Hal-hal yang Perlu Diketahui Sebelum Putuskan Beli Suzuki Ignis
Salah satu produk Suzuki dengan tampilan unik ialah Ignis. Wujud muka dan rancang bangun kendaraan amat berbeda dari rival lain. Sosoknya memperlihatkan gabungan hatchback dengan crossover. Mobil mungil macam ini paling cocok sebagai mobilitas kaum urban. Dimensi tubuh ringkas bergaya SUV ini punya banyak kelebihan. Selain profil bodi, banderol serta total cost ownership relatif bersahabat dengan kantong.
Harga Baru & Bekas
Untuk pasar Indonesia, ia memiliki empat tipe. Baik manual lima percepatan maupun matik. Pada tahun lalu, ia sedikit alami penyegaran, untuk mempertahankan pasar. Walu begitu, secara umum bentuk tubuh masih sama dengan unit lawas. Harga pun sedikit naik. Berikut detailnya:
New Ignis GL MT Rp 175,5 juta
New Ignis GL AGS Rp 185,5 juta
New Ignis GX MT Rp 194,5 juta
New Ignis GX AGS Rp 204,5 juta
Jika Anda kepincut dengan model seken. Harga tersedia di pasar mobkas Jabodetabek cukup bervariasi. Misal untuk Ignis GX matik lansiran 2017 ditawarkan mulai Rp 117 juta sampai Rp 120 jutaan. Kemudian keluaran tahun produksi 2018 otomatis dilepas Rp 122 juta hingga Rp 128 juta. Unit 2019 dijajakan Rp 135 juta – Rp 143 juta.
Ongkos Perawatan
Biaya servis rutin Suzuki Ignis diklaim menjadi yang paling terjangkau di kelasnya. Misalkan saja, untuk ongkos berkala dari 0 hingga 50.000 km hanya sebesar Rp 2,29 jutaan. Lalu selama jarak pemakaian 60.000 km sampai 100.000 km hanya sebesar Rp 4,8 juta. “Ongkos perawatan yang cukup terjangkau ini kami tawarkan. Dengan harapan pelanggan setia Suzuki, khususnya Ignis, tetap mempercayakan servis mobilnya di bengkel resmi kami. Sehingga kami juga dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pastinya dalam menjaga kondisi mobil tetap optimal,” terang Riecky Patrayudha, Head of Service PT SIS beberapa waktu lalu.
Baca juga: Berminat Daihatsu Sigra Baru, Angsuran Rp 2 Jutaan dengan Uang Muka 30 Persen
Efisiensi Enjin
Mekanikal pacu Ignis tak berubah. Dari dulu sampai dengan model penyegaran sama. Ia memakai mesin penenggak bensin 4-silinder 1.197 cc. Suplai tenaga puncak hingga 83 PS pada 6.000 rpm. Kemudian momen puntir maksimal terbuncah 113 Nm. Output power dipadu transmisi manual 5-speed atau opsi Auto Gear Shift (AGS). Sehingga Anda bisa memindah tuas ke mode manual seperti triptronik. Jenis transmisi otomatis ini dibilang lebih minim perawatan dan ongkos servis.
Tangki bahan bakar Ignis mampu menampung BBM 32 liter. Lantaran internal mekanikal bakar sama, dipastikan konsumsi bensin tak berubah. Berdasar pengujian BT2MP-BPPT, Ignis bertransmisi manual cuma minum bensin 23,64 km/liter. Sementara pada varian Auto Gear Shift sebesar 23,44 kpl.
Perbedaan Lama dan Baru
Visual tubuh sepintas tampak sama. Namun ujung depan Ignis 2020 tampak terinspirasi dari gaya Suzuki S-Presso. Bumper muka sedikit dibenahi, pakai model kotak-kotak. Ada lubang angin ala diffuser plus rumah lampu kabut sedikit dirombak. Tetap ada DRL berserta lampu depan LED proyektor. Sementara di buritan bumper dikelir perak biar terlihat beda. Yang masih sama ialah lekatan fender hitam dan pakai roof rail, seolah menimbulkan kesan kuat mini crossover.
Pelek juga tak berubah, menggunakan diameter 15 inci lima kelopak, disemprot cat hitam. Namun salah satu nilai positif Ignis adalah ukuran ground clearance yang lebih tinggi dari mobil sekelas. Jarak pijak tanahnya 180 mm, memungkinkan mobil melindas jalan tak rata atau tanggul jalan tinggi. Kemudian sekarang ia memiliki lebih banyak warna. Yakni Pearl Arctic White, Silky Silver, Glistening Grey, Pearl Mignight Black, Stargaze Blue Black (baru). Dan juga Stargaze Blue Silver (baru), Lucant Orange Black, Lucant Orange kemudian torquise blue.
Di bagian interior hanya sedikit yang disentuh. Suzuki menawarkan corak lapis jok baru berbahan fabric. Sebetulnya kalau Anda ingin lebih nyaman, sebaiknya diganti dengan minimal balutan kulit sintesis guna memudahkan perawatan. Lalu peranti keselamatan standar seperti sensor parkir belakang, sistem peringatan kecepatan tinggi. Juga pengingat sabuk pengaman penumpang depan di ada di semua varian.
Baca juga: Lima Alasan Mengapa Nissan Magnite Pantas dijadikan Mobil Pertama
Nyaris semua fitur yang ada dipertahankan. Anda bisa menjumpai layar sentuh bergaya floating monitor sebagai pusat hiburan. Konektivitas tersedia mulai dari USB, AUX dan Bluetooth. Head unit dan telepon bisa dikontrol melalui tombol di palang lingkar kemudi. Di tipe GX, sistem pendingin kabin sudah pakai automatic climate control (digital) dan tombol start stop guna menghidupkan mesin. Keyless entry jua jadi peranti baru di trim ini.
Mobil anyar ini tetap berpijak pada struktur tubuh Heartect, diklaim lebih kokoh namun ringan. Termasuk sanggup menyerap benturan lebih baik. Sebagai pelindung tabrakan, Ignis dilengkapi dual SRS Airbags. Kemudian penghela laju kendaraan tersisip peranti seperti: Antilock Braking System, Electronic Brake-force Distribution dan Brake Assist. Di segmen ini ia besinggungan dengan Honda Brio RS, Toyota Agya TRD. Masuk juga di ranah Kia Picanto dan hargnya juga beda tipis dari Daihatsu Sirion. Tapi soal tampilan, produk Suzuki ini bisa dibanggakan.
Kalau punya pandangan tak harus mobil baru. Maka Ignis bekas bertransmisi matik sangat menggiurkan dibeli, ketimbang kendaraan LCGC anyar. Dengan dana minimal Rp 117 jutaan, Anda bisa memboyongnya. Tapi pastikan kondisi kaki-kaki, enjin dan transmisi aman. Untuk tahun keluaran semacam itu tidak terlalu berumur. Misal dalam kondisi normal, belum masuki usia perbaikan berat. Pun kalau mau beli gres, tipe GL AGS menarik dimasukkan daftar perburan. (Alx/Tom)
Baca juga: Simak Dulu Model Satu ini Sebelum Meminang Honda Brio RS
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Suzuki
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Unggulan Suzuki
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Suzuki Ignis Terbaru di Oto
Tren Hatchback
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Suzuki Ignis dari Carvaganza
Artikel Mobil Suzuki Ignis dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature