Mobil dan Motor Ini Punya Nama yang Sama
Meski namanya sama, modelnya tetap melekat di benak
Urusan penamaan kendaraan itu pasti sangat sakral bagi pabrikan. Sebab turut terkandung citra merek, unsur maupun formulasi tertentu agar bisa melekat di benak masyarakat. Dibikinnya pun enggak boleh sembarangan. Namun, tahukah ada sejumlah brand dari produsen sepeda motor maupun mobil yang menggunakan identitas (jenama) sama. Untuk itu OTO.com turut merangkum dalam tampilan delapan model.
X-Force
Mitsubishi Indonesia (MMKSI) tahun lalu merilis XForce yang berkompetisi dengan banyak merek di level kompak SUV. Enjin tertanam menggunakan kode 4A91. Artinya sama dengan kepunyaan Xpander series. Dengan format empat piston DOHC 16 valve, keluaran tenaga puncak capai 105 PS di 6.000 rpm dan momen puntir puncak sampai 141 Nm pada 4.000 rpm. Pilihan transmisi semua tipe ke roda depan (FWD). Ia menggunakan matik jenis CVT yang terkenal memiliki penyaluran mulus.
Ya, nama X-Force 155 pun digunakan oleh skuter matik Yamaha di Jepang. Bahkan baru saja mendapat penyegaran. Di sana unit dijual 407.000 yen atau setara Rp43 jutaan. Ia merupakan saudara dari Aerox yang dilego di Indonesia. Motor gunakan enjin BlueCore 155 cc, silinder tunggal 4 langkah, SOHC, berpendingin air dengan sistem VVA dan sistem Smart Motor Generator (SMG). Torsi maksimum terbuncah 14 Nm pada 6.500 rpm, lalu tenaga puncak 14,7 Hp pada 8.000 rpm. Hebatnya, fitur traction control dan sistem ABS dual channel turut dibenamkan. Jadi, identitasnya sama dengan produk MMKSI itu.
Interceptor
Lalu ada lagi, Interceptor misalnya. Mungkin publik lebih mengenal nama ini sebagai bagian brand Royal Enfield. Roadster dua silinder itu memang mendobrak jajaran produk sejak 2019. Namun tahukah Anda, jauh sebelumnya ada sebuah mobil Inggris bernama persis? Ialah Jensen Interceptor, yang lahir pada 1966-1976. Pasti Anda pernah melihatnya. Ayo kilas balik ke adegan Letty, kekasih Dominic Toretto yang kabur saat ketahuan menjadi agen rahasia. Ya, di film Fast Furious 6. Mobil silver yang membawanya lari dari kejaran merupakan Interceptor.
Boleh dibilang, Grand Tourer buah karya Inggris ini menjadi alternatif Aston Martin Volante V8 pada masanya. Sedikit lebih murah. Tapi dengan kemampuan laju tak kalah beringas. Ledakan delapan piston 6.277 cc dari Chrysler sanggup menuntaskan 0-100 kpj dalam 7 detik. Kecepatan puncaknya pun tak main-main, 225 km/jam. Sayang, keterpurukan industri otomotif UK pada 70-an membuat Jensen gulung tikar. Selama diproduksi, hanya ada 6.000an spesies yang pernah hidup.
Continental GT
Selanjutnya masih dari Royal Enfield, saudara kembar Interceptor juga memakai nama sama dengan produk roda empat, Continental GT. Sepertinya yang satu ini tak perlu penjelasan panjang. Siapa lagi kalau bukan Bentley. Memasuki awal 2003 mereka melansir sebuah coupe bongsor empat kursi. Sesuai namanya, Gran Tourer, mobil ini menawarkan kenyamanan ekstra untuk dibawa jalan jauh. Tanpa harus kehilangan sensasi akselerasi singkat. Pas untuk para aristokrat yang bosan duduk di baris ke dua.
Kekuatan mesin W12 6.0-liter kala itu benar-benar memukau. Meski bobotnya berat, 0-100 kpj tuntas dalam 4,8 detik. Serangkaian teknis tadi tak bekerja sendirian. Alunan piston diinduksi paksa lagi dengan imbuhan dua turbo. Sehingga catatan output mencapai 552 Hp dan torsi 650 Nm. Top speed 318 km/jam. Continental GT masih diproduksi hingga sekarang. Dan tentu memiliki spesifikasi kian memukau dibanding generasi pertama. Plus perangkat elektronik lebih canggih.
Baca Juga: Berandai-andai Mobil Populer Tahun 1990-an Kalau Dihidupkan Kembali Menjadi Mobil Listrik
Katana
Nah, kalau ini pasti kebalikannya. Persepsi masyarakat umum di Tanah Air terhadap Suzuki Katana, pasti mengacu kendaraan roda empat. Versi 4x2 dari Jimny ini memang sempat merajai jalanan. Mesin tergolong tangguh walau tak sampai 1.000 cc. Konsumsi bahan bakar irit, daya jelajahnya pun luas. Relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Tapi di pabrik yang sama, Suzuki juga memiliki motor dengan julukan persis sejak 80-an. Generasi paling anyar Katana 1000, dibangun dari basis GSX-S 1000. Ya, sama dengan versi mobil, memakai mesin empat silinder 1.000 cc. Tapi isi komponennya jelas jauh berbeda. Dan menempel di sasis roda dua. Bengis. Filosofi rancang bangun tentu kontradiktif.
Beat
Honda Beat, siapa tak kenal? Skutik entry level ini populasinya mencapai 23 juta unit lebih di Tanah Air. Berkat kehematan bahan bakar, kepraktisan, serta dimensi kecil dan harga terjangkau. Ia berhasil mendapatkan hati konsumen. Tapi siapa sangka, awal 90-an Honda pernah memiliki mobil dengan nama serupa. Tak hanya itu, benang merahnya pun sebetulnya sama. Bermesin kecil, dimensi ringkas, serta stylish. Hanya saja aspek-aspek itu diterjemahkan ke dalam kei car dua pintu. Serta memiliki atap cabriolet, lebih keren.
Unit ini menjadi kenang-kenangan terakhir Soichiro Honda, sebelum meninggal pada 1991. Jumlah produksinya lumayan banyak. Dalam kurun lima tahun, tak kurang dari 33.000 unit terjual. Konfigurasi tiga silinder 656 cc ternyata sanggup menggoda konsumen Jepang. Mengingat tenaganya lumayan, 63 Hp dan bisa lari sampai 135 km/jam.
Genio
Yang satu ini pasti banyak yang paham. Honda Civic sedan generasi ke-lima, Genio, cukup lama menemani kawula muda generasi 90-an. Sedan kompak berkode EG ini sangat stylish di masanya. Dan memiliki tenaga mesin cukup untuk kebutuhan harian. Di balik kap depan tertanam mesin 1.590 cc dan menjadi pesaing terdekat Great Corolla. Jujur, sedan ini punya bentuk yang unik, seolah tak lekang dimakan waktu.
Pabrikan pun kembali memakai titel itu. Namun direalisasikan di dalam sebuah skutik. Ya, motor Honda Genio dengan rangka eSAF. Meski begitu, kurang lebih filosofinya masih selaras. Modis, praktis, serta memiliki performa mumpuni untuk harian. Relevan untuk menyasar kaum muda. Sistem pengabutan bahan bakar pakai injeksi PGM-FI. Power maksimal terbuncah 9 PS di 7.500 rpm dan torsi puncak 9,3 Nm pada 5.500 rpm. Berdasarkan hasil tes internal dengan metode WMTC. Konsumsi bahan bakar menunjukkan angka 59,1 km/liter (fitur ISS on). Sehingga mampu menempuh jarak hingga 248 km dalam sekali pengisian penuh bahan bakar.
Baca Juga: 6 Mobil Legendaris Hasil Kreasi Pabrikan Mainstream
Tiger
Figur Tiger juga menjadi sebutan orang Indonesia untuk Mercedes-Benz W123 yang punya bentuk klasik. Di sisi lain, Honda juga menggunakan nama Tiger, sebagai raja motor laki sejak 90-an. Kala itu ia tergolong besar, kekar, berkat bekalan mesin 200 cc. Dan tentu dianggap begitu maskulin. Namun sebelum tenar, ada yang lebih maskulin dari jenama itu, Triumph Tiger. Mungkin kalau pengendara Honda tahu, ia tak lagi merasa macho. Karena ini jauh lebih berotot. Sebetulnya mereka sudah memakai titel tadi sejak 1930-an. Dan masih meneruskan trah sampai sekarang. Ia berkembang menjadi motor penjelajah bermesin besar nan gahar.
Supra
Jenama Supra juga dipakai. Untuk masyarakat mungkin lebih dulu kenal Supra X 125 bikinan AHM yang menggunakan mesin injeksi (PGM-Fi Euro 3) berkubikasi 125 cc. Ukuran bore kali stroke 52,4 x 57,9 mm, piston tunggal. Untuk menghidupkan, Anda bisa menggunakan elektrik dan kick starter. Lontaran tenaga maksimal didapat 7,12 kW (9,68 PS) pada 7.500 rpm. Kemudian dorongan torsi puncak 9,55 Nm diraih pada 6.500 rpm. Penyaluran tenaga ke roda belakang menggunakan transmisi manual N-1-2-3-4 tanpa tuas kopling. Lalu kapasitas pelumas enjin 0,9 liter dan tangki bensin 3,9 liter. Klaim pabrikan berlogo sayap ini, catatan konsumsi tembus 66,6 km/liter berdasar metode WMTC.
Ada yang lebih gahar lagi. Yakni Toyota GR Supra yang punya berkubikasi 3.000 cc 6-silinder segaris. Lontaran tenaga didapat 350 PS pada 5.000-6.500 rpm dan torsi 500 Nm sejak 1.600-4.500 rpm. Twin-scroll turbocharger memastikan enjin sanggup menyalurkan power terbaik di setiap rentang putaran mesin. Distribusi daya via transmisi 8-speed sport automatic dengan rasio gigi rapat. Diklaim semakin cekatan ketika dipacu, tapi masih luwes ketika berselancar di jalan tol atau terkena stop and go di dalam kota. Harganya Rp2,237 miliar OTR Jakarta. (ALX/ODI)
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice