Mesin-Mesin Lintas Generasi dan Multi Platform
Bicara mesin tidak hanya mengenai performa dan efisiensi bahan bakar. Didalamnya juga terdapat ketangguhan dan daya tahan sebuah mesin yang akan teruji seiring berjalannya waktu. Kekuatan mesin akan terlihat selama pemakaian bertahun-tahun baik terpelihara dengan baik maupun tidak. Apakah ‘penyakit’ terjadi di semua mesin yang sama dan menjadi image mesin tersebut. Atau justru mesin tersebut sangat minim perawatan dan jarang sekali timbul kerusakan apabila digunakan secara wajar.
Mayoritas pengguna kendaraan bermotor masih awam soal mesin kendaraan mereka dan lebih banyak menyerahkan perawatan ke bengkel resmi maupun bengkel spesialis. Namun tak ada salahnya Anda mempelajari mesin yang menjadi sumber penggerak kendaraan Anda sembari mengenali karakteristik utamanya. Sehingga sewaktu-waktu terbelit suatu masalah, Anda sudah mengetahui jalan keluarnya.
Mesin yang terbukti kuat dan teruji kehandalannya, pasti menjadi senjata andalan pabrikan sebagai salah satu keunggulan produk. Banyak line-up mobil yang tetap menggunakan satu jenis mesin hingga beberapa generasi dan untuk beberapa model. Walaupun sudah ada mesin generasi terbaru yang lebih canggih, beberapa pabrikan malah tetap mempertahankan mesin model lama.
Ada keuntungan dan kerugian yang bisa didapat oleh pabrikan. Tentu ongkos produksi akan jauh lebih murah dan bisa fokus pada pengembangan fitur lainnya. Tapi bisa saja ditinggalkan oleh konsumen setianya yang menginginkan sebuah terobosan baru dari mobil tersebut. Sementara dari sisi konsumen, penggunaan mesin lama yang telah terbukti kehandalannya, mencerminkan kemudahan perawatan yang akan dihadapi di masa depan. Selain itu, spare part mesin tersebut juga banyak tersedia dan tidak perlu dikhawatirkan. Kami rangkum beberapa mesin mobil di Indonesia yang setidaknya telah hadir mengisi beberapa model dan generasi sejak 13 tahun yang lalu.
Suzuki M15A
Mesin Suzuki M-Series pertama kali mengisi engine bay Suzuki Aerio di tahun 2003 sebagai pengganti mesin G-Series yang dikenal lewat Suzuki Baleno. M-Series yang dikenal di tanah air berkode M15A yang menandakan kapasitas mesin 1.490 cc 4-silinder DOHC. Sudah tersemat teknologi Variable Valve Timing (VVT) dengan rasio kompresi 9,5:1 dan menghasilkan tenaga 100 hp dan torsi 133 Nm. Digunakan juga oleh Suzuki Baleno Next-G yang merupakan Aerio versi sedan hingga selesainya masa edar kedua model ini pada tahun 2006.
Mesin M15A lanjut mengisi Suzuki Swift tahun 2006 yang diimpor langsung dari Jepang disusul kemudian oleh SX4. Karena berupa Car Built-Up (CBU) rasio kompresi mesin tergolong tinggi sebesar 11:1 sehingga mewajibkan bensin minimal RON 92. Tenaga yang dihasilkan meningkat menjadi 110 hp dan torsi 143 Nm. Kemudian Swift dan SX4 dirakit secara lokal (CKD) dengan perubahan pada kompresi menjadi 10:1 agar mampu menenggak bensin RON lebih rendah. Tenaga pun turun menjadi 100 hp dan torsi 133 Nm.
Mesin ini terus dipakai oleh Swift hingga lahirnya All New Swift dan Ertiga pada tahun 2013 yang menggunakan mesin K-Series. Tergolong kuat dan bandel karen sudah mengadopsi timing chain dan knocking sensor bila menggunakan bensin buruk. Permasalahan yang kerap terjadi ada pada koil yang cukup lemah. Selain itu mesin ini juga bukanlah yang teririt namun performanya mudah untuk ditingkatkan. Karena terbukti durabilitasnya, Suzuki SX4 S-Cross yang diluncurkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) tetap mengandalkan mesin M15A.
Toyota 1NZ-FE
Pertama kali diperkenalkan tahun 1999 sebagai pengganti mesin 5A-FE yang juga tangguh di Toyota Soluna, tapi publik baru merasakannya melalui Toyota Vios tahun 2003. Slogan “Fuel Saver, Speed Maker” memang benar adanya. Karena mesin ini masih turun di ajang balap touring hingga sekarang dan memiliki efisiensi bahan bakar yang mampu mencapai 20 km/liter lebih.
Mesin dengan rasio kompresi 10,5:1, tenaga 109 hp dan torsi 141 Nm ini telah teruji daya tahannya melalui armada taksi Toyota Limo yang masih digunakan hingga sekarang. Jarak ratusan ribu kilometer telah ditempuh dan mesin masih saja awet tak pernah terdengar timbul masalah serius. Dipakai terus oleh Vios dan Yaris generasi terbaru yang seperti tugas mesin ini akan segera berakhir. Karena Toyota berencana mengganti mesin kedua model tersebut dengan mesin baru 2NR-FE hasil rakitan lokal yang juga mengisi kap mesin Toyota Sienta dan Veloz.
Tak banyak masalah ditemui di mesin ini, yang biasanya terjadi adalah boros mengkonsumsi oli mesin bila mileage telah lebih dari 150.000 km. Kerap terjadi juga di mesin-mesin lain, biasanya karena ring piston yang sudah mulai lemah. Selain itu mesin ini juga mudah mengalami knocking/ngelitik apabila sering menggunakan bensin beroktan rendah.
Toyota 1TR-FE
Mesin bensin 1TR-FE merupakan rancangan baru mesin inline 4-silinder berkapasitas 1.998 cc DOHC 16-valve plus teknologi VVT-i untuk menggantikan mesin 7K di generasi Toyota Kijang Innova. Tidak lagi menggunakan timing belt yang digantikan timing chain sehingga perawatan akan lebih mudah.
Mesin ini menghasilkan tenaga 136 hp dan torsi 182 Nm yang digunakan mulai dari Kijang Innova tahun 2004 hingga 2015. Hanya mengalami satu kali ubahan pada tahun 2007 dengan mengubah sistem ECU dari open loop menjadi closed loop. Nah, sekaligus mengalami facelift, Innova model ini disebut juga Euro 2, karena diklaim lebih irit.
Kehandalannya benar-benar terbukti karena mesin ini bisa dibilang minim perawatan sekalipun tidak dirawat secara benar tanpa ada masalah berarti. Sehingga Toyota kembali menggunakan mesin ini untuk generasi terbaru All New Kijang Innova dengan mendapat tambahan teknologi Dual VVT-i. Alhasil tenaga pun meningkat menjadi 139 hp namun image boros dan lambat tetap tertanam hingga sekarang.
Toyota 2AZ-FE
Di Indonesia, mesin ini bersemayam pertama kali di bonnet Toyota Camry XV30 pada tahun 2002 hingga 2006 dan dilanjutkan ke Camry generasi berikutnya (XV40) mulai tahun 2007 sampai 2012. Mesin ini memiliki konfigurasi 4-silinder in-line dengan kapasitas 2.362 cc, sebagai opsi pilihan mesin lebih efisien selain mesin 1MZ-FE V6 3,0-liter. Mesin 2AZ-FE memiliki rasio kompresi 9,6:1 dan menghasilkan tenaga 160 hp dan torsi 220 Nm. Tidak berlanjut ke Camry generasi terbaru (XV50), yang digantikan oleh mesin 2AR-FE dengan kapasitas lebih besar 2,5-liter.
Selain Camry, mesin ini juga menghuni engine bay Toyota Alphard generasi pertama dan kedua. Sama seperti dengan Camry, generasi terbaru Alphard juga meninggalkan mesin ini dan beralih ke 2AR-FE. Model lainnya yang menggunakan 2AZ-FE adalah Toyota Previa generasi kedua yang sempat dijual secara resmi oleh PT Toyota Astra Motor (TAM). Dan Toyota Estima (nama lain Previa) yang dijual oleh Importir Umum (IU).
Toyota KR Engine
Mesin Toyota yang didesain dan diproduksi oleh Daihatsu. Terkenal karena mengisi kap mesin mobil-mobil entry level hasil kerjasama kedua pabrikan besar tersebut. Paling dikenal tentu lewat Daihatsu Xenia tipe terendah sejak Xenia generasi pertama hingga Terakhir. Namun di Xenia terbaru telah dihentikan menggunakan mesin ini karena digantikan oleh Daihatsu Sigra tipe D dan M dengan kode 1KR-VE. Bedanya untuk Sigra, telah mengalami pengembangan dengan tersemat sistem VVT-i.
Mesin ini juga digunakan varian LCGC Toyota Agya dan Daihatsu Ayla dengan kode 1KR-DE yang belum diimbuhi teknologi katup variabel tersebut. Tenaga dihasilkan hanya 64 hp dan torsi hanya 85 Nm, namun sudah cukup untuk pemakaian perkotaan saja. Mesin yang bandel dan mudah untuk dalam perawatan. Karena berkonfigurasi 3-silinder inline, kelemahan yang dimiliki adalah getaran yang cukup besar hingga terasa di dalam kabin. Dan seiring waktu akan bertambah besar akibat cepat melemahnya engine mounting. Satu model lagi di Indonesia yang menggunakan mesin seri ini dan tak banyak orang tahu, yaitu Peugeot 107.
Nissan QR25DE
Mesin ini telah mengisi bonnet Nissan X-Trail selama tiga generasi mulai dari X-Trail T30 di tahun 2003, X-Trail T31 tahun 2008, dan X-Trail T32 tahun 2014. Secara teknis hampir tidak ada yang berbeda dengan QR20DE yang sempat mengisi engine bay X-Trail 2.0 dan Nissan Serena C24. Hanya berbeda dari beberapa detail tertentu.
Hampir tidak ditemukan masalah berarti pada mesin ini. Masalah seperti oli cepat berkurang jamak terjadi bila sudah menempuh odometer tinggi. Selebihnya mesin memiliki tenaga yang lumayan besar. Tentu masih ingat promosi X-Trail generasi pertama dengan tenaga terbesar di kelasnya mencapai 180 PS. Dan memang mesin ini memiliki beberapa settingan rasio kompresi, output tenaga dan torsi.
Dengan kisaran kompresi 9,1:1, 9,5:1 dan 10,5:1, masih kuat menenggak bensin oktan rendah sekalipun. Bukanlah tipikal mobil yang irit bahan bakar, namun sangat sepadan dengan performa yang dihasilkan. Daya tahan yang telah teruji membuat Nissan Teana L33 menggusur mesin VQ25DE yang berkonfigurasi V6 dan beralih ke QR25DE.
Honda L15 Engine
Mesin ini debut di Honda Jazz GD3 pada tahun 2008, baik untuk tipe mesin i-DSI maupun VTEC. Mesin yang memiliki daya tahan kuat tanpa ada masalah berarti hingga tetap dipertahankan hingga Jazz GE8 (2008-2013) dan Honda Freed (2009-sekarang). Pengembangan dilakukan dengan mengubah teknologi katup variabel menjadi i-VTEC .
Tidak hanya Jazz, mesin L15A juga digunakan oleh Jazz versi sedan, alias Honda City. Mulai dari City GD8 dan GM2/GM3. Generasi terbaru City GM6 dan Jazz GK5 menggunakan L15 berkode L15Z i-VTEC yang juga digunakan oleh Honda Mobilio dan BR-V. Mesin ini memang dirancang khusus untuk efisiensi bahan bakar dan juga berpasangan dengan transmisi CVT. Untuk mesin Honda HR-V sedikit berbeda dengan kode L15B yang dipersiapkan untuk Earth Dreams Technology.
Mesin L-Series Honda memang didesain agar sesuai dengan berbagai platform model Honda. Masuk dalam skenario ‘Global Small Platform’ mesin ini khusus dirancang dengan dimensi kompak dan masuk dalam kompartemen mesin yang kecil. Tujuannya adalah agar memaksimalkan ruang kabin sembari agar tercipta akomodasi dan kepraktisan tinggi untuk seluruh penumpang.
Honda K24 Engine
Mesin Honda lainnya yang bertahan lebih dari 10 tahun dan dipergunakan di banyak model. K24 berkonfigurasi 4-silinder inline dengan kapasitas 2.354 cc, lebih banyak mengisi model-model Honda di segmen atas. Antara lain Honda Accord, Honda CR-V, Honda Odyssey dan Honda Elysion.
Honda Accord CM5 merupakan model pertama yang memperkenalkan mesin ini pada tahun 2002. Disusul kemudian oleh Odyssey RB1 pada tahun 2004 dan CR-V RD8 pada 2006 sebagai bentuk perlawanan terhadap X-Trail yang bermesin 2,5-liter. Hingga sekarang tiga model tersebut tetap mengandalkan mesin yang sama meski telah beregenerasi tiga kali. Untuk Accord dan Odyssey generasi terbaru mengadopsi K24W yang telah berteknologi Earth Dream berupa pasokan bahan bakar direct injection.
Mesin K24 banyak diakui memiliki durabilitas tinggi dan sanggup bekerja efisien dalam mengolah bahan bakar. Tak lain karena juga dipasarkan untuk pasar Eropa, Amerika dan Jepang, sehingga memang dikembangkan untuk lingkup global dan segala kondisi medan. Selama terawat dengan benar mesin ini akan selalu bekerja halus sepanjang ratusan ribu kilometer.
Baca Juga: Senjakala Mesin V10
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi Toyota Vios
Model Mobil Toyota
Promo Toyota Vios, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Unggulan Toyota
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Toyota Vios Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Tenaga
105
|
119
|
112
|
109
|
135
|
Torsi
138 Nm
|
145 Nm
|
150 Nm
|
144 Nm
|
225 Nm
|
Power Steering
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
AC
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Anti Lock Braking System
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Kantong Udara Pengemudi
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Airbag Penumpang Depan
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Radio AM/FM
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Speaker depan
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Adjustable Seats
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
|
Tren Sedan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Toyota Vios dari Carvaganza
Artikel Mobil Toyota Vios dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature