Komparasi BMW All New X1 VS Mercedes -Benz GLA
Pertemuan pertama kami dengan BMW X1 terbaru yang meluncur 11 mei lalu, mengingatkan kami pada kali pertama berjumpa dengan Mercedes-Benz GLA-Class di ajang Indonesia International Motor Show 2014 silam. Sosok SUV paling kompak dari dua pabrikan mobil mewah asal Jerman, hadir di hadapan kami. Perbedaannya, tentu saja adalah pada momentum waktunya. Selisih 2 tahun.
2 tahun, waktu yang dibutuhkan BMW untuk menghadirkan generasi kedua dari SUV, atau SAV (Sport Activity Vehicle) mereka ke depan publik. Dalam kurun waktu tersebut, BMW nampak belajar betul apa sebetulnya kebutuhan masyarakat, terutama di Indonesia dari sosok SUV dengan paket harga yang terjangkau di segmen premium.
Pembenahan besar-besaran dilakukan pada X1 generasi ini. Bukan sekadar eksterior, namun hingga mesin bahkan penggerak, rela dipertaruhkan untuk memberikan masyarakat penggemar mobil premium, pilihan SAV yang lebih andal, tak hanya untuk berjelajah, namun untuk berliku di kemacetan perkotaan.
Caranya adalah dengan menggunakan mesin 3-silinder, dengan kapasitas terkecil yang ada di BMW yaitu 1.5 liter, dan penggerak roda depan. Cara yang baru untuk BMW, namun bukan hal baru untuk Mercedes-Benz. Sejak diluncurkan 2 tahun silam, GLA memang menawarkan sistem gerak roda depan. Mesinnya pun terbilang kompak saat itu dengan kapasitas 1.6 liter.
Keduanya memang berada dalam segmen yang sama, yakni Compact SUV premium, atau Crossover SUV premium. Tertarik untuk melihat keduanya jika bersandingan, kami menariknya dalam sebuah komparasi. Berbasis data di atas kertas, dan pengalaman kami menguji sebelumnya, kami penasaran untuk mencari, mana yang lebih unggul.
Perlu diketahui, BMW X1 kali ini hanya hadir dalam 2 varian dengan satu mesin, dan satu penggerak. Yakni sDrive 18i dan sDrive 18i xLine. Sedangkan GLA memiliki 5 varian, GLA 200, GLA 200 Urban, GLA 200 Sport, GLA 200 AMG, dan GLA 45 AMG.
Kamipun mengambil varian yang paling mirip harganya, yakni GLA 200 Sport (Rp 679 juta-off the road) dan sDrive 18i xLine (Rp 659 juta-off the road). Desain
Pada generasi kedua X1, BMW bukan sekadar mengklaim bahwa sosok X1 sudah jauh berbeda dengan sebelumnya. Faktanya dengan tak lagi berbagi platform dengan seri 1, bahkan seri 2, X1 kini memiliki sosok yang lebih independen. Paling tidak tubuhnya bisa lebih proporsional sebagai sebuah SUV-atau jika mengikuti bahasa BMW, SAV. Bahkan jika kami boleh sebut, ia lebih layak diibaratkan sebagai X3 kompak. Desainnya lebih dinamis daripada GLA, namun tetap memiliki kesan sangarnya lewat garis otot yang tegas.
Sosok yang kental dengan nuansa SUV memang dimiliki juga oleh GLA-Class. Namun desainnya tentu saja masih menyiratkan sosok Mercedes-Benz A-Class yang menjadi basis pengembangannya. Di atas kertas pun, dimensinya jauh lebih kompak dibanding X1. Bahkan sekilas ia tak berlebihan jika disebut sebagai A-Class versi crossover, atau mungkin A-Class yng ditinggikan dan digambotkan. Nuansa A-Class yang sangat hatchback masih terpapar jelas di sosoknya.
Dimensi GLA memang lebih kecil, dengan (P x L x T) 4.417 x 1.804 x 1.494 mm, sosoknya terlihat kian jauh ukurannya dengan X1 generasi ini yang ‘membesar.’ BMW All New X1 memiliki dimensi 4.439 x 1.821 x 1.612 mm (P x L x T). Ekspektasi kami dari angka di kertas ini, kemampuan akomodasi X1 lebih baik daripada A-Class. Meski demikian, daya jelajah X1, sepertinya akan lebih terbatas dibanding GLA-200 Sport. Ground clearance SAV teranyar BMW ini hanya 183 mm, jauh lebih rendah dari pada Mercy GLA yang mencapai 205 mm.
Oke, kembali ke desain, pun demikian ketika memasuki kabin. Anda akan merasa seolah berada dalam kabin A-Class begitu duduk-melihat interior-dan melihat suasana di luar kabin. Layout dasbornya khas A-Class, pun dengan tingkat kelapangan kabinnya.
Suasana ini cukup berbeda begitu Anda memasuki kabin X1. Struktur konstruksi baru memungkinkan insinyur BMW memberikan seat position yang lebih ‘SUV,’ alias lebih jangkung dibanding X1 generasi sebelumnya. Disebutkan, 36 mm berhasil diraih untuk menambahkan tinggi jok X1 dan membuat pengemudi merasa lebih gagah.
Performa
Untung saja, yup, kami menggunakan frasa ini untuk membuka paragraf karena ‘untung saja,’ BMW menggunakan strategi unik dengan menghadirkan mesin 1.5 liter turbo sebagai pendongkrak tenaga X1. Sebab, Mercedes-Benz GLA 200 Sport yang menjadi lawannya pun menggunakan mesin dengan kapasitas tak jauh berbeda, yakni 1.6 liter turbo.
Sayangnya di sektor performa, kami bisa menyimpulkan dengan singkat, bahwa GLA memiliki performa yang lebih menjanjikan ketimbang X1.
Alasannya sederhana, mesin yang digunakannya hanya sedikit lebih besar, namun tenaga yang ditelurkannya, serta kenyamanan yang ditawarkannya, lebih meyakinkan. Begini detailnya, BMW menggunakan mesin 1.5 liter, dengan konfigurasi 3-silinder. Mesin ini sebelumnya menuai kesuksesan pada genre MINI dan 2-Series.
Namun ada satu hal yang dipertaruhkan BMW lewat mesin ini, yakni konfigurasi penggeraknya yang kini terpaksa menggunakan roda depan. Ini adalah langkah signifikan yang dilakukan BMW, soalnya ini pertama kalinya BMW menggunakan rancang bangun gerak roda depan pada sosok SUV atau SAV. Oke, mereka memang sukses membuat 2-Series asyik dikendarai dengan roda depan, tapi bagi kami itu tak ada pembandingnya, sebab BMW tak punya hatchback sebelumnya.
Berbeda dengan Mercedes-Benz, yang memang sudah cukup lama menggunakan struktur penggerak roda depan, termasuk pada GLA-Class. Toh ekspektasi masyarakat akan sebuah Mercedes-Benz juga bukan pada pengendaliannya. Namun pada kemewahannya.
Selisih 0,1 liter dari GLA-200, membuat X1 defisit tenaga. Output tenaga dari mesin 3-silindernya hanya 136 dk dengan torsi yang juga ‘hanya’ 220 Nm. Padahal BMW sudah merevisi mesin milik MINI ini demi mendapatkan torsi yang lebih sesuai untuk sebuah SUV. Pasalnya, GLA menawarkan tenaga hinga 156 dk! Bonus kapasitas 0,1 liter benar-benar sukses membuatnya jauh lebih bertenaga. Torsinya pun bisa memuncak hingga ke level 250 Nm.
Faktor kenyamanan juga kami berani memprediksi bahwa Mercedes-Benz akan lebih unggul. Bukan saja memang ini ciri khas Mercy yang selalu pandai menghadirkan konstruksi suspensi dan peredaman lebih baik, namun mesin 4-silinder kami yakin akan lebih halus getarannya dibanding unit 3-silinder yang disandang X1.
Pun dengan transmisi yang digunakannya. GLA ‘sepertinya’ lebih unggul dengan penggunaan girboks Dual Clutch Transmission (DCT) 7-speed. Perpindahan gigi yang lebih presisi dan lebih cepat adalah karakter utama girboks ini. Bukan hanya pengaliran tenaga yang lebih cekatan, namun kenyamanan untuk sebuah mobil otomatik, bisa tersaji lewat girboks ini. Sayang BMW tak menyebut jelas apa jenis girboks yang digunakannya, sehingga kami tak bisa menilai lebih dalam. Namun, disebutkan bahwa transmisi otomatik yang digunakan X1, memiliki pembagian hingga 8 percepatan.
Fitur
Kedua mobil ini menawarkan komposisi fitur yang kurang lebih sama. Di sektor perlengkapan eksterior, keduanya menawarkan perangkat paling modern dari kendaraan Eropa generasi ini. Misalnya saja lampu DRL yang menjadi perangkat wajib di benua sana, hadir juga dengan ciri khasnya masing-masing pada dua kontestan ini.
Fitur penunjang kemewahan dan kenyamanan penumpang, yaitu panoramic sun roof dimiliki oleh keduanya. Sesi komparasi lebih dekat kami nanti, akan menyajikan fungsionalitas fitur ini. Sebab ketika dua kendaraan ini disandingkanlah, lebih terlihat seberapa besar efeknya bagi penumpang. Di sektor kaki-kaki, pelek 19 inci disematkan pada GLA 200 Sport, sedangkan X1 menggunakan pelek 18 inci.
Material, nomor wahid tentu saja menjadi pembungkus interior kedua mobil ini. Begitu masuk kabin GLA 200 Sport, balutan warna hitam yang mewah menyeruak. Kulit khas Artico juga membungkus banyak perangkat kabin. Sama seperti BMW, material mewah juga bisa ditemukan pada X1. Dengan warna coklat khas kulit yang lebih dominan, X1 generasi ini menawarkan kabin yang lebih mewah.
Untuk perangkat mode pengendaraan, keduanya memiliki mode ini. Pembagiannya pun cenderung sama, yakni tiga mode. Bedanya pada X1 modenya dibagi ke Comfort, Sport dan EcoPro. Sedangkan Mercy membagi mode berkendara menjadi Eco, Sport dan Manual.
Sedangkan fitur penunjang berkendara lainnya yang dapat dikontrol yakni kontrol traksi, ESP (Electronic Stability Program), Cruise Control, dimiliki keduanya meski dengan wujud atau nama berbeda. Pun dengan auto start stop, yang dapat memati-nyalakan mesin ketika mesin idle di kemacetan demi menjaga efisiensi, digunakan juga baik oleh GLA 200 Sport maupun oleh X1 sDrive 18i xLine.
Fitur konektivitas pun demikian. Keduanya menawarkan kemudahan mengontrol multimedia lewat kontrol yang intuitif, dengan ciri khas masing-masing. Bedanya X1 kami nilai lebih unggul dengan iDrive Controller yang lebih user friendly. Koneksinya pun lebih unggul BMW dengan fitur smartphone yang ketika Anda menginstall aplikasinya (BMW Connected) di smartphone, maka akan banyak fitur yang dapat digali dari X1.
Kesimpulan Harga yang dibanderol untuk keduanya terbilang cukup jauh. X1 sDrive 18i xLine dilabeli Rp 659 juta (off the road). Sedangkan Mercedes-Benz GLA 200 Sport dijual dengan harga Rp 679 juta (off the road).
Dengan harga mobil lebih murah Rp 20 juta. Anda bisa mendapatkan X1 dengan desain yang lebih baru tentunya ketimbang Mercy GLA-Class yang sudah melenggang sejak 2014. Sosok X1 yang lebih besar, dengan mesin yang lebih efisien adalah andalannya. Sedangkan Mercedes-Benz menawarkan GLA 200 Sport yang lebih kompak, namun dengan ketangguhan SUV yang lebih mumpuni berkat ground clearancenya dan mesin yang lebih bertenaga.
Dari data di atas kertas tersebut, nampaknya kedua mobil ini seolah menawarkan karakter yang berbeda. GLA adalah crossover yang lebih andal diajak ke medan yang lebih bervariasi. Sedangkan X1 lebih andal sebagai SAV yang multifungsi sebagai mobil perkotaan, lebih baru dan modern, juga, lebih murah tentunya.
Kali ini kami benar-benar kesulitan menentukan mana yang lebih baik. Namun melihat kondisi sekarang dimana lalu lintas selalu padat kemanapun kita bepergian mesin 3-silnder terdengar efisien. Untuk sementara ini, kami pilih X1 dulu untuk tunggangan sehari-hari. Kami katakan sementara karena akan ada pengujian sebenarnya nanti. Tunggu saja.
Baca Juga: 5 Keunggulan Pajero Sport Di Mata Perally
Foto: Carbay Indonesia, Mercedes-Benz
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Komparasi BMW X1 vs Mercedes Benz GLA
Model Mobil BMW
Promo BMW X1, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Unggulan BMW
- Terbaru
- Populer
Video Mobil BMW X1 Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Tenaga
136
|
228
|
187
|
165
|
197
|
Torsi
230 Nm
|
420 Nm
|
252 Nm
|
240 Nm
|
440 Nm
|
Automatic Climate Control
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Dual-Zone
|
Ventilasi AC Belakang
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Engine Start Stop Button
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Anti Lock Braking System
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
EBD (Electronic Brake Distribution)
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Airbag Penumpang Depan
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Lingkar kemudi Dengan Tombol Multi Fungsi
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Sensor Parkir
-
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
|
Tren SUV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil BMW X1 dari Carvaganza
Artikel Mobil BMW X1 dari Zigwheels
- Motovaganza
Bandingkan
You can add 3 variants maximum*- Merek
- Model
- Varian