Ada Apa Dengan Aston Martin DB11?
Aston Martin mungkin bukan pabrikan mobil eksotis yang memiliki pangsa pasar besar seperti Ferrari, Porsche atau Lamborghini. Maklum saja, sentimen dan egoisme merek Inggris membuatnya hanya memikat bagi mereka yang memiliki kecintaan tersendiri pada Britania Raya, sangat segmentif. Sejak dahulu bahkan pabrikan Aston Martin tidak pernah berupaya keras untuk menghitung keberhasilan perusahaannya dari kuantitas peredaran mobilnya.
Namun sejak Andy Palmer memegang bangku kekuasaan monarki di Aston Martin, detil inipun disertakan sebagai tugasnya. Yakni membuat Aston Martin menghasilkan uang, dari menjual model yang bisa merangkul pasar lebih general. Di sinilah strategi baru digunakan.
Mereka mencoba meracik mobil dengan konsep desain baru, memiliki esensi modernitas layaknya mobil masal, dan lebih inovatif. “Kami ingin membuat mobil paling indah di dunia. DB11 adalah penggabungan dari unsur seperti apa Aston Martin seharusnya dengan bekerja tanpa lelas untuk memastikan bahwa model ini bisa menjadi sebuah terobosan baru,” ujar Chief Executive Officer Aston Martin, Dr Andy Palmer, dalam rilis resminya.
Tim Aston Martin percaya, lewat DNA DB, mereka bisa memulai rencana ‘Abad Kedua’ yang menandakan dimulainya strategi baru Aston Martin untuk menginvasi segmen sportscar dunia. Menurut Carmagazine UK, DB11 menjadi model pertama Aston Martin yang diproduksi masal setelah lebih dari satu dekade lamanya. Terakhir mereka memproduksi mobil massal adalah DB9 di tahun 2003.
Hal inilah yang membuat peluncuran DB11 akhirnya menjadi penting. Bahkan untuk Indonesia sekalipun. Seolah tak mau menunggu lama, pihak Aston Martin Jakarta (AMJ) langsung mengadakan event peluncuran DB11, tepatnya 24 Agustus 2016, hanya berselang 5 bulan dari peluncuran perdananya di dunia, saat Geneva Motor Show, Maret lalu.
Momen ini terkesan cukup mendadak, namun ternyata sudah direncanakan dengan matang agar bisa selaras dengan perayaan 1 tahun AMJ beroperasi di Tanah Air. Meski sudah diluncurkan dan para enthusiast Aston Martin bisa memesannya, namun unit baru bisa diterima pada awal 2017. Harganya di Inggris disebut mulai GBP 150 ribu, atau sekitar RP 2,8 milliar, ini tentu belum termasuk skema pajak dan lainnya untuk mengimpornya ke Tanah Air.
Di benak kamipun, dan mungkin Anda, timbul banyak pertanyaan tentang DB11. Berikut kami jabarkan pertanyaan dan jawaban yang timbul ketika kami bertemu muka dengan Aston Martin DB11.
Kenapa Dinamakan DB11?
Ketika DB9 diperkenalkan pada 2003 untuk meneruskan trah DB7, mereka melewatkan fase DB8. Bukan apa-apa, maksudnya adalah untuk menunjukkan bahwa DB9 melakukan perubahan yang jauh signifikan.
Namun kali ini alasan mengapa bukan DB10 dinamakannya sedikit terkait dengan penggunaan model DB10 di film James Bond. DB10 dibangun bukan berdasar pada kemampuan DB-series. Hanya mengambil desain khas DB dengan karakter Grand Tourer lalu disulap dari kemampuan Vantage.
Aston Martin mencoba untuk tak menyebutkan karakter James Bond pada DB11 karena tak ingin orang mengenal Aston Martin DB11 sebagai tunggangan khas tokoh fiktif mata-mata Inggris tersebut. Mereka ingin DB11 lebih kuat dari itu. Karenanya DB11 tidaklah sebuah DB10 concept yang diproduksi massal. DB11 diracik dengan rancang bangun baru yang jauh dari DB9 sekalipun. Dengan tujuan membuka pintu Aston Martin ke khalayak yang lebih luas.
Mengapa Desainnya Seperti Ini?
Kami sempat mengenali penjabaran desain dengan filosofi seperti ini pada Lamborghini Huracan. Ketika itu, Lamborghini mencoba meracik penerus dari Gallardo dengan desain yang memiliki karakter khas Gallardo namun tetap mengalami sebuah pembaruan total dengan satu tujuan utama, peningkatan aerodinamika.
Ya, seluruh rancang bangun eksterior DB11 didasari atas aerodinamika yang mumpuni. Semua bagiannya disebut memainkan peran penting untuk mengalirkan angin dengan hambatan serendah mungkin. Ada banyak lubang angin yang disematkan dengan sangat rapi dan tak terlihat namun fungsional menjaga aerodinamika untuk berbagai sektor. Misalnya mendinginkan rem, menjaga keseimbangan bobot, hingga memberikan down force.
Wajahnya diracik sedemikian rupa agar tetap memiliki secercah guratan khas Aston Martin, namun begitu melihat garis bonnet, atap yang menyambung hingga bagian buritan, seolah ini adalah Grand Tourer yang benar-benar otentik. Gaya khas aero blade Aston Martin tetap diterapkan di bagian buritan, sebagai identitas yang sudah dipatenkan.
Ada Apa di Balik Mesinnya?
Tak sering Aston Martin memberikan mesin yang impresif seperti ini. Unit V12 5.2 liter dengan turbocharged. Mesin ini dikembangkan sendiri oleh Aston Martin dengan tujuan yang sangat spesifik, menjadikan DB11 seri DB terkuat dan paling sempurna yang pernah mereka rancang.
Jadi pada unit mesin 12 silinder dengan konfigurasi V yang diletakkan pada bagian depannya, mereka mengupayakan dengan sangat unit yang bisa menghasilkan tenaga hingga 608 PS. Ini adalah tenaga yang sangat buas untuk sebuah mobil produksi dalam kondisi standar. Bahkan settingan torsinya dipatok pada level 700 Nm.
Beberapa pengembangan khusus untuk membuat mesin ini kian menarik pun dilakukan. Yakni dengan menerapkan idling stop dengan memanfaatkan bank activation untuk membuat mesin bisa mati saat berhenti dan menyala otomatis. Bukan fitur baru tentunya di dunia otomotif, karena mobil sekelas Mazda2 saja bisa melakukannya, tapi ini adalah salah satu upaya Aston Martin untuk meningkatkan efisiensi dan membawa DB11 lebih mudah merangkul pasar.
Mesin ini disebutkan bisa mencatat kecepatan tertinggi hingga 322 km/jam (jika tak dibatasi regulasi) dengan akselerasi 0-100 dalam tempo 3,9 detik. Angka ini memang bukan yang terbaik untuk mobil bertenaga 600 PS, tapi toh ini tetaplah sebuah Grand Tourer, bukanlah sportscar murni yang menjanjikan kebengisan menaklukan trek.
Banyak yang menyangsikan bahwa mesin turbo ini akan mereduksi keasyikan mendengar raungan Aston Martin. Raungan yang kian parau saat mendekati rpm maksimum. Namun lewat DB11 tim insinyur Aston Martin mengembangkan satu hal yang bernama Sonic Idendity. Sebuah karakter yang menggabungkan semua efek suara dalam kendaraan dalam satu identitas DB.
Suara exhaust DB11 adalah salah satunya aspeknya. Disebutkan dalam rilisnya, meski menggunakan turbo, namun suara parau yang kaya dan bisa menyesuaikan tergantung kondisi pengendaraan dapat memberikan sensasi khas sportscar, utamanya khas Aston Martin, DB11.
Kembali ke tenaga, untuk menyalurkan tenaga ke roda belakang, girboks ZF digunakan. Transmisi 8-speed otomatis ini disebut akan memberikan sensasi berkendara Aston Martin yang berbeda dibanding sistem Automated Manual Transmission yang biasa digunakan di model-model lain Aston Martin.
Kenapa Ada Mercedes-Benz?
Daimler AG, yang mempunyai 5 persen saham di Aston Martin memang sempat digadang akan mengimbuhkan beragam teknologi pada merek asal Inggris ini. Kekhawatiran para fanatis pun menyeruak pada sektor mesin yang akan membuat mesin DB11 menjadi selembut mesin Mercedes-Benz. Namun ternyata kerjasama pertama direalisasikan dengan menyematkan perangkat multimedia pada kokpit Aston Martin.
Pertama panel instrumen yang biasanya berformat analog di balik kemudi, kali ini ditampilkan lewat layar LCD TFT 12 inci. Teknologi ini digunakan Daimler AG pada mobil mereka seperti S-Class, tentunya dengan format Mercedes. Berikutnya adalah layar 8 inci yang persis dengan semua mobil Mercedes-Benz.
Layar ini menampilkan semua informasi dan pengaturan kendaraan dengan interface dan sistem pengaturan yang persis dengan milik Mercedes. Tak hanya itu, sistem kontrolnya pun menggunakan dial putar, tekan serta sentuh yang bisa Anda temukan sejak model C-Class generasi sekarang.
Satu yang disayangkan adalah kuncinya. Para pemilik Aston Martin tahu benar, bahwa kunci milik Aston Martin dengan cara menyalakannya yang khas merupakan karakter yang menumbuhkan sentimen tersendiri bagi para pemiliknya. Hal ini hilang, berganti dengan smart key yang membuat DB11 jadi terkesan biasa-biasa saja.
Sistem lain yang turut disematkan Mercedes-Benz adalah assist parking. Ya, Anda tentu menyanjung fitur ini di sedan Mercedes-Benz. Dengan sistem panduan parkir yang sama, kini memudahkan para pemilik untuk memarkir DB11 dalam posisi paralel ataupun seri.
Jadi apakah mobil ini akan meneruskan kejayaan grand tourer Aston Martin sebelumnya? Waktu yang akan menjawabnya. Yang jelas 'modalnya' sudah lebih dari cukup.
Baca Juga: DB11, sang penerus kejayaan Grand Tourer
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi Aston Martin DB11
Model Mobil Aston Martin
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Populer
Video Mobil Aston Martin DB11 Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Tenaga
600
|
335
|
306
|
532
|
641
|
Torsi
700 Nm
|
450 Nm
|
380 Nm
|
540 Nm
|
678 Nm
|
Steering Wheel Gearshift Paddle
Ya
|
-
|
-
|
-
|
Ya
|
Velg alloy
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Cruise control
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Brake Assist
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Airbag Samping Depan
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Kamera Belakang
Ya
|
-
|
-
|
-
|
Ya
|
Jok Dilapis Kulit
Ya
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak
|
Ya
|
Air Quality Control
-
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
|
Tren Coupe
- Terbaru
- Populer
Artikel Mobil Aston Martin DB11 dari Carvaganza
Artikel Mobil Aston Martin DB11 dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice