Lapang dan Terjangkau, Pilihan MPV Beratap Tinggi ini Cocok jadi Mobil Keluarga
Setidaknya ada empat MPV kelas menengah dapat dipertimbangkan di pasar mobkas saat ini. Dengan bujet LMPV anyar, Anda bisa menebus MPV sejati berpintu geser. Menarik, kurang dari Rp 250 jutaan dapat unit berusia relatif muda, kabin lapang beratap tinggi, dan yang pasti berkelas. Berikut pilihannya.
Mazda Biante
Mazda memboyong Biante untuk memanaskan persaingan MPV beratap tinggi dengan Nissan. Meluncur pada 2012 sebagai MPV kelas menengah, dan kemudian harus disuntik mati pada 2018 tanpa penerus. Sekarang unit bekasnya jauh lebih terjangkau. Kebanyakan unit bekas diberi label Rp 200 – 230 jutaan, sesuai kantong kalau mengacu harga LMPV. Pertimbangannya adalah usia komponen dan teknologi Skyactiv.
Banyak keunikan dimiliki Biante terutama di sektor interior. Konfigurasi bangku sangat fleksibel untuk menyesuaikan kebutuhan, terutama pergeseran jauh di baris kedua. Mau itu untuk tujuh penumpang, memaksimalkan pengangkutan barang, atau menciptakan ruang tidur. Kesegaran udara pun terjamin karena AC dilengkapi nanoe ion generator dan filter anti-allergenic.
Teknologi lainnya juga belum bisa dianggap kuno, sesuai standar masa kini. Ambil contoh sarana hiburan, di depan tersemat head unit touchscreen, diikuti audio steering switch. Bahkan tersedia monitor atap 10,1 inci untuk penumpang belakang. Akses kabin? Pintu geser elektrik tersedia di kedua sisi. Di luar, Biante memancarkan cahaya terang di malam hari melalui Xenon HID Headlamp.
Baca Juga: Opsi Mobil Bekas 7-Seater Daihatsu di Bawah Rp 150 Juta
Urusan pemacu daya, Biante keluaran 2016 sudah menggendong jantung Skyactiv-G empat silinder 2.000 cc. Ekstraksi tenaga mencapai 151 PS dibarengi torsi 190 Nm, tersalur ke roda depan lewat girboks otomatis Skyactiv Drive 6-percepatan. Girboks ini menyuguhkan penyaluran daya halus dan disertai fungsi paddle shift.
Nissan Serena C26
Pada era yang sama dengan Biante, Nissan hadirkan Serena C26 sebagai kontestan andalannya. Dari total tiga varian, bujet setara LMPV bisa digunakan untuk menebus kasta tertinggi Highway Star (HWS) atau mungkin Autech. Banyak keluaran 2016 dipasarkan sekitar Rp 200 -220 juta untuk HWS, dan Rp 225 – 250 jutaan kalau tertarik Autech.
Autech sendiri merupakan varian termewah di keluarga Serena. Dari luar tergambar lewat ornamen kromium ekstra di interior dan panoramic roof. Pembeda lain adalah DRL di area bumper dan sepatu 16 inci spesifik Autech. Meski begitu, secara esensi fitur kurang lebih sama. Misal LED headlamp dan signature lamp, lalu dual automatic sliding doors guna memudahkan akses kabin.
Fleksibilitas komposisi tempat duduk dan ruang kompartemen menjadi inti dari MPV high roof. Tak salah bila memilihnya sebagai penunjang mobilitas keluarga. Nissan sebutkan sampai 14 mode berbeda sesuai keinginan penumpang. Bangku baris kedua dapat digeser maju-mundur atau memisah ke samping. Agar perjalanan menyenangkan, ada dua layar dalam kabin. Sumbernya adalah head unit touchscreen 6,75 inci di dasbor dan roof monitor 10 inci untuk penumpang belakang.
Baca Juga: Pilih Mana, Toyota Veloz 1.5 Anyar atau Kijang Innova 2.0 G Bekas?
Jantung pacu mengandalkan unit MR20 empat silinder 2.000 cc dengan torsi besar. Keluaran tenaga sampai 147 PS diikuti momen puntir 206 Nm. Kekuatan memuntir ekstra memang dibutuhkan lantaran Serena menggendong transmisi CVT.
Toyota Nav1
Sebelum lahir Voxy, Toyota ikutan mengisi pasar Serena C26 dan Biante dengan Nav1. Disayangkan ia memiliki desain lebih hambar ketimbang pesaing. Memang kembali lagi sesuai preferensi masing-masing. Tapi kalau melirik data spesifikasi, Nav1 termasuk opsi menarik. Terjangkau pula, Rp 200 jutaan sudah mendapat tipe teratas V Limited keluaran 2016. Jika mencari unit lebih murah lagi, keluaran 2013 bisa dibawa pulang dengan tebusan Rp 150 jutaan.
Khusus V Limited, fitur dibuat sedikit lebih mewah. Ia memiliki fungsi smart entry untuk memudahkan akses kabin. Namun di luar itu, tidak begitu banyak nilai spesial. Dual Automatic Power Sliding Door hadir sebagai fitur standar. Untuk penerangan masih bersumber dari halogen, dipancarkan melalui lensa proyektor.
Tak jauh dari kontestan lain, Nav1 menawarkan kebebasan pengaturan komposisi bangku. Mau itu dibuat rata untuk selonjoran sampai mengadakan rapat dadakan, Nav1 siap menyajikan itu. Pasalnya, bangku baris kedua dapat digeser atau diputar. Urusan sistem infotainment juga kurang lebih serupa pemain sekelas. Head unit touchscreen dilengkapi Toyota Navigation hadir di dasbor, dilengkapi monitor atap untuk penumpang belakang.
Jika membahas dapur pacu, Toyota Nav1 punya jantung lebih canggih. Ialah unit 3ZR-FAE empat silinder 2.000 cc berbekal teknologi Valvematic. Tidak hanya valve timing, Valvematic turut mengatur jarak bukaan klep. Keluaran tenaga paling besar di antara kompetitor, mencapai 158 PS beserta momen puntir maksimum 196 Nm. Seluruh putaran diterjemahkan ke roda depan melalui transmisi CVT tujuh percepatan.
Mitsubishi Delica
Bawa konsep berbeda, Mitsubishi pernah ikut meramaikan segmen MPV high roof dengan Delica D:5. Ialah mobil keluarga berpintu geser dengan bumbu SUV. Tak kalah menarik, pun harga bekasnya relatif terjangkau dibandingkan pilihan lain. Masih bisa ditemukan unit di bawah Rp 200 jutaan untuk keluaran 2015. Akibat kurang laris, Delica menjadi pilihan anti mainstream karena populasinya tidak begitu banyak.
Mitsubishi sebut Delica sebagai Sport Utility MPV dan tercermin lewat rancangan luar. Mengotak dan berpostur tinggi, dibungkus elemen tangguh bak skid plate. Soal teknologi juga lumayan canggih. Ia menganut lampu HID dilengkapi Active Corner Lamp yang menyala sesuai arah ban. Power Sliding Door eksis untuk memudahkan akses.
Fleksibilitas interior mungkin tidak sepintar dan sekomplet pemain lain. Delica mengutamakan kenyamanan perjalanan lewat bangku captain seat. Jangan khawatir, pengaturan sliding tetap jauh untuk menyesuaikan kebutuhan pengangkutan. Tambahan kenyamanan lain, blower tersedia sampai baris ketiga. Untuk sarana hiburan hanya tersedia dari depan, berisi fitur navigasi, finger gesture recognition, dan Mirroring lewat Miracast.
Unit penghasil tenaga mengandalkan mesin 4J11, empat silinder 2.000 cc. Ekstraksi berada di tingkatan moderat, gelontorkan tenaga 150 PS dan torsi puncak 191 Nm. Tidak menjadi unggul di antara pilihan lain. Distribusi puntiran terlaksana ke roda depan melalui transmisi CVT rasa enam percepatan beserta paddle shift. (Krm/Odi)
Baca Juga: Cari MPV Bekas, Mending Nissan Livina VL atau Honda Mobilio RS?
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice