Pertumbuhan Teknologi Hybrid
Hybrid. Apakah Anda sudah awam dengan diksi tersebut? Belakangan, banyak pabrikan yang menawarkan mobil dengan embel-embel hybrid. Terakhir adalah Mercedes-Benz Global yang berencana menghadirkan S-Class Mild Hybrid. Sebelumnya, kita tentu sempat dikejutkan dengan kehadiran Nissan All New X-Trail Hybrid yang diperkenalkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015.
Ya, Sport Utility Vehicle (SUV) yang pamornya cukup terkenal itu kini memiliki varian dengan mesin hybrid, dan menjadu SUV compact pertama di Indonesia yang menggunakan teknoogi tersebut. Tapi, apakah teknologi ini sudah akrab di benak masyarakat? Padahal keuntungan penggunaan mobil hybrid sangat jelas, lebih hemat bahan bakar, lebih rendah emisi, dan tentunya lebih ramah lingkungan. Apakah hanya itu? Tentu tidak.
Apa Itu Hybrid
Istilah hybrid atau jika kita Indonesiakan, hibrida, sebenarnya bukan berasal dari dunia otomotif. Istilah ini lebih dikenal dari industri pangan atau pertanian. Maksudnya adalah upaya menggabungkan dua elemen demi mendapatkan keuntungan lebih. Kenal jagung hibrida? Beras hibrida? Well, kami tak akan membahas lebih jauh soal pertanian.
Upaya menggabungkan dua elemen inipun ternyata bisa dilakukan dalam mengolah tenaga di mobil. Caranya, adalah menggabungkan dua penghasil daya dengan prinsip kerja berbeda untuk mendapatkan satu tujuan yang sama: Tenaga.
Yang digabungkan adalah unit mesin bakar internal sebagai mesin konvensional yang dipadu dengan motor bersumber daya tenaga listrik. Inilah sistem dasar teknologi mesin hibrida.
Apa Saja Komponen Utamanya
Mesin bakar internal.
Anda mungkin mengenalnya dengan istilah mesin konvensional. Mesin yang digunakan di mobil hybrid tak memiliki perbedaan dengan mesin pada umumnya. Pembakarannya terjadi di dalam ruang bakar dengan mengompresikan bahan bakar dan udara kemudian dipicu oleh busi ataupun kompresi. Mesin ini tetap dibutuhkan dalam teknologi hybrid sebagai pemberi tenaga terbesar. Untuk pengisian bahan bakarnya Andapun masih perlu mampir ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Motor-Generator Elektrik
Untuk lebih mudah membayangkannya, Anda tahu dinamo di mainan Tamiya yang bisa menggerakkan roda? Nah, anggap saja ada versi dengan skala lebih besar dari dinamo itu di mobil Anda untuk menggerakkan roda. Perangkat ini disebut motor elektrik. Tugasnya adalah memberikan energi kinetik (motor) pada roda dengan bersumber daya listrik, dan juga beralih menjadi penghasil listrik (generator) dengan sumber energi kinetik dari deselerasi mobil saat pengereman.
Baterai
Jika Anda langsung membayangkan baterai adalah unit yang kita sering sebut sebagai aki, maka salah besar. Bukan baterai itu yang kami maksud. Baterai dalam mobil hybrid merupakan unit yang memiliki daya simpan listrik lebih besar dibanding aki. Umumnya konstruksinya terdiri dari lempengan nikel atau yang terbaru, lithium. Dimensinya pun cukup besar, Nissan dan Toyota Camry misalnya, harus mereduksi sebagian ruang bagasinya demi menempatkan baterai ini. Tugasnya adalah menyimpan, dan menyuplai energi listrik untuk menggerakkan motor elektrik. Jenis-jenis Mobil Hybrid
Meski sistem dasarnya terdiri atas kombinasi dua jenis mesin, namun seiring perkembangan dan penggunaannya, sistem mesin hibrida mempunyai jenis klasifikasi umum. Berikut adalah pembagiannya menurut Edmunds.
Mild Hybrid
Sistem ini sebenarnya mengambil prinsip kerja hybrid, hanya saja demi mereduksi biaya produksi yang berujung harga mobil, mereka hanya mengambil sedikit manfaat untuk sedikit menaikkan efisiensi mobil. Sistemnya memiliki motor-generator berbentuk seperti alternator penghasil listrik, namun memiliki fungsi bukan hanya sebagai penghasil listrik untuk disimpan di aki.
Alternator yang dalam teknologi Mild Hybrid Suzuki disebut Integrated Starter Generator ini juga mampu memberikan putaran tambahan pada mesin. Dalam skema Mild Hybrid, juga dibutuhkan baterai lithium sebagai sumber tenaga motor elektriknya. Namun, dimensinya lebih kompak, sehingga biaya produksi yang dibutuhkan pun bisa direduksi.
Full Hybrid
Jenis mobil hybrid inilah yang sering kita temui di jalan raya. Sistemnya tentunya memiliki semua peranti dasar mobil hibrida. Coba kita tilik milik Nissan All New X-Trail Hybrid yang dijual di Indonesia dengan harga RP 600 jutaan. Mobil ini memiliki mesin konvensional 2.0 liter bertenaga 147 dk dengan torsi 207 Nm. Motor elektriknya, bisa menyumbang tenaga hingga 41 dk. Sumber tenaga motor listrik ini dari baterai lithium ion.
Berkat sistem hybrid ini, performa tenaga X-Tral 2.0 Hybrid setara dengan X-Trail bermesin lebih besar yakni 2.5 liter, namun lebih irit daripada X-Trail 2.0 liter konvensional. Di laman resminya, Nissan Indonesia menyebut hasil pengujian konsumsi bahan bakar di Jepang (JC08) memperlihatkan bahwa New X-trail Hybrid mengkonsumsi bensin 20,6 Km/l.
Konsumsi yang irit ini dimungkinkan terjadi karena mobil full hybrid memiliki kemampuan bergerak tanpa membakar bahan bakar sama sekali dan mengandalkan motor elektrik saja. Biasanya sistem ini beraksi pada kecepatan 0 hingga kecepatan rendah. Pada Nissan X-Trail Hybrid, saat sistem ini aktif, logo EV akan muncul di panel instrumen.
Plug-In Hybrid
Sistem ini merupakan pengembangan dari Full Hybrid. Kemampuan melenggang dengan mengandalkan energi listrik seutuhnya, pengisian baterai saat deselerasi, hingga menambah tenaga. Lalu apa bedanya?
Pembedanya adalah sistem mobil Plug-In Hybrid dapat diisi langsung menggunakan adaptor dari listrik rumah. Sehingga baterai dapat diisi ketika mobil diparkir ataupun ketika mengunjungi stasiun pengisian elektrik. Fungsi kerja dari mobil Plug In Hybrid juga biasanya bahkan bisa berjalan hingga kecepatan tinggi dengan mengandalkan motor elektrik saja. Pada Mercedes-Benz misalnya, pada pilihan E-Mode, maka baik itu di kecepatan rendah maupun ketika performa tinggi, mobil akan mengandalkan asupan tenaga dari motor listrik saja, tanpa setetes pun bahan bakar diolah.
Jadi, sehari-hari Anda bisa menggunakannya layaknya mobil listrik. Tak ada suara exhaust, tak juga menghasilkan emisi, hanya perlu mengecasnya saja. Jika dirangkkum, mobil ini memiliki kemampuan total mobil elektrik dan mobil konvensional. Wajar saja jika harganya lebih mahal dibandingkan varian hybrid saja.
Performance Hybrid
Tipe ini mungkin sebenarnya sering Anda lihat, namun sulit dikenali. Coba perhatikan adu cepat jet darat Formula 1. Ya, mobil-mobil di Formula 1 saat ini bahkan sejak beberapa tahun lalu, sudah mencerminkan penggunaan teknologi ini.
Ya, sejak perubahan regulasi di tahun 2009, bukan hanya turbo saja yang digunakan untuk meningkatkan tenaga sambil mengurangi kapasitas mesin, namun motor elektrik juga dibenamkan di mobil F1 beserta baterai lithiumnya, untuk mendongkrak tenaga. Mesin 1.6 liter V6 turbonya menghasilkan sekitar 600 dk, sedangkan motor elektriknya bisa menyumbang hingga 160 dk. Tentu tenaga yang luar biasa mengingat besaran kapasitas mesin konvensionalnya saja hanya 1.6 liter.
Di jalan raya, penggunaan teknologi dengan tujuan serupa dilakukan oleh Porsche, Lexus, dan beberapa pabrikan mobil performa tinggi lain. Sebagai mobil dengan karakter mesin bertenaga, tentu tujuan mereka membenamkan motor elektrik adalah untuk menyuntik tenaga sejak RPM terendah dengan tetap mengedepankan keramahan lingkungan.
Baca Juga: 10 Teknologi Mobil Balap Yang Mungkin Ada Di Mobil Anda
Source news: Formula1.com, Toyota, Edmunds.com
Foto: Newspress USA, Newspress UK
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice