5 Mobil Hebat Andalan Drifter
Drifting adalah salah satu cabang oleh raga bermotor yang sebetulnya relatif baru. Dikatakan relatif karena beberapa cabang motorsport lainnya juga mengaplikasikan teknik drift, atau membiarkan roda belakang kehilangan traksi dan membuat mobil bergeser ketika menikung, untuk menghemat waktu. Bahasa sehari-harinya adalah ‘ngepot’ atau oversteer. Contohnya adalah rally, dimana perally biasanya melakukan drift untuk melahap tikungan.
Namun drift sendiri baru mulai populer di era 1970-an di Jepang. Pembalap motor yang pindah ke mobil, Kunimitsu Takahashi, mempraktekan teknik ini di balapan Japan Touring Car Championship. Meski teknik ini tidak umum untuk balapan di sirkuit, namun terlihat mengasyikan dan membuat penonton bersorak. Teknik Takahashi ini kemudian dimatangkan oleh Keiichi Tsuchiya pada tahun 1987, dan menobatkannya sebagai ‘drift king’ waktu itu. Selanjutnya, drift kemudian mendunia dengan berlangusngnya berbagai kejuaraan, hingga sekarang.
Banyak yang bertanya, sebetulnya apa sih yang bisa membuat membuat mobil bergeser bokongnya seperti itu? Ada banyak faktor. Pertama tentu saja kemampuan sang pembalap. Selebihnya adalah karakteristik mobilnya. Yang terakhir ini menarik karena tidak semua mobil bisa enak untuk diajak drift. Mobil tersebut harus berpenggerak roda belakang, memiliki keseimbanga chassis yang mumpuni, mudah diupgrade, memiliki rasio bobot-tenaga yang baik (bisa dicapai dengan modifikasi yang bagus), dan terakhir harganya tidak mahal.
Itulah sebabnya di Indonesia mobil seperti Toyota Cressida, Nissan Cefiro, Nissan Silvia, hingga BMW E36 (yang belakangan harga bekasnya naik karena banyak dicari untuk drift), adalah pilihan yang populer. Semua mobil itu berpenggerak roda belakang, memiliki mesin besar, dan mudah untuk dimodifikasi.
Daftar di bawah ini adalah mobil-mobil drift yang populer digunakan di seluruh dunia, tidak hanya di Indonesia. Semuanya memiliki kesamaan diatas tadi. Selamat menyimak.
Mazda RX-7 (FD3S)
Meski tua, tapi resep chassis yang mumpuni ditambah mesin rotari bertenaga gila, sebetulnya membuat mobil ini sulit dikendalikan, terutama oleh para pemula. Namun ditangan profesional, RX-7 akan bisa meliuk dengan mudah dan terlihat indah, dipadukan dengan mesin rotary yang meraung renyah.
Spesifikasi standarnya, mobil ini memiliki mesin rotary dengan kapasitas tidak lebih dari 1,3 liter. Namun untuk turun di ajang drift, para modifikator biasanya melakukan perubahan untuk mendongkrak performa, plus meningkatkan kinerja gardan belakang.
Mazda MX-5
Mazda memiliki dua produk hebat kalau berbicara soal drifting. MX-5 yang berukuran mungil menemani RX-7 di arena drift, dan banyak menjadi pilihan para drifter profesional. Ini karena selain ukurannya compact, MX-5 dikenal sebagai mobil yang distribusi bobotnya sangat baik dan sangat 'balance', sehingga mudah untuk ‘dimainkan’. Dan itu berlaku untuk semua MX-5 dari generasi pertama hingga generasi ketiga. Sedangkan generasi keempat dikatakan jauh lebih baik dari sebelumnya, namun belum ada yang membuktikannya.
MX-5 generasi ketiga adalah yang paling banyak digunakan. Mesin standarnya juga tidak ada yang istimewa. Hanya empat silinder dengan dua opsi yang bisa dipilih yaitu 1,8 dan 2.0 liter. Tentu saja, untuk turun di balap drift profesional banyak dirubah. Mulai dari penyematan turbocharger, modifikasi kaki-kaki, dan sebagainya.
Toyota Corolla AE86
Mungkin diantara semua mobil disini, AE86 adalah yag paling banyak didambakan. Tidak hanya karena kemampuannya, tapi karena nilai sentimentil. Mobil ini dipopulerkan oleh komik Initial D, yang kemudian diangkat ke layar kaca melalui serial kartun, dan terakhir ditayangkan di bioskop. Gara-gara itulah, AE86 jadi susah dicari. Semua pecinta drift menginginkan satu paling tidak untuk dipajang di garasi.
Jadi apa yang spesial dari mobil ini? Tidak ada. Selain pengendalian standarnya yang memang bagus, mesinnya biasa saja, bahkan dikatakan kurang tenaga. Karena itu, untuk mendapatkan kemampuan yang pas, AE86 harus mengalami modifikasi yang cukup signifikan. Untungnya, konstruksi chassis ataupun mesinnya cukup sederhana, sehingga sangat mudah untuk dirubah menjadi sebuah ‘monster drift’. Oh iya, Keiichi Tsuchiya menggunakan mobil ini saat meraih gelar ‘drift king’.
BMW E36
BMW E36, kalau Anda kurang paham, adalah BMW Seri-3 yang muncul di era 90-an. Mobil ini boleh saja terlihat bongsor dan berat, namun sebetulnya memiliki kelincahan yang hebat. Di luar negeri, versi M3 banyak dipilih karena dari pabriknya sudah memiliki tenaga besar dan konstruksi chassis yang mumpuni. Di Indonesia, mobil ini populer karena mudah untuk dimodifikasi.
Bagian belakangnya mudah untuk bergeser dan membuat drifting lebih menyenangkan. Jarak pijak yang lebar membuat mobil lebih stabil, dan memberikan pengendalian yang tidak kalah menyenangkan. Mesin? E36 bermesin enam silinder banyak dipilih, karena memiliki performa yang mudah untuk ditingkatkan. Video di bawah ini menceritakan suka dukanya drifter amatir denga E36-nya (Peringatan: Drift hanya boleh dilakukan di lintasan tertutup, bukan di tempat umum!)
Nissan Skyline R34 GT-T
Jika penggemar otomotif kebanyakan memilih GTR yang berpenggerak empat roda, maka drifter lebih suka menggunakan varian GT-T. Mesinnya memang tidak memiliki tenaga sebesar GTR karena ‘hanya’ sekitar 280 hp, tapi inilah Skyline berpenggerak roda belakang yang sangat mumpuni untuk dibawa drift. Basis mesin RB25 (tepatnya RB25DET, bukan RB25DETT), yang mudah dimodifikasi menjadikannya populer di kalangan drifter. Pada awalnya, mesin tersebut adalah jawaban Nissan terhadap peraturan lingkungan yang semakin ketat, tanpa mengorbankan performa.
Baca Juga: Mobil hebat ini lahir dari pemikiran yang luar biasa
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice