Produk Otomotif Bikinan Indonesia Disukai Luar Negeri, Sederet Pabrikan Ini Gencar Ekspor
Roadmap Industri 4.0 terus digalakkan Pemerintah. Hasilnya beberapa produsen mobil yang berbasis di Indonesia berlomba melakukan ekspor kendaraan. Selain mengikuti peta jalan industri, hal ini juga ada kaitannya dengan pelebaran sayap bisnis. Nah, siapa yang paling gencar menjajakan mobil di negeri orang?
Menduduki posisi teratas, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Berkaca dari data ekspor Gaikindo, periode Januari hingga Juli 2018 Toyota melakukan ekspor sebanyak 117.200 unit. Volume ini meningkat 1,3% dibandingkan periode yang sama 2017 lalu, dengan jumlah 115.800 unit. Toyota Indonesia berhasil mengekspor produknya di lebih dari 80 negara. Bahkan porsinya mencapai 80% dari total ekspor mobil Indonesia.
Kemarin, Suzuki Indonesia mengapalkan sebanyak 12.000 unit untuk All New Ertiga ke 22 negara tujuan ekspor: Asia, Amerika Latin, Afrika hingga Oseania. Sedangkan, Suzuki Nex II dikirim ke Filipina dalam bentuk CBU. Sejak Agustus 2018, telah diekspor sebanyak 4.456 unit. Ke depannya, ekspor Nex II ditargetkan menembus 18.660 unit, termasuk ke Kamboja dalam bentuk CKD.
Tren ekspor Suzuki terus meningkat dari tahun ke tahun. Baik dari segi jumlah maupun nilai, dengan rasio ekspor terhadap total produksi lebih dari 30%. Rata-rata pertumbuhannya mencapai 19% saban tahunnya. Pemerintah tengah menjalin free trade agreement antara Indonesia dan Pakistan. Kemenperin berharap, ekspor Suzuki ke Pakistan juga meningkat.
Untuk diketahui, kendaraan CBU merek Suzuki yang diproduksi di PT SIM, baik roda empat maupun roda dua telah dieskpor ke lebih dari 97 negara. Sebut saja seperti di Asia, Eropa, Afrika, Amerika Latin dan Oseania. Mereka mencatat nilai ekspor pada tahun2017 mencapai Rp 7,8 triliun. Dan ditargetkan menembus hingga Rp 11,3 triliun pada 2022. Angka ini dipatok lantaran potensi ekspor masih terbuka lebar.
Kemudian Mitsubishi Indonesia yang sedang panen penjualan Xpander. Mereka menargetkan siap mengekspor 30.000 unit (LMPV) Xpander hingga tahun fiskal 2018 berakhir atau Maret 2019. Sejumlah negara, seperti Thailand, Vietnam, Filipina, Srilangka, Mesir, dan Bolivia sudah dibidik perusahaan. Produksinya pun digenjot. Dari 7.000 unit saban bulan menjadi 10.000 unit, untuk megimbangi pasar ekspor dan domestik.
Menurut Menperin Airlangga Hartanto, industri otomotif di Indonesia kini telah berkembang pesat. Bahkan menjadi basis produksi kendaraan jenis MPV, truk dan pikap. Pengembangan kendaraan tersebut juga diarahkan untuk meningkatkan ekspor ke pasar global. “Ke depannya, target besarnya, yakni menjadi pemasok kendaraan jenis sedan dan SUV,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pemerintah berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif, sehingga mendorong penambahan investasi baru maupun ekspansi. Langkah strategis ini juga diharapkan dapat mengadopsi atau terjadinya transfer teknologi terkini. “Sehingga realisasi target produksi 1,5 juta unit pada tahun 2020 bisa tercapai,” imbuh Airlangga.
Tambahan Investasi
Merujuk data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), penanaman modal dalam negeri (PMDN). Khusus untuk sektor industri alat angkutan dan transportasi lain, pada semester pertama 2018 mencapai Rp 926,4 miliar. Sedangkan untuk penanaman modal asing (PMA) sebesar US$ 343,6 juta.
Bahkan, Kementerian Perindustrian mencatat, kinerja industri otomotif di Indonesia semakin melesat. Ini terlihat pula dari jumlah ekspor dalam bentuk komponen kendaraan yang naik hingga 13 kali lipat. Dari 6,2 juta pieces pada tahun 2016, menjadi 81 juta pieces tahun 2017. Bahkan, di pasar Asean saat ini, permintaan dalam bentuk keadaan terpisah atau completely knock down (CKD) dikatakan kian meningkat. Capaian 2018 diprediksi naik.
Lonjakan pun terjadi pada angka produksi kendaraan bermotor roda empat, dari 1,177 juta unit tahun 2016 menjadi 1,216 juta unit di 2017. Jumlah tersebut diperkuat dengan peningkatan ekspor kendaraan dalam bentuk CBU, sebanyak 231 ribu unit tahun 2017 dibanding tahun 2016. Jumlahnya sekitar 194 ribu unit.
Langkah selanjutnya, Pemerintah menyiapkan berbagai insentif fiskal yang dapat dimanfaatkan oleh industri otomotif di Tanah Air. Agar dalam pengembangan produk makin berdaya saing global. Fasilitas perpajakan itu antara lain tax holiday, tax allowance, Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP), Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE), serta kemudahan importasi menggunakan skema CKD dan IKD.
“Dalam waktu dekat, akan dikeluarkan insentif super tax deduction untuk perusahaan yang melakukan kegiatan vokasi. Dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM dan untuk industri yang melaksanakan kegiatan RD&D (research, development, and design),” tutup Airlangga. (Alx/Odi)
Baca Juga: Teknologi Otonom Toyota Siap Bantu Mobilitas Tokyo Olympic 2020
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice