Menilik Perkembangan Mesin Turbo Di Indonesia
Honda All New Civic baru saja meluncur di Indonesia pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 7 April lalu. Mengusung desain global yang menarik, Civic pun tampil menggoda. Uniknya, kali ini ia hanya hadir dalam satu varian.
PT Honda Prospect Motor selaku Agen Pemegang Merek (APM) Honda di Indonesia merilis Civic bermesin 1.5 VTEC Turbo dengan harga Rp 475 Juta (on the road Jakarta). Iapun dinamai Honda All New Civic Turbo, kata turbo itulah yang lalu menggugah kami.
Tak sedikit masyarakat yang mengidentifikasikan diksi turbo dengan arti powerful, bertenaga, sporty, performa tinggi. Hal itu tak salah, karena mereka yang sempat merasakan perkembangan mobil sejak era 80-an, pasti terjebak paradigma Turbocharger sebagai perangkat pendongkrak tenaga semata. Dalam hal Civic Turbo, dengan perangkat ini, Civic tak perlu lagi menggunakan mesin ‘besar’ untuk membopong bobotnya sebagai sedan berukuran medium.
Namun, sejatinya hal yang dilakukan Honda pada Civic bukanlah sepenuhnya hal baru di dunia otomotif. Untuk mengenal lebih jauh perkembangan turbo, mari kita tilik lebih mendalam teknologi dan perkembangannya serta penerapannya di mobil bermesin bensin, terutama di Indonesia.
Turbocharged
Turbocharged/Turbo/Turbocharger adalah perangkat yang dipasangkan di bagian exhaust dengan sistem turbin untuk memampatkan udara ke ruang bakar lewat intake manifold. Tujuannya adalah untuk menyemburkan pasokan udara lebih agar tenaga lebih besar bisa dihasilkan tanpa mengubah kapasitas silinder.
Konfigurasi singkat sistemnya terdiri atas turbin, kompresor, pipa, dan intercooler. Turbin yang berada di pipa exhaust berputar atas dorongan gas buang. Kompresor yang tersambung dengan turbin lalu berpputar dan mendorong udara untuk dimampatkan ke ruang bakar. Suhu kompresor yang panas akibat turbin perlu didinginkan. Di sinilah intercooler bermanfaat, untuk melepas panas pada pipa jalur intake.
Ada jeda atau lag yang dibutuhkan sejak turbin exhaust berputar hingga mampu memampatkan udara di ruang bakar dan menaikkan tenaga. Karenanya berbagai teknologi pun disertakan untuk membuat gejala lag ini terminimalisir. Efek yang paling terasa saat lag terjadi adalah adanya jeda ketika kita memijak pedal gas hingga putaran mesin tertentu sampai terjadi efek ‘boost’ atau perputaran mesin yang lebih cepat terjadi.
Penggunaan Turbo
Aplikasi turbo di mesin bensin untuk mobil yang beredar di Indonesia memang tak bisa dipungkiri berawal dari jalur mobil-mobil varian spesial. Misalnya saja Daihatsu Charade Turbo, Fiat Uno Turbo, Volvo 740 Turbo, dan banyak lainnya. Mobil-mobil tersebut bukanlah varian entry level ataupun medium. Varian ini merupakan varian berperforma tinggi yang berorientasi menghadirkan rasa berkendara yang lebih sporti dibandingkan varian standarnya.
Penggunaan turbo pada mobil-mobil bermesin bensin sempat tak ramai tatkala isu efisiensi dan emisi merebak di Eropa. Konsumsi bahan bakar mesin turbo yang boros, belum lagi teknologi mesin kala itu masih belum bisa menghadirkan keramahan lingkungan, pamor mesin bensin dengan induksi turbo pun meredup.
Namun, seiring berkembangnya teknologi, perangkat berbentuk keong berisi turbin inipun seolah menjadi penjawab atas kebutuhan efisiensi. Disertai direct injection, commonrail, multi point injection, catalytic converter yang lebih mumpuni, maupun injektor ganda merupakan teknologi-teknologi yang akhirnya dapat menyertai Turbo agar perangkat ini dapat lebih optimal dalam mencipta keunggulan tak hanya performa, namun juga efisiensi dan ramah lingkungan pada mobil. Jika sebelumnya turbo ditahbiskan sebagai perangkat pendongkrak tenaga, maka trah itupun digunakan kembali agar mesin yang digunakan untuk mobil besar tak juga perlu besar kapasitasnya.
Mercedes-Benz E-Class yang dirakit di Indonesia misalnya. Untuk menghindari harga jual yang terlalu tinggi karena kapasitas mesin yang besar, maka mereka memilih untuk menggunakan mesin 2,0 liter yang diimbuhkan perangkat turbo. Alhasil produksi tenaganya pun mencapai 211 hp dengan torsi 350 Nm.
Begitupun dengan New MINI. Pada semua lini generasi MINI terbaru, tersedia dua pilihan mesin, yakni 1,5 liter dan 2,0 liter. Semuanya menggunakan perangkat turbo. Tujuannya? Meningkatkan tenaga, namun tetap berpotensi menciptakan efisiensi, dengan segala imbuhan teknologi yang memungkinkan untuk itu.
Tak hanya pabrikan mobil biasa, pabrikan mobil sport, seperti Ferrari pun akhirnya setelah 20 tahun menanggalkan perangkat ini, kembali menggunakannya untuk 'Daily' Ferrari mereka, California. Pada peluncurannya di 2014 lalu di Indonesia, Ferrari menyajikan kembali California dengan turbo ini. Kekhawatiran akan lambatnya akselerasi dan suara parau khas mesin Naturally Aspirated Ferrari pun berhasil dieliminir.
Bahkan pada ajang motorsport seperti Formula 1, teknologi turbo juga saat ini dijadikan perangkat wajib. Atas dasar ingin menarik lebih banyak sponsor lewat kampanye ramah lingkungan, mesin 2,4 liter V8 Naturally Aspirated pun diganti dengan unit 1,6 liter V6 dengan imbuhan turbocharged.
Tentu saja, penggunaan mesin kecil seperti sudah disebut di atas bukan hanya berimbas pada efisiensi yang terjamin. Pajak kendaraan juga bisa direduksi berkat terpangkasnya kapasitas silinder. PT Ford Motor Indonesia, pada 2013 meluncurkan All New Fiesta dengan mesin Ecoboost. Dengan modal mesin 1,0 liter 3 silinder yang lebih kecil, Fiesta mampu menghasilkan tenaga hingga 170 PS. Ini lebih tinggi 30 PS dari mesin 1,5 liter Naturally Aspirated-nya.
PT General Motor Indonesia, selaku APM Chevrolet di Tanah Air, memasukkan Crossover Trax yang akan bersaing dengan Honda HR-V dan Nissan Juke bermodal mesin yang lebih kecil. Meski mesinnya lebih ramping, hanya 1,4 liter namun output tenaganya lebih besar. Berkat induksi turbo, produksi tenaga Chevrolet Trax mampu mencapai 140 PS, lebih besar 20 PS dari Honda HR-V berkapasitas 1,5 liter yang hanya menghasilkan 120 PS.
Paradigma negatif tentang turbo yang 'ribet' pun akhirnya sirna. Saat ini ia dikenal sebagai perangkat penjaga efisiensi. Berkat turbo, pabrikan mampu menghadirkan mobil dengan kapasitas mesin lebih kecil. Yang paling fenomenal akhir-akhir ini adalah Honda All New Civic Turbo.
Civic yang sebelumnya hadir dengan mesin 1,8 liter dan 2,0 liter, kali ini untuk pasar Indonesia hanya hadir dengan mesin 1,5 liter turbo. Meski secara kapasitas itu artinya sama dengan Honda Jazz, City, Mobilio, HR-V dan BR-V, namun mesin baru yang digunakan pada Civic yakni 1,5 liter DOHC VTEC Turbo, mampu menelurkan tenaga mencapai 173 PS. Ini jauh lebih besar ketimbang mesin 1,8 liter bahkan 2,0 liter yang hanya memproduksi 155 PS. Efisiensi tentu sudah bukan momok bagi Honda. Apalagi Civic didukung oleh teknologi penjaga efisiensi seperti ECO Assist, dan transmisi CVT.
Dengan demikian, dalam catatan kami, sudah cukup banyak merek yang menggunakan teknologi ini di mesin bensinnya. Honda, Chevrolet, Ford, Mercedes-Benz, BMW, MINI, Volkswagen, Peugeot. Melihat trend ini, rasanya tak mustahil jika ke depannya, akan makin banyak merek dan model yang menggunakan perangkat turbo.
Baca Juga: Deretan Keunggulan Audi A6 terbaru
Foto: Wikipedia, Dari berbagai sumber
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Chevrolet Trax Terbaru di Oto
Tren Crossover
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Chevrolet Trax dari Carvaganza
Artikel Mobil Chevrolet Trax dari Zigwheels
- Motovaganza