive Line.
GLB cukup menarik lantaran dalam sejarahnya, Mercedes-Benz jarang memaksimalkan kapasitas angkut penumpang hingga baris terakhir. Pun kalau ada harganya selangit. Di titik harganya, seolah tidak ada lawan sepantar keluar dari sebuah merek premium. Ada alternatif yang lebih murah seperti VW Tiguan Allspace, tapi tidak dapat disetarakan juga.
Tubuh kompak GLB dibangun dari basis platform penggerak roda depan New Generation Compact Cars (NGCC). Serupa anggota bertubuh mungil sekelas A-Class, B-Class, CLA, dan GLA. Sebuah langkah monoton untuk mengembangkan jajaran produk, memang. Tak masalah juga, toh setidaknya kebagian fitur dan teknologi mutakhir. Di antaranya sistem infotainment pintar MBUX, bermacam kontrol elektris, dan sistem keselamatan komplet – meliputi peringatan blind spot hingga sokongan rem otomatis.
Urusan dapur pacu, ia memanfaatkan unit serupa keluarga mobil berukuran kompak dengan nomenklatur 200. Merupakan enjin empat silinder turbo berkapasitas 1.332 cc, dikawin transmisi otomatis 7G-DCT. Tercatat ekstraksi tenaga sekuat 165 PS dibarengi momen puntir 250 Nm. Karakternya terasa gesit persis A-Class hanya saja terasa lebih tinggi.
Terobosan Teknologi Hybrid
Era elektrifikasi untuk mengurangi kadar emisi sudah di depan mata. Keniscayaannya ditandai oleh kedatangan para pemain pendukung peralihan yakni produk hybrid. Di ranah ini tampaknya Nissan Kicks e-Power layak untuk dipinang. Pasalnya, ia membawa karakter berkendara EV tanpa dibarengi kekhawatiran bakal kehabisan daya. Pun banderolnya paling terjangkau, Rp 449 juta, serta dibekali fitur keselamatan ekstra.
Sorotan utama Kicks e-Power terletak di sistem pencipta velositas. Bantu kenalkan sensasi berkendara selayaknya sebuah EV. Daya penggerak berasal dari motor listrik berkode EM57 tanpa intervensi mesin konvensional. Sediakan output tenaga 129 PS diiringi torsi instan 260 Nm. Meski begitu, Kicks e-Power bukalah EV murni. Daya tempuhnya didapat dari baterai dan mesin tiga silinder 1.200 cc sebagai generator. Tak perlu ragu untuk dibawa bepergian.
Interior Kicks boleh jadi tidak terlalu menyombongkan kemampuan. Tidak intimidatif sekan datang dari masa depan. Eksis di masa sekarang lewat perbekalan fitur kekinian. Misal layar infotainment 8 inci berisi konektivitas smartphone serta USB, MP3, Bluetooth, dan Aux. Layar lain ditemukan di balik tudung panel instrumen bersama spidometer analog untuk menampilkan informasi utama kendaraan. Tak ketinggalan pengaturan AC otomatis.
Kala kelengkapan kabin terlihat moderat, lain cerita urusan sokongan berkendara. Nissan sangat royal mengemas bagian itu. Standarnya sudah dibekali alat stabilitas komprehensif seperti ABS+EBD+BA, airbag enam titik, Vehicle Dynamic Control, Hill-Start Assist dan Intelligent Trace Control. Kawanan penjaga kemudian diramaikan oleh bermacam kemampuan aktif. Termasuk di dalamnya Intelligent Forward Collision System, Intelligent Emergency Braking, Blind Spot Warning, Rear Cross Traffic Alert, dan Intelligent Cruise Control.
Pembuka Pintu Zaman Setrum
Andai pemacu hybrid kurang ‘gigit’ dalam eksplorasi menuju zaman setrum, kini sudah ada opsi crossover EV dari Hyundai. Adalah Kona Electric, saat ini merupakan satu-satunya keturunan SUV berjiwa elektris di pasaran. Tebusannya tidak sampai miliaran, melekat banderol Rp 674,8 juta. Angka yang cukup rendah untuk sebuah teknologi anyar. Patut dipertimbangkan sebelum 2020 berakhir sebab ada promo AC wall charger gratis.
Elektris sepenuhnya, memanfaatkan Permanent Magnet Synchronous Motor (PMSM) untuk menggerakkan roda depan. Tercatat output sebesar 136 PS dan diawali jab instan torsi 395 Nm. Makanannya berasal dari baterai berkapasitas 39,2 kWh, dapat terisi penuh secepat 57 menit lewat fasilitas fast charging. Sementara itu, pengisian wall charger membutuhkan waktu sekitar 6 jam 10 menit dan jika menggunakan power outlet rumahan memakan waktu sekitar 19 jam. Ketika terisi penuh, ia diklaim sanggup melaju hingga 289 km pada siklus pengujian WLTP (Worldwide Harmonized Light Vehicles Test Procedure).
Kendaraan listrik saat ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah. Contoh pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) atas dasar Pergub DKI Jakarta no 3 Tahun 2020. Di samping itu, dipastikan pajak tahunan tidak semahal mobil seharga Rp 600 jutaan. Tarifnya lebih rendah. Juga dapat menikmati fasilitas non fiskal seperti pengecualian dari aturan ganjil-genap di Jakarta. (Krm/Tom)
Baca juga: Mau Beli SUV DFSK, Kenali Dulu Harga dan Detail Spesifikasi Antarmodel
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice