10 Mobil Paling Aerodinamis yang Bisa Anda Miliki
Evolusi desain mobil berkembang begitu cepat. Bukan lagi sekadar pemanja mata, tapi sudah memikirkan teknis tak kasat mata. Rancang desain mobil sekarang ini tak hanya terlahir dari sketsa di atas kertas. Tapi juga harus lulus ujian berat melawan terowongan angin. Tanpa disadari, pabrikan saling berlomba menciptakan mobil paling aerodinamis membelah udara.
Patokan itu dapat dilihat dari nilai koefisien hambatan atau drag coefficient. Ialah besaran dimensi untuk mengukur gaya hambat dari objek dalam lingkungan fluida sekitar. Dalam hubungan dengan mobil, udara paling diperhitungkan. Makin kecil angka drag coefficient (Cd) dihasilkan, berarti paling minim mendapat hambatan udara di sekitar bodi.
Yang menarik, anggapan kalau supercar disebut sebagai mobil paling licin membelah angin adalah salah. Perangkat aerodinamika lengkap mulai dari lip spoiler, diffuser sampai sayap besar tak menjamin nilai Cd kecil. Contohnya McLaren P1 dengan Cd 0,34, Porsche 918 Spyder 0,36, Ferrari LaFerrari 0,30 dan Bugatti Chiron 0,36. Semua itu kalah jauh dari sedan kompak Mercedes-Benz A-Class.
Justru mobil penumpang biasa mampu buktikan pencapaian rekayasa desain terbaik. Uniknya lagi, jenis sedan paling dominan. Berikut 10 mobil paling aerodinamis di muka bumi yang juga tersedia di pasar Indonesia.
10. Mercedes-Benz S-Class
Meski berbodi bongsor, S-Class W222 lihai membelah angin. Dari hasil pengetesan, angka drag coefficient tercatat cuma 0,24. Cukup menjadikannya tolok ukur di kelas sedan mewah. Apron depan paling dapat perhatian dan disesuaikan dengan spoiler belakang. Aliran udara yang melewati grille ditata seefisien mungkin, bukan untuk pendinginan saja.
Dek kolong ditutup mulai dari depan. Mencegah turbulensi udara di bagian bawah mobil. Celah kecil sekitar lampu dan grille tak lepas dari ketelitian. Ditutup rapat agar aliran angin tidak bocor. Hambatan tereduksi, mempengaruhi kenyamanan juga. Kekedapan kabin bisa dibuat semaksimal mungkin.
Ini masih generasi lama W222. Model terbaru W223 sudah mendapat peningkatan lagi. Belum bisa dipastikan kapan hadir ke Indonesia, sehingga pilihan sekarang masih S 450 L berbanderol Rp 2,475 miliar dan Mercedes-Maybach S 560 senilai Rp 6,715 miliar (OFR).
Baca Juga: Terdepan dalam Keselamatan, Ini Deretan Fitur Inovasi Volvo
9. BMW 7 Series
Rekayasa teknologi Jerman memang hebat. Sedan besar seperti Mercedes-Benz S-Class dan BMW 7 Series saja bisa begitu dibuat aerodinamis. Torehan angka Cd seri 7 sebesar 0,24, mampu menyamai kompetitor abadinya. Ada beberapa fitur canggih di bodi yang khusus menunjang kelihaian membelah angin. Paling dikenal active kidney grille. Bilah dapat terbuka otomatis untuk proses pendinginan maupun mengurangi hambatan angin.
BMW Indonesia menawarkan dua varian. BMW 740Li Opulence ditenagai mesin 3,0-liter Twin Power Turbo. Membuncahkan tenaga 340 Hp di 5.500-6.500 rpm dan torsi maksimum 450 Nm dari 1.500 rpm. Untuk melesat dari 0-100 kpj hanya dalam waktu 5,6 detik. Tipe mesin lebih kecil untuk BMW 730Li M Sport, mengandalkan 4-silinder 2.0 liter Twin Power Turbo. Hasil tenaga tetap besari, yaitu 265 Hp dan torsi 400 Nm. Kemampuan berlari 0-100 kpj dalam 6,3 detik dengan kecepatan maksimum 250 kpj.
8. Hyundai Ioniq
Awal dikenalkan, Ioniq termasuk dalam armada taksi daring. Tapi konsumen pribadi juga bisa beli dengan harga Rp 569 juta (off-the-road). Menjadikan Hyundai pabrikan non-Eropa pertama yang jual mobil listrik murni. Sangat menarik, walau di tengah belum memadainya infrastruktur.
Ioniq dirancang sebagai sarana komuter perkotaan jempolan. Daya jelajah dari keadaan baterai penuh mencapai 373 km, klaim New European Driving Cycle (NEDC). Sumbernya berasal dari baterai 38,3 kWh yang mampu diisi melalui metode fast charging.
Motor listrik mampu memproduksi daya 136 PS dan figur torsi 295 Nm. Angka yang melampaui mesin bensin konvensional 1,8-liter. Tapi sangat ramah lingkungan tanpa menghasilkan emisi sama sekali. Bodi pun dirancang agar menghasilkan tingkat efisiensi tak kalah dari drivetrain. Skor drag coefficient 0,24 mampu menyamai torehan Toyota Prius.
7. Toyota Prius
Memasuki generasi keempat, desain Toyota Prius berubah dramatis. Seolah mobil masa depan yang sangat mementingkan aerodinamika. Setiap garis dan sudut aneh dimaksudkan untuk efisiensi juga. Bawah bodi tertutup panel dan garis atap dirancang agar tak menghambat angin. Moncong runcing berfungsi menyebar angin ke sekeliling bodi. Alhasil, skor Cd 0,24 termasuk paling kecil dalam kategori PHEV.
Prius memakai mesin bensin 2ZR-FXE berkapasitas 1,8-liter. Tenaga tanpa sokong motor listrik sebesar 98 PS dan momen puntir 142 Nm. Lalu dukungan motor listrik 1 NM/ISM mengombinasikan daya optimal masing-masing 53 Kw (98 PS) serta 142 Nm dalam mode BEV. Khusus mode listrik, daya jelajah mencapai 68,2 km.
Sumber energi disimpan dalam baterai Lithium-Ion voltase 3,7 volt per cell. Total ada 95 cell sehingga mampu menghasilkan 315,5 volt secara keseluruhan. Kapasitasnya tercatat 8,8 kW. Untuk pengisian penuh dibutuhkan waktu 2 jam 20 menit. Dengan syarat tegangan arus listrik 220 Volt 16A. Toyota Astra Motor meniagakannya Rp 884 juta (OTR DKI Jakarta).
Baca Juga: 6 Mobil Mainan Listrik Keren untuk Anak-anak, Lisensi Pabrikan Ternama
6. Audi A6
Generasi terakhir baru saja meluncur untuk pasar Indonesia. Desainnya memang tidak terlalu banyak berubah dibanding generasi terdahulu. Rombakan menyesuaikan gaya Audi terkini. Terlihat dari lampu depan-belakang baru, grille dan spion yang menempel di bodi.
Masih berbentuk pipih dan tajam, Audi makin fokus pada aerodinamika. Nilai drag coefficient sekecil 0,24 tidak hanya mengejar efisiensi tapi juga kelincahan. Desainnya tergolong minimalis tanpa banyak gimmick pelancar aliran angin. Sudah cukup mengurangi hambatan dari udara sekitar.
Ada dua varian ditawarkan PT Garuda Mataram Motor. Paling murah Audi A6 2.0 TFSI seharga Rp 1,95 miliar (OTR). Spek enjin berupa mesin 2,0-liter 4-silinder dengan sistem mild hybrid. Ekstraksi tenaga sebesar 190 hp dan torsi 320 Nm. Cukup menghantarkan ke 100 kpj dalam 7,9 detik.
Sementara Audi A6 3.0 TFSI senilai Rp 1,49 miliar (OTR). Output lebih besar dari mesin 3,0-liter 6-inline mild hybrid. Torehan tenaga capai 340 hp dengan torsi maksimum 500 Nm. Sprint 0-100 kpj secepat 5,1 detik. Tipe ini berpenggerak empat roda (AWD) Quattro. Kalau tipe 2.0 masih gerak depan (FWD).
5. Mercedes-Benz E-Class
Aerodinamika selalu masuk dalam perhatian Mercedes-Benz. Bahkan menargetkan terus membaik seiring regenerasi tiap model. E-Class varian coupe tahun edar 2010 pernah menyandang figur Cd paling kecil sedunia (O,24). Kala itu melampaui mobil ramah hybrid semacam Toyota Prius dan Honda Insight.
Di generasi W213 target Merc terbukti. Permainan desain halus nan dinamis E-Class sedan, meningkatkan level daya hambatan ke angka Cd 0,23. Menurut pabrikan, nilai drag dapat membantu menurunkan konsumsi bahan bakar dan emisi CO2. Berkurang 0,01 saja mampu mengurangi 1 gram CO2 per kilometer. Perubahan dari Cd model sebelumnya mampu mengirit sekitar 0,3 liter per 100 kilometer saat berjalan konstan 130 kpj.
Sebagai salah satu model terpenting Mercedes-Benz Indonesia, E-Class ditawarkan dalam banyak varian. Total ada 4 trim, termurah mulai dari E 200 Avantgarde Line Rp 1,060 miliar (off-the-road). Tipe tengah E 300 SportStyle Avantgarde Rp 1,280 miliar (off-the-road) dan teratas untuk sedan E 350 AMG Line Rp 1,5 miliar (off-the-road). Masih ada versi 2 pintu E 300 Coupe AMG Line yang dibanderol paling mahal Rp 1,675 miliar (off-the-road). Semuanya memakai mesin sama M264 4-silinder 2,0-liter turbo. Hanya dibedakan dari output tenaga dan torsi.
4. Tesla Model 3
Keuntungan mobil listrik, tidak perlu asupan udara untuk proses pendinginan mesin. Makanya bisa didesain tanpa grille atau ventilasi angin di depan. Ditunjang desain bodi streamline, sehingga mampu membelah angin dengan gampang.
Tesla model 3 pantas disebut sedan listrik paling aerodinamis. Torehan drag coefficient hanya 0,23 membuatnya begitu lincah selain postur yang kompak. Memang belum ada perwakilan resmi Tesla di Indonesia sampai saat ini. Tapi Anda bisa membelinya lewat Importir Umum (IU), salah satunya Prestige Motorcars.
Model 3 ini punya 3 varian: Standard Plus, Long Range dan Performance. Bedanya dari motor elektrik. Tipe Standard hanya pakai satu motor di poros roda belakang. Varian lain ditopang dua motor dan penggerak AWD. Sesuai namanya, trim Performance paling hebat dalam berakselerasi. Sprint 0-100 kpj secepat 3,2 detik.
3. BMW 5 Series
BMW membuat tolok ukur baru dalam segmen sedan premium. Active kidney grille sukses menciptakan drag coefficient hanya 0,22. Pantas dianggap terbaik di kelasnya. Malah jauh melampaui supercar hybrid BMW i8 dengan Cd 0,26. Mengejar tingkat aero minim banyak mempengaruhi banyak faktor. Makanya pihak pabrikan betah berlama-lama menguji di lorong udara.
Tidak hanya untuk konsumsi bahan bakar dan kenyamanan, melainkan juga kedinamisan berkendara. Seperti yang selalu dikenal, 5 Series selalu berhasil memadukan semuanya. Di Indonesia, 5er dijual dalam 3 varian. Paling murah 520i Rp 1,225 miliar, lalu 520i M Sport Edition 75 Rp 1,259 miliar dan 530i M Sport Rp 1,441 miliar. Semuanya dalam status on-the-road.
Baca Juga: Mengenal Enam Tingkatan Otomatisasi Berkendara, Mobil Anda Termasuk yang Mana?
2. Mercedes-Benz CLA
Bisa dibilang versi coupe 4-pintu dari A-Class. Desain aerodinamis pun ikut dibawa. Varian yang dijual di sini adalah CLA 200 AMG Line. Desain bodi punya profil coupe kental, walau tetaplah sebuah sedan 4-pintu. Tampilan sporty berkat perangkat aksesori AMG, seperti apron depan, apron belakang, panel samping, pelek 18-inci dan setir. Nilai coefficient of drag tercatat 0,22, sama seperti A-Class.
Interior tampil unik, mutakhir dan tentunya mewah. Paling menarik display layar lebar dengan teknologi Mercedes-Benz User Experience (MBUX). Persis seperti di A-Class, sistem ini menyajikan asistensi artifisial yang menambah pengalaman dalam berkendara. Harga sudah dirilis oleh pihak MBDI, yaitu Rp 865 juta (off-the-road).
1. Mercedes-Benz A-Class
Dengan hanya nilai Cd 0,22, tanpa ragu inilah mobil paling aerodinamis. Paling kecil untuk mobil penumpang sekarang ini. Menyamai rekor dunia yang dipegang CLA Coupe. Bahkan mengalahkan semua deretan supercar. Bagian paling berpengaruh ialah area depan seluas 2,19 meter persegi. Semakin licin membelah angin, tentunya berdampak pada efisiensi bahan bakar. Klaimnya 18,18 kpl.
Jika melihat desain, memang tidaklah streamline. Namun dirancang begitu teliti terutama alur bodi dan yang terlihat mengalir. Tampak bersih tanpa banyak garis bertabrakan. Kolong mobil tertutup panel utuh sehingga mengurangi hambatan udara.
Ukuran bodi amatlah bersahabat. Dengan panjang 4.549 mm, lebar 1.992 mm dan tinggi 1.446 mm, tak ubahnya mengendarai sedan medium Jepang. Proporsi antara depan dan belakang enak dilihat. Baik bodi hatchback atau sedan, keduanya punya profil sesuai tabiatnya. Bahasa 'Sensual Purity' sebagai landasan desain yang tepat diterjemahkan A-Class sedan.
Untuk pasar Indonesia, hanya ditawarkan satu pilihan enjin. Menggendong unit M282 4-silinder dengan kapasitas sekecil 1.332 cc. Walau kecil, menggambarkan output setara mesin 2.000 cc. Berkat sokongan turbo, didapat tenaga 163 PS (134 hp) pada 5.500 rpm dan torsi 250 Nm di 1.620 Nm. Harga A 200 Hatchback Progressive senilai Rp 700 juta. Sementara versi sedan A 200 Sedan Progressive Line Rp 800 juta. Semuanya off-the-road. (Odi)
Sumber: Motoringresearch, Caranddriver
Baca Juga: 7 Supersedan Penakluk 320 Kpj
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice