Kisah Di Balik Simbol (Part I)
Seorang product engineer dari pabrikan besar pernah bercerita pada saya, logo atau simbol dari sebuah merek mobil, selalu disajikan dengan sangat istimewa pada mobil tersebut. Meskipun harga mobilnya murah, logo tersebut akan tetap dibuat menggunakan material terbaik untuk membuat simbol yang akan tahan lama. Menurutnya, mobil bisa usang, namun tak demikian dengan identitas merek tersebut, karenanya peran logo sangatlah penting artinya baik itu digunakan pada eksterior, interior hingga anak kunci sekalipun.
Lalu, jika logo sebegitu pentingnya bagi sebuah brand, tentu tak akan sembarang huruf atau simbolisasi yang digunakan. Kami yakin ada arti di baliknya. Jika tidak, tak mungkin ada kontes desain berhadiah uang yang sangat tak sedikit untuk merancang logo seperti yang sering dilakukan pabrikan-pabrikan.
Filosofi, tujuan, visi dan misi pabrikan, biasanya direpresentasikan lewat logo ini. Berikut kami sarikan pada Anda 5 kisah di balik simbol-simbol pabrikan mobil.
Ferrari – The Prancing Horse
Banyak yang menyangka bahwa lambang kuda jingkrak atau yang disebut prancing horse merupakan identitas Ferrari yang paling otentik. Tapi bukan, sebab lambang yang hingga kini masih digunakan Ferrari di setiap mobilnya dan tak pernah tergantikan tersebut awalnya merupakan milik Francesco Baracca, pilot pesawat tempur Italia di perang dunia I. Pilot hebat yang sudah menembak jatuh 34 pesawat musuh ini menggambar kuda yang berjingkrak di atas kedua kaki belakang pada bagian pesawatnya. Kemenangan Baracca pun melegenda di Italia saat itu.
Hal ini membuat Enzo Ferrari yang saat itu sedang membangun merek sendiri setelah keluar dari Alfa Romeo tertarik untuk mewarisi dan memasang lambang legendaris itu di mobil-mobilnya pasca gugurnya Baracca di medan perang.
Seperti dilansir pada laman resmi Ferrari, pada akhir perang, orang tua Baracca menawarkan Enzo Ferrari untuk menggunakan Cavallino Rampanto untuk diadaptasikan pada prouk-produknya. Enzo pun mengadaptasikan simbol ini dengan tameng kuning yang melambangkan daerah asal Enzo, Modena lalu mengimbuhkan bendera tricolour Italia.
Rolls-Royce – The Spirit Of Ecstasy
Dibanding kisah lambang lain, mungkin cerita di balik maskot ini adalah yang paling kontroversial. Kisah percintaan terlarang dari patung wanita di atas kap mesin Rolls Royce, patung yang dinamakan Spirit of Ecstasy. Patung wanita yang menunduk sambil membentangkan bajunya ke belakang ini juga dikenal dengan nama Flying Lady, Silver Lady atau Emily.
Menurut Forbes, sang pengukir, Charles Robinson Sykes menjadikan sosok wanita cantik asal Inggris, Eleanor Velasco Thornton, sebagai inspirasi model saat mengukir maskotnya di atas perak. Lalu, siapa gadis cantik ini? Ia adalah sekretaris dari Lord Montague of Beaulieu, pendiri dan editor majalah The Car Illustrated.
Lord Montague yang memang dekat dengan para pimpinan Rolls-Royce yang saat itu sedang kesal dengan ornamen maskot yang disematkan pada mobilnya, mengajukan diri untuk memberikan desain yang bisa mereprsentasikan esensi mobil yang kencang, namun tetap menyajikan kenyamanan tanpa getaran mesin yang menggabungkan energi besar dan keindahahan mahkluk hidup.
Montague, diyakini meminta Sykes untuk menjadikan sang sekretaris, Eleanor yang ia cintai secara diam-diam (karena Montague sudah berkeluarga) sebagai model untuk maskot yang dirancang Sykes.
Sykes pun menamakan patung ini awalnya The Spirit Of Speed, namun nama tersebut dirasa kurang representatif dengan imaji yang ingin ditampilkan. Alhasil Sykes menamakannya, "A graceful little goddess, the Spirit of Ecstasy,” Artinya adalah mahkluk terbaik yang terpilih untuk melintasi jalan dengan keindahan dan kemewahan yang luar biasa.
Audi
Simbol Audi, empat cincin tersambung, tak pernah absen dari semua model mobil Audi baik itu mobil mewah, maupun mobil sportsnya. Lambang ini memiliki arti yang historikal bagi Audi, kisah pendirian Audi, tersirat dari logo ini.
Ya menurut laman resmi Audi, lambang tersebut merupakan simbolilsasi dari persatuan empat produsen otomotif tertua di Jerman yang bergabung bersama pada tahun 1932 untuk membuat satu brand, Audi. Perusahaan tersebut adalah Audi, Horch, DKW, dan Wanderer. Setiap cincin pun memiliki urutannya, cincin pertama di sisi kiri, adalah Audi, cincin kedua adalah DKW, cincin ketiga Horch, dan cincin keempat, Wanderer.
Logo Audi sempat dimodifikasi pada 2009, tahun di mana Audi merayakan ulang tahunnya yang ke 100. Tak ada banyak perubahan signifikan, hanya mengubah ukuran, warna dan penampilan pada umumnya. Lambang ini di era modern pun selalu diikuti kalimat “Vorsprung durch Technik,” yang artinya inovasi melalui teknologi.
Toyota
Sebelum kita mengenal lambang Toyota sekarang, dengan tiga oval bertumpuk membentuk huruf T, ternyata banyak kisah selama perjalanan emblem legendaris merek Jepang ini. Pada 1936, logo yang pertama digunakan adalah aksara ‘TOYODA’ pada frame heksagonal. Kata Toyoda sendiri berasal dari nama sang pendiri, Sakichi Toyoda. Delapan garis yang membingkainya mengartikan keberhasilan dan keberuntungan.
Lambang inipun sempat mendapat kritik. Karena pada masa itu, tak banyak yang berani menuliskan nama keluarga sebagai logo perusahaan, apalagi bukan menggunakan aksara jepang, Katakana. Alhasil pada kedua kalinya logo digunakan, nama Toyoda disajikan dalam penulisan Katakana.
Menggunakan penulisan To Yo Da dalam Katakana, lambang inipun menjadi lebih konvensional. Masih menggunakan prinsip keberuntungan dengan delapan goresan. Tapi di sinilah nama ‘Toyota’ justru muncul. Karena kesalahan penyebutan dari aksara To yo da menjadi To yo ta karena kemiripan huruf katakana antara da dan ta pada simbol tersebut, maka nama Toyota pun disepakati.
Tahun 1989, dalam rangka merayakan 50 tahun Toyota berkibar di industri otomotif, mereka menggunakan logo yang lebih modern. Menurut laman resmi Toyota, butuh waktu hampir lima tahun untuk menggarap logo baru yang berupa susunan tiga oval membentuk huruf T.
Dua oval pertama yang bertumpuk menggambarkan hati konsumen dan hati perusahaan. Penumpukkan dua oval ini merepresentasikan hubungan yang sangat erat antara keduanya. Sedangkan bentuk menyerupai huruf T ditujukan untuk menggambarkan kendaraan yang digunakan. Setiap oval dibentuk menggunakan ketebalan dan ukuran yang berbeda, sesuai dengan cara orang Jepang menggoreskan dalam tradisinya.
BMW
Banyak yang mengira bahwa logo BMW merupakan representasi dari baling-baling pesawat yang menjadi cikal bakal perusahaan asal Jerman tersebut. Tak salah memang, sebab pada iklan BMW era awal yang membuatnya terkenal, logo BMW dilambangkan terbentuk dari putaran baling-baling dan menciptakan tampilan logo BMW.
Namun, sebenarnya kisahnya cukup panjang dan merepresentasikan sejarah BMW. Menurut logodesignlove, BMW yang sebelumnya bernama RAPP MOTOR, memiliki lambang lingkaran hitam dengan aksara RAPP pada bagian lingkaran atas dan disertakan kuda hitam di tengahnya.
Seiring perubahan perusahaan, logo perusahaan pun diubah, namun dengan menggunakan prinsip yang sama. Lingkaran hitam, dengan nama perusahaan baru, BMW, tapi mengganti kuda hitam di bagian tengah dengan bendera bavaria yang berpoila catur biru mudah-putih.
Baca Juga: Desain mobil yang melegenda
Sumber: Toyota-global, logodesignlove.com, Ferrari, Rolls Royce, Audi AG
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice