New Toyota Kijang Innova Bensin atau Diesel, Mana yang Paling Menarik?
Sejak Generasi 'Kapsul' mulai 1997, Toyota Kijang konsisten dalam pilihan dua mesin. Bensin atau diesel, terkadang menjadi dilema tersendiri bagi konsumen untuk memilih. Karena kedua jenis mesin punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Agar tidak bingung, kami coba bantu memberi masukan.
Kenapa Bensin?
Sudah pasti bisa dibeli dengan banderol lebih terjangkau. Paling murah tipe G M/T Rp 337,6 juta, termahal tipe V Luxury A/T sebesar Rp 412 juta. Selisihnya mencapai lebih dari Rp 30 juta dibanding Innova diesel. Tapi varian bensin mendapat keistimewaan tersendiri lewat trim Luxury. Bangku barus kedua jenis captain seat. Menambah rasa nyaman dan mewah untuk penumpang.
Dapur pacu peminum bensin masih sama. Setia dengan 1TR-FE 4-silinder 2,0-liter sejak Innova pertama kali lahir. Sejak dulu, memang terkenal ‘lemot’ dan boros. Ditingkatkan sedikit dengan tambahan teknologi Dual VVT-i, namun tidaklah terlalu signifikan. Data teknis mesin jelas kalah dari diesel. Output tersalur ke roda belakang sebesar 139 PS dan torsi 183 Nm. Pilihan transmisi antara manual 5-speed atau otomatis konvensional 6-speed.
Mesin 1TR-FE masih menyajikan karakteristik 5K dan 7K milik Kijang lawas. Mulai dari saat mesin menyala, suara bukaan throttle body, isapan air intake hingga akselerasi. Bedanya jauh lebih modern dalam desain hingga segala peranti di balik kulit.
Baca juga: Toyota Kijang Innova Baru, Atau Pilih SUV Seken yang Keren?
Hasil pengujian model terdahulu, tidaklah terhitung boros juga. Konsumsi bahan bakar paling irit untuk transmisi manual hanya didapat 11,6 kpl. Itu didapat dari pengujian di tol dengan kecepatan rata-rata 62 kpj. Itupun pakai bensin RON 90. Versi matik biasanya lebih boros. Memang harga jual lebih murah daripada diesel, tapi harus ditebus biaya bahan bakar lebih banyak.
Terlepas dari itu, menurut kami Kijang Innova bensin tetaplah pilihan aman. Dalam kaitan pemakaian jangka panjang. Mesin lawas yang sudah ada sejak lebih dari 10 tahun, belum mengalami perkembangan pesat dari sisi teknologi. Justru meninggalkan rekam jejak bersih tanpa pernah terdengar permasalahan yang berat. Sepanjang perawatan rutin, mesin ini sangat kuat dan ‘bandel’ dipakai ratusan ribu kilometer. Perawatannya tergolong mudah dan murah dengan suku cadang berlimpah ruah. Keluhannya, hanya soal performa dan konsumsi BBM boros.
Kenapa Diesel?
Kehadiran Kijang diesel, awalnya untuk melawan Isuzu Panther. Terkenal sangat irit, tapi berisik dan getarannya sangat besar. Maklum, teknologi diesel masih kuno. Peralihan teknologi terjadi pada era Kijang Innova mulai 2004. Teknologi commonrail dan turbocharger, jadi kunci atas performa diesel dan kehalusan yang jauh lebih baik. Unit 2KD-FTV 2,5-liter langsung mendapat tempat di hati para penggemar diesel.
Perkembangan teknologi diesel berhasil mengungguli bensin dari segi performa. Efisiensi sudah jelas irit. Apalagi bisa menenggak solar murah, dengan catatan rajin mengganti filter bahan bakar. Daya tahannya sudah teruji selama 14 tahun belakangan. Performanya pun mudah ditingkatkan hingga di luar batas kewajaran.
Saat beregenerasi ke Kijang Innova Reborn, mesin 2KD-FTV pensiun. Perkenalan enjin kode baru 2GD-FTV membawa teknologi lebih advance. Ditopang Variable Nozzle Turbocharger (VNT) serta intercooler, melonjakkan tenaga dan torsi walau kapasitas mesin lebih kecil 100 cc. Besaran tenaga 149 PS dan torsi 342-360 Nm, seketika mesin bensin langsung terasa loyo.
Akselerasi sulit ditandingi mesin bensin. Sangat nikmat saat diajak perjalanan keluar kota, torsinya terasa begitu berlimpah. Keiritannya pun jauh melampaui. Saat pengujian tol, angka 19,6 kpl dapat diraih dengan kecepatan rata-rata 86 kpl. Torsi besar mampu menggotong bodi bongsor Innova dengan mudah. Sehingga tidak perlu usaha banyak untuk berlari cepat maupun menyusul kendaraan lain. Lebih mumpuni juga kala kabin terisi penuh oleh keluarga.
Diesel terasa mengasyikkan ketimbang bensin dalam hal performa. Tapi harap diingat, mesin kian canggih belum tentu bertambah awet. Semoga isu seputar mesin dan transmisi yang dulu sempat bermasalah tidak ada lagi. Kehalusan makin membaik jauh seperti teknologi diesel jadul. Gemeretak saat langsam tetap ada, tapi ketika sudah berjalan hampir tak berbeda dengan mesin bensin. Butuh pula kualitas solar yang bagus agar sistem injeksi berbagai filter tidak mudah tersumbat. Berarti butuh perhatian lebih terhadap komponen penyaringan itu.
Kembali ke soal harga. Butuh dana ekstra Rp 30 jutaan untuk membeli Innova diesel ketimbang bensin. Paling murah untuk tipe G MT diesel senilai Rp 368,7 juta. Termahal tipe V AT diesel Rp 440,9 juta. Kedua varian tanpa memiliki opsi trim Luxury. Kalau Anda mencari sensasi rasa berkendara dari sebuah mobil keluarga legendaris, ekstra dana itu bakal melunasi semua. (Odi/Tom)
Baca juga: Opsi MPV Kasta Tinggi, Ambil New Toyota Innova V AT atau Wuling Cortez L CVT?
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi Toyota Kijang Innova
Model Mobil Toyota
Promo Toyota Kijang Innova, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Unggulan Toyota
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Toyota Kijang Innova Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Mesin
1998
|
1499
|
1499
|
1496
|
1451
|
Tempat Duduk
7
|
7
|
7
|
7
|
7
|
Jenis Transmisi
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Manual
|
CVT
|
Jenis penggerak
2WD
|
-
|
-
|
-
|
2WD
|
Mesin
2.0L Petrol Engine, In-Line 4 Cylinder 16 Valve DOHC
|
1.5L Petrol Engine, In-Line 4 Cylinder 16 Valve DOHC
|
1.5L Petrol Engine, 4 Cylinder 16 Valve DOHC
|
1.5L Petrol Engine, In-Line 4 Cylinder 16 Valve DOHC
|
1.5L Petrol Engine, 4 Cylinder 16 Valve DOHC
|
AC
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Anti Lock Braking System
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Radio AM/FM
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Audio 2DIN
Ya
|
Ya
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak
|
Adjustable Seats
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
|
Tren MPV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Toyota Kijang Innova dari Carvaganza
Artikel Mobil Toyota Kijang Innova dari Zigwheels
- Motovaganza
- Artikel Feature