Potensi Suzuki Vitara Breeza Tantang Pasar SUV Tanah Air
Pasar SUV memang tengah menjadi idola konsumen di Indonesia sejak pertengahan tahun lalu. Dimulai dari Honda yang memperkenalkan crossover Honda BR-V menjelang akhir tahun 2015 lalu, di bulan Januari, hampir bersamaan Toyota meluncurkan SUV 7-seater bongsornya, All-new Toyota Fortuner dan diikuti oleh Mitsubishi yang memperkenalkan All-new Pajero Sport. Di kelas SUV yang lebih kecil, kemudian meluncur Chevrolet Trax, serta Toyota dan Daihatsu yang kemudian menyegarkan Rush dan Terios. Di kelas SUV entry level ini sebelumnya Honda telah mendulang banyak keuntungan berkat Honda HR-V yang laris manis. Sebelumnya, di pasar yang sama sudah ada Ford EcoSport serta Nissan Juke yang menjadi pemain lama di segmen SUV kompak ini.
Hal ini tampaknya juga tidak akan disia-siakan oleh Suzuki untuk kembali menancapkan cakarnya di kelas SUV Tanah Air. Di ajang New Delhi Auto Expo 2016 bulan Februari lalu, Maruti Suzuki di India memperkenalkan SUV kompak terbaru yaitu Vitara Brezza. Desain ekterior yang kompak menunjukkan wajah modern yang tak menghilangkan ciri khas generasi Vitara sejak dulu. Pada era tahun 90-an, Suzuki pernah mengalami masa keemasan saat sosok Suzuki Vitara yang diperkenalkannya, laris manis di pasar Indonesia. Bahkan bisa dibilang, Vitara menjadi salah satu pelopor kehadiran SUV kompak dengan sosok modern di Tanah Air.
Sejarah Generasi Vitara
Jika menilik kembali sejarah Vitara di Indonesia, mobil ini mulai masuk Tanah Air pada tahun 1992. Setelah bertahun-tahun masyarakat Indonesia disuguhi sosok Suzuki Jimny dan Katana yang mengotak, kehadiran Vitara seakan menghapus kesan kuno sebuah SUV yang ada di benak masyarakat. Apalagi, saat pertama kali hadir Suzuki memperkenalkan Vitara dengan sistem penggerak 4x4 dan mesin berkapasitas 1,6 liter. Mobil ini tak hanya tampil keren di perkotaan, namun dengan kemampuan gerak empat rodanya, juga tangguh di berbagai medan.
Dua tahun cukup mendominasi pasar SUV Indonesia, pada tahun 1994 Suzuki memperkenalkan varian Vitara yang “hanya” berpenggerak roda belakang (4x2) dan dilabeli sebagai Suzuki Escudo untuk membedakannya dengan varian 4x4. Terus memperlebar pasarnya, pada tahun 1996, Suzuki memperkenalkan Sidekick sebagai varian terendah dari Escudo, dengan interior serta fitur minimalis yang membuat harganya semakin terjangkau. Di tahun 1995, Suzuki sempat memperkenalkan Vitara dengan sistem pasokan bahan bakar injeksi, yang dikenal sebagai Vitara EPI (Electronic Petrol Injection). Sayangnya, karena harga jual yang tinggi, varian ini kurang sukses di pasaran.
Tahun 2001, Suzuki memperkenalkan generasi kedua Vitara di Indonesia, dengan menggunakan nama Escudo yang saat itu tengah laris manis. Desainnya tampil berbeda dibandingkan pendahulunya, terutama karena lebih banyak kurva membulat yang digunakannya. Selain itu, jantung pacunya juga menggendong mesin berkapasitas lebih tinggi yaitu 2.0 liter, meskipun kali ini tidak lagi menawarkan varian 4x4 karena banderol harganya yang dianggap terlalu tinggi. Dua tahun kemudian, pada 2003, Suzuki Indonesia kembali memperkenalkan Escudo 1.6 sebagai varian entry level, serta Grand Escudo XL-7 yang menggendong mesin V6 2,5 liter dengan kapasitas tujuh penumpang sebagai varian tertingginya.
Meski begitu, seiring dengan kehadiran mobil-mobil Low MPV mulai tahun 2004, penjualan SUV kompak terus tergerus, karena para konsumen mobil pertama banyak yang berpindah ke kelas LMPV. Di sisi lain, pabrikan mobil justru memperkenalkan SUV dengan kelas yang lebih tinggi dan secara mengejutkan justru tetap diminati. Beberapa model SUV medium yang sukses antara lain adalah Nissan X-Trail dan Honda CR-V. Hal inilah yang kemudian juga diikuti oleh Suzuki dengan memperkenalkan Grand Vitara. Nama 'Vitara' kembali digunakan untuk mengingatkan konsumen SUV Indonesia akan kesuksesan mobil ini di era 90-an. Dengan menggunakan mesin 2.0 liter, namun penggunaan nama Vitara ini tidak diikuti oleh penggunaan sistem penggerak 4x4 seperti pendahulunya. Hasil yang juga tidak terlalu menggembirakan dialami oleh penjualan Grand Vitara, namun Suzuki tetap mempertahankannya sebagai model flagship mereka. Bahkan tiga tahun kemudian, pada 2009, Suzuki memperkenalkan Grand Vitara dengan mesin 2,4 liter sebagaimana pesaing di kelasnya. Mobil ini tak hanya mendapatkan penggantian mesin, namun juga penyegaran eksterior dan interiornya. Hingga saat ini, Grand Vitara masih menjadi varian SUV yang dijual oleh PT Suzuki Indomobil Sales.
Potensi Vitara Breeza
Kehadiran generasi baru Vitara yang kembali kompak, menghadirkan harapan baru bagi para pecinta SUV di Indonesia, apalagi dengan mengusung legenda nama Vitara. Semakin banyaknya model yang bertarung di kelas ini, semakin membuat calon konsumen memiliki banyak pilihan dan tentunya berminat menggelontorkan uangnya. Hal ini membuat pabrikan mobil harus bisa menyajikan produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, desain yang modern, fitur beragam, kepraktisan penggunaan, serta efisiensi bahan bakar yang tinggi, apalagi SUV kompak tentunya akan lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan mobilitas sehari–hari.
Vitara Breeza mengusung bodi yang kompak, dengan lampu yang disebut berbentuk ‘Bull Horn’ plus lampu LED di bagian depan. Penampilan cukup menarik perhatian antara lain berkat penggunaan warna dual-tone pada badannya yang mana warna bodi dengan atap berbeda. Dengan dimensi panjang 3.995 mm , lebar 1.790 mm dan tinggi 1.640 mm, membuat Vitara Brezza sangat pas untuk menjelajah padatnya lalu lintas perkotaan. Dengan ground clearance mencapai 198 mm, Vitara Breeza juga mampu menghadapi berbagai medan jalanan.
Di bagian interior, dashboard Vitara Brezza memiliki layout yang futuristik dengan desain kursi yang sporty. Lingkar kemudi serupa dengan milik jajaran produk Suzuki lainnya seperti Swift, Ciaz, serta Ertiga. Namun, pada Vitara Brezza kemudinya telah memiliki tombol pengontrol audio dan cruise control. Di bagian tengah sistem audionya telah memiliki head unit dengan layar sentuh 7 inci serta memiliki fitur SmartPlay Infotainment dan Apple CarPlay. Di bagian belakang, kapasitas bagasi Vitara Brezza dapat mencapai 328 liter.
Produk terbaru Suzuki ini juga memiliki perbedaan dalam hal jantung pacu yang ditawarkan. Jika pemain SUV kompak di Indonesia dipersenjatai dengan mesin bensin naturally-aspirated 1,5 liter maupun mesin bensin dengan turbocharger, Vitara Brezza yang diperkenalkan di India menggunakan mesin diesel 1.3 liter yang menghasilkan tenaga 90 PS pada 4.000 rpm dengan torsi puncak 200 Nm pada 1.750 rpm. Berpadu dengan transmisi manual 5-speed, Maruti Suzuki mengklaim konsumsi bahan bakarnya mencapai 24,3 kmpl.
Angka tenaga yang dimiliki Vitara Breeza bukan yang terbaik jika dibandingkan rival-rivalnya di sini, namun dengan bekal mesin dieselnya, torsi sebesar 200 Nm yang dapat dihasilkan sejak putaran rendah menjadikan mobil ini dapat menyuguhkan akselerasi yang lebih kuat. Angka torsi yang dihasilkan mesin Vitara Breeza setara dengan Chevrolet Trax yang mengadopsi mesin bensin 1,4 liter dengan turbocharger.
Soal harganya, di India Vitara Breeza dibanderol mulai 6,99 lakh hingga 9,68 lakh atau setara dengan Rp 136 juta hingga Rp 188 juta. Sebuah banderol harga yang mengejutkan jika melihat potensi yang dimilikinya. Meski begitu, saat masuk ke Indonesia nantinya, dipastikan harganya akan lebih tinggi, selain itu, ada kemungkinan mesin yang digunakannya pun akan mengusung mesin bensin, mengingat Suzuki tidak memiliki portofolio mesin diesel pada produk-produknya di Tanah Air. Jika banderol harga Vitara Breeza di Indonesia dapat berada di kisaran Rp 250 juta, bukan tidak mungkin saat diperkenalkan di semester 2 tahun 2016 nanti, mobil ini dapat mengganggu pasar yang dikuasai Honda HR-V dan Nissan Juke.
Baca Juga: Suzuki Ertiga dan Ciaz Meraih 4 Bintang ASEAN NCAP
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice