Adu Karakter Chevrolet Captiva Di Segmen SUV 4x2
Buruknya infrastruktur jalan dan bertambahnya kemacetan, membuat konsumen mulai beralih ke SUV bertransmisi matik yang semakin praktis digunakan dan nyaman. Pasar sedan menjadi imbasnya, karena SUV modern tidak lagi sekaku SUV/jip jaman dulu yang ibarat mobil perang. Kenyamanannya sudah setara sedan karena menggunakan chassis monokok. Ground clearance tinggi tidak khawatir melewati banjir. Performa terus meningkat dan teknologi dalam efisiensi semakin tinggi. Karena memiliki utilitas tinggi, SUV sangat diminati sebagai mobil multi fungsi. Paling tidak itulah transformasi SUV dalam dua dekade belakangan ini.
Pasar SUV tanah air masih dikuasai pabrikan asal Jepang. Sebagai salah satu pionir SUV 4x2 di tanah air, generasi terbaru Nissan X-Trail tampil dengan sarat akan fitur dan teknologi baru. Di segmen ini, X-Trail masih beradu hidung dengan rival abadinya Honda CR-V. Ditambah pula Mazda CX-5 yang begitu digdaya dengan teknologi Skyactiv andalan mereka.
Tapi ada satu SUV yang semestinya dapat mengusik singgasana ketiga SUV tersebut. Siapa lagi kalau bukan Chevrolet Captiva. Baru mengalami facelift di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 lalu, SUV asal Negeri Paman Sam ini memiliki banyak senjata yang seharusnya cukup ampuh untuk meladeni ketiga rivalnya asal Jepang. Satu isu terbesar dari merek ini adalah brand image dan kualitas after sales yang masih memiliki banyak ‘pekerjaan rumah’. Apalagi mengingat tutupnya pabrik mereka di kawasan Pondok Ungu, Bekasi, karena gagal di pasar Low MPV lewat Chevrolet Spin.
Satu hal yang pasti, dari segi kualitas produk, Chevrolet patut diperhitungkan. Apalagi melirik banderol harga tersemat di Captiva yang cukup mengejutkan karena tampil sebagai yang paling murah. Dengan banyaknya pembenahan dan fitur yang dimiliki Captiva terbaru, plus tersedianya kursi baris ketiga yang layak huni, jelas SUV ini memiliki value-for-money sangat tinggi.
Ketiga ‘Samurai Jepang’ memiliki dua pilihan mesin, 2.0-liter dan 2.5-liter, sementara CR-V sedikit berbeda dengan 2,0-liter dan 2.4-liter. Awal Mazda CX-5 pertama kali diluncurkan, hanya memiliki pilihan mesin 2.0-liter saja. Akhirnya Mazda sadar bahwa mereka peluang bagus di varian mesin besar dan menghadirkan CX-5 bermesin 2.5-liter yang juga mengisi engine bay Mazda6. Sementara pemain lama X-Trail dan CR-V tetap percaya dengan mesin yang telah menghuni bonnet mereka selama dua generasi. Pada awalnya Captiva memiliki dua pilihan jenis mesin, yaitu mesin bensin 2,4-liter dan diesel 2,0-liter. Seiring berjalannya waktu, varian diesel lebih diterima konsumen Indonesia karena limpahan torsi yang besar dan efisiensi lebih baik.
Fokus kami lebih pada penilaian fungsinya sebagai SUV, terutama dari sisi utilitas, desain, kelengkapan dan performa mesin di atas kertas. Sebelum pengujian lebih komprehensif kami lakukan, simak hasil komparasi secara visual dan kesimpulan dari seluruh data yang terkumpul.
Desain
Chevrolet All-New Captiva mengubah gaya eksterior dari SUV yang kaku menjadi lebih dinamis. Sepintas seperti tidak banyak berubah, tapi memang tampak berbeda berkat sudut-sudut yang diperhalus khususnya di area fascia depan. Gril segi enam tetap dibagi oleh satu bolah besar. Namun kini logo ‘bowtie’ berpindah dari bilah tersebut menuju ke gril bagian atas. Desain selebihnya tidak mengalami ubahan berarti. Bagian buritan tampak lebih segar berkat stop lamp baru dan knalpot ganda berbentuk kota. Ketika masuk ke dalam kabin, baru terlihat kembali perubahan cukup signifikan dari All-New Captiva ini. Paling kentara dari desain lingkar kemudi yang berubah dari model 4-spoke menjadi 3-spoke. Desain center stack pun turut diubah dengan menyederhanakan tombol-tombol di area lebih kecil. Area tersebut seolah menjadi satu dengan ventilasi AC dan layar monitor yang telah mengaplikasi sistem Chevrolet MyLink.
All New X-Trail tampil modern dan modis tanpa menyisakan sedikit desain X-Trail generasi sebelumnya. Tidak ada lagi kesan kaku dan boxy yang tergantikan aliran garis melengkung membentuk siluet otot. Tampak depan, kali ini menggunakan lampu LED yang sudah tidak mengotak lagi, format gril besar juga diaplikasikan sesuai bahasa desain terbaru. Di belakang, taillight berpindah dari sebelumnya di pilar-D. Aliran garis membentuk fender besar membentuk kesan bongsor tapi kurang diimbangi bagian tengah yang seolah tenggelam diapit dua otot besar. Interior X-Trail banyak berbagi dengan Nissan Teana. Terutama terlihat dari lingkar kemudi sama dan desain dashboard senada. Kualitasnya bagus dengan finishing rapi. Sentuhan material tergolong mewah dengan dominasi warna hitam terlihat elegan.
Desain membulat di CR-V generasi ketiga lenyap digantikan sudut-sudut tajam nan agresif di generasi keempat. Facelift pada tahun 2015 menambah tampilan wajah semakin tajam dan mewah. Terdapat Daytime Running Light (DRL) LED yang mengelilingi headlamp dan menyatu dengan gril seolah menjadi satu kesatuan. Di tipe Prestige, lampu utama sudah model proyektor dengan bohlam HID. Bemper depan juga tampak gagah dengan desain mengotak termasuk rumah foglamp. Stop lamp di pilar-D tetap dipertahankan, namun bentuknya yang besar menyiratkan seolah SUV 7-seater. Desain interiornya ingin mengambil tema futuristik seperti halnya Honda Civic. Tapi kini tampil lebih lengkap dengan layar monitor di tengah sebagai pusat informasi dan hiburan. Akomodasi merupakan prioritas utama di sisi interior untuk menghasilkan ruang luas bagi seluruh penumpang.
Mazda CX-5 lebih kental unsur sport ketimbang elegan. Bahasa desain Kodo menjadi inti mengapa wajahnya terlihat paling menarik dan sporty. Soul of Motion terpancar dari guratan garis yang membentuk hewan Cheetah sedang berlari kencang. Dari seluruh sudut, CX-5 tampak paling kompak dan proporsional. Desain interior juga menekankan unsur sporty yang kuat terutama dari dominasi warna hitam. Tidak banyak bermain lekukan-lekukan ekstrem, cukup sederhana lebih menekankan fungsi belaka. Untuk urusan akomodasi, memang CX-5 memiliki kabin paling sempit diantara yang lain. Semakin menegaskan sebagai SUV yang paling nikmat untuk disetiri sendiri.
Fitur dan Akomodasi
Fitur menjadi faktor yang krusial bagi konsumen di segmen ini karena sudah bermain di level harga Rp 400 jutaan, bahkan Mazda CX-5 sudah tembus setengah miliar. Konsumen tidak hanya sekadar mencari ketangguhan sebuah SUV, melainkan juga mencari fitur-fitur terbaik yang dapat menunjang segala kenyamanan dan keamanan selama mengemudikannya.
Nissan X-Trail memiliki fitur around view monitor 360 derajat untuk melihat keadaan sekeliling kendaraan dan menampilkannya di layar. Fitur ini sangat memudahkan saat parkir di area sempit. Sebagai pusat informasi seputar kendaraan dan perjalanan, terpampang dengan jelas di depan mata melalui Drivers-Assist Display sehinggan pengemudi tetap dapat fokus mengemudi. Adanya dua zone climate control, suhu dan pengaturan hembusan angin dapat dibedakan untuk pengemudi dan penumpang depan. Akses memasuki barang di bagasi pun sangat mudah berkat sistem power back door yang tidak merepotkan.
Headlamp LED milik Mazda CX-5 telah dilengkapi dengan fitur Adaptive Front Light System. Sorotan lampu depan dapat menyorot ke kanan dan kiri sesuai dengan gerakan setir. Informasi dan hiburan terpusat melalui sistem bernama MZD Connect. Pengaturannya dapat dilakukan via commander control di konsol tengah, dan tampilannya dapat dilihat di layar monitor berukuran 7-inci. Sistem audio Bose yang dilengkapi dengan teknologi Audio Pilot dan Centerpoint dipastikan menghasilkan suara jernih yang keluar dari 9 speaker.
Fitur di CR-V yang tidak dimiliki SUV lainnya adalah sistem canggih pembersih udara Nanoe Technology. Saat diaktifkan, Nanoe bekerja dengan memproduksi elektrostatik nano dalam partikel air yang berguna memperbaiki kualitas di dalam kabin. Sama seperti X-Trail, CR-V Prestige juga telah dilengkapi power back door di pintu belakang untuk kemudahan memasukkan barang. Di CR-V terbaru ini juga sudah terdapat layar monitor 7-inci sebagai sarana infotainment dan pusat informasi I-MID di panel instrumen.
Walaupun harganya paling murah dalam komparasi ini, bukan berarti Chevrolet minim fitur dan kelengkapan penunjang kenyamanan penumpangnya. Paling baru adalah sarana multimedia Chevrolet MyLink yang terpampang melalui layar monitor 7-inci di center stack. Tidak hanya tersedia banyak fitur untuk hiburan Anda selama perjalanan, MyLink juga memudahkan konektivitas pengemudi selama mengemudi.
Selain fitur-fitur yang memanjakan, tentu saja pabrikan pun menyematkan fitur safety ABS dan airbag sebagai standar. Selain itu, keempatnya juga memiliki fitur Hill Start Assist yang membantu kendaraan dalam keadaan menanjak dan fitur control stabilitas agar mobil tidak melintir. Bahkan Captiva dilengkapi juga Hill Descent Control (HDC) yang membuatnya lebih piawai di medan off-road cukup berat.
X-Trail dan Captiva menawarkan formasi tujuh penumpang. Meski baris ketiga X-Trail kurang manusiawi untuk diduduki orang dewasa, setidaknya menjadi value added disaat darurat butuh untuk menampung orang lebih banyak lagi. Legroom penumpang belakang semakin luas dan nyaman daripada X-Trail terdahulu, berkat wheelbase dipanjangkan dan jok belakang lebih dimundurkan. Tapi bila jok baris ketiga dilipat untuk bagasi, ruangan X-Trail tidak sebesar lainnya dengan akses masuk tinggi. Dalam hal ini CR-V paling unggul. Akses memasukkan barang ke dalam bagasi mudah berkat bibir pintu rendah. Areanya pun luas begitu pula ruang untuk penumpang belakang yang berlimpah legroom. Sedangkan CX-5 memiliki kabin paling sempit untuk penumpang depan dan belakang. Untuk Captiva, formasi 7-penumpang murni mampu menampung 7 orang dewasa lebih leluasa.
Performa
Captiva menjad satu-satunya kontestan di segmen ini yang mengandalkan mesin berbahan bakar solar. Bukan berarti tidak adil, disini letak kehebatan mesin diesel canggih masa kini. Walaupun memiliki kapasitas lebih kecil dibanding mesin bensin, performanya terbilang seimbang.
Kapasitas mesin Captiva memang paling kecil hanya 2,0-liter. Tenaga sebesar 161 hp juga jadi yang terkecil disini. Berkat teknologi Common Rail Direct Injection Diesel dan Variable Geometry Turbo sebagai forced induction, torsi dihasilkan mencapai 400 Nm, jauh melampaui ketiga kompetitornya. Torsi sebesar itu sudah membuncah sejak putaran mesin rendah yang membuatnya tak memiliki halangan untuk berakselerasi cepat. Tenaga dan torsi tersebut akan tersalurkan tanpa jeda melalui transmisi otomatis 6-speed yang memiliki mode manual.
Torsi mesin SKYACTIV-G milik Mazda CX-5 mulai terasa besar sejak 2.000 rpm dengan rentang lebar dan tenaga begitu terisi di putaran rendah hingga menengah. Apa yang dilakukan SKYACTIV pada mesin konvensional lebih kepada teknologi penghematan, seperti penggunaan direct injection, kompresi tinggi 13:1, variable intake- dan exhaust-valve timing, dan merancang ulang jalur exhaust manifold 4-2-1. Bobot mesin dapat terpangkas 10%, friksi berkurang 30%, sehingga lebih irit 15% dan bertenaga di putaran rendah hingga menengah. Tenaga sedikit berlebih untuk pemakaian harian tapi begitu nikmat diajak cruising kecepatan tinggi. Walau tenaga CX-5 lebih kecil 3 hp dari CR-V tapi torsi maksimum terbesar 259Nm mampu disalurkan dengan apik oleh transmisi otomatis SKYACTIV-DRIVE 6-kecepatan. Transmisi hasil pengembangan insinyur Mazda ini memiliki perpindahan sehalus CVT dan cekatan seperti dual-clutch.
Sementara X-Trail masih diperkuat mesin peninggalan X-Trail generasi pertama, QR25DE, yang terkenal tangguh dan bertenaga besar. Walaupun tenaganya tidak sebesar dulu yang mencapai 180hp, berbagai penyesuaian dan settingan perlu dilakukan sehingga hanya menjadi 171hp. Transmisi CVT X-Tronic 6-kecepatan yang diusung mengalami pembenahan dibanding X-Trail generasi kedua. Terdapat 70% komponen baru di dalam transmisi yang dapat mengurangi friksi 40%. Rentang rasio dibuat lebih lebar dan fleksibel untuk memberikan kombinasi terbaik antara performa dan efisiensi.
Sama halnya dengan Honda CR-V. Dapur pacu masih mengandalkan K24 2.4-liter DOHC yang pertama kali diperkenalkan di Honda Accord CM4 dan CR-V gen 2. Mesin ini menghasilkan tenaga terbesar tapi dengan torsi terkecil. Transmisinya pun menjadi yang terbelakang dengan hanya mengandalkan transmisi konvensional 5-speed. Beruntung tersemat paddle shift di balik lingkar kemudi, yang dapat meningkatkan kenikmatan berkendara.
Kesimpulan Sulit mencari yang terbaik bila arena pertarungan diisi oleh keempat kontestan SUV terbaik di pasaran saat ini. Karena masing-masing memiliki kelebihan yang menutupi kekurangan satu sama lain. Pengujian lebih mendalam memang perlu kami lakukan untuk menentukan mana yang terbaik sesuai sudut pandang kami.
Dari olahan data yang didapat, Chevrolet Captiva hadir dengan value-for-money terbaik denga harga yang terpaut sangat jauh dengan Mazda CX-5 namun kelengkapannya tergolong komplit. Captiva memiliki karakter sebagai SUV penjelajah yang mampu mengajak seluruh anggota keluarga Anda bepergian jauh. Bagi penggemar mesin diesel, inilah pilihan yang paling tepat.
Sementara dari ketiga rival Captiva bermesin bensin, sama-sama memiliki karakter yang saling berbeda. Jika Anda lebih senang berkendara santai dan suka kelembutan suspensi khas Eropa, Nissan X-Trail adalah jawabannya. Sementara CR-V tetap dengan karakter Honda yang cenderung sporty tanpa melupakan unsur akomodatif bagi seluruh penumpang. Dan Mazda CX-5 seolah menyatukan dua karakter Nissan dan Honda melalui teknologi canggihnya Skyactiv.
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Chevrolet Captiva Terbaru di Oto
Tren SUV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Chevrolet Captiva dari Carvaganza
Artikel Mobil Chevrolet Captiva dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice