10 Fitur Penjaga Keselamatan Modern Di Mobil
Keselamatan merupakan faktor penting yang tak bisa dilupakan dalam pengendaraan. Oke Anda mampu membeli mobil dengan mesin yang mumpuni tenaganya. Mantap, jika Anda pandai dalam memilih mobil yang lihai menjaga efisiensi. Keren, jika Anda teliti dalam memilih mobil yang desainnya menawan. Namun, jangan lupakan faktor fitur keselamatan yang ada di mobil saat memilih tunggangan.
Pabrikan pun tak pernah henti berinovasi untuk menghadirkan ragam fitur keselamatan baik itu yang aktif maupun pasif. Seiring berkembangnya teknologi, satu persatu perangkat pintar disematkan untuk membuat mobil lebih pintar dari pengemudi. Harapan mereka tentunya ketakutan pengemudi amatir bisa direduksi lewat fitur-fitur panduan yang membuat mobil bisa mendukung pengemudi.
Banyak fitur keselamatan yang digunakan masing-masing pabrikan untuk tiap modelnya. Biasanya jumlah ataupun jenis fiturnya bergantung pada model dan harga mobil itu sendiri. Nah, kali ini kami sajikan pada Anda, aneka fitur keselamatan yang ada di mobil. Semoga, Anda jadi bisa memahami betapa pentingnya fitur ini ada di mobil, dan bisa dijadikan bahan pertimbangan saat memilih mobil ke depannya.
Airbag
Bukan tanpa alasan kami menempatkan Airbag sebagai fitur keselamatan di urutan pertama. Pasalnya biasanya fitur ini merupakan fitur keselamatan pertama yang digunakan pabrikan sebelum menyematkan fitur lainnya. Bahkan, balai penilai keselamatan mobil, NCAP (New Car Assesment Program) tak akan memberi satupun bintangnya jika Airbag ini tak ada.
Airbag merupakan kantung dengan material khusus yang dapat mengembang begitu sensor membaca terjadi kecelakaan untuk melindungi penumpang dari cedera. Posisi peletakkannya pun bisa bermacam-macam, di depan pengemudi dan penumpang, di depan kaki pengemudi, sisi penumpang, jok, pilar pintu, bahkan ada beberapa pabrikan yang sedang mencoba membuat airbag untuk pejalan kaki yang diletakkan di bagian depan pilar A mobil.
Rangka
Inilah salah satu komponen penting penjaga keselamatan penumpang. Rangka kabin memiliki fungsi bukan saja sebagai pemberi ruang bagi penumpang, melainkan juga sebagai struktur material yang memberikan perlindungan pasif pada penumpang.
Honda menamakannya dengan G-Con & ACE (G Force Control and Advance Compatibility Engineering). Seperti disebut di laman resmi Honda Global, sejak tahun 1998, teknologi ini mulai diperkenalkan dalam merancang struktur rangka mobil-mobil Honda. Keandalan struktur Honda disebut mampu mendistribusikan energi ke seluruh bodi secara merata sehingga mereduksi efek masifnya pada satu titik.
Mereka mengujinya dengan cara menubrukkan dua kendaraan berbeda dan melihat efeknya pada penumpang. Honda pun menyebut pengujian mereka jauh lebih tinggi daripada standar NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration), balai pengujian kendaraan di Amerika Serikat.
Crumple Zone
Fitur ini sebenarnya sudah jarang dipromosikan para sales. Namun, ketika Anda memilih mobil, jangan ragu untuk menanyakan fitur keamanan pasif ini. Crumple zone merupakan bagian mudah remuk dari kendaraan yang berfungsi untuk menyerap energi tumbukkan. Sehingga energi tak semena-mena mengalir ke rangka kabin.
Biasanya bagian ini ada di depan atau belakang mobil. Pada rangka bagian depan kabin misalnya, beberapa pabrikan malah mendesain crumple zone yang memungkinkan mesin jatuh ketika terjadi tumbukkan, sehingga meminimalisir dampak buruk dari terdorongnya mesin ke arah kabin. Crumple Zone sudah digunakan sejak tahun 1960an.
Safety Belt
Ya, namanya yang paling benar adalah safety belt. Sesuai namanya, sabuk ini berguna menjaga keselamatan penumpang. Bahkan saat ini hampir semua mobil modern telah menyematkan safety belt untuk semua bangku penumpangnya. Tugasnya adalah menahan penumpang tetap dalam posisinya agar tidak terpental saat terjadi tabrakan atau pengereman. Meski terlihat sederhana seperti sebuah bentangan kain berbentuk sabuk dengan pengait, namun safety belt mempunyai sistem kerja yang cukup kompleks.
Ia memiliki sistem yang membaca kapan harus mengencang dan mengendur. Seiring perkembangannya, bahkan muncul pretensioner safety belt. Ia tak hanya mengencang dan mengendur, namun bisa mengencang seketika dengan sangat cepat meskipun safety belt dalam posisi longgar sekalipun. Caranya adalah dengan memberikan tenaga ekstra untuk menggulung safety belt dengan sekejap. Karenanya, biasanya jika mobil Anda menggunakan pretensioner safety belt dan sudah pernah kecelakaan, ada baiknya mengecek apakah perangkat di mobil Anda masih bisa bekerja dengan baik.
Anti-lock Breaking System (ABS)
Jika perangkat yang kami sebut di atas merupakan perangkat pasif, maka ABS adalah perangkat keselamatan aktif. Ya, Antilock Braking System (ABS) merupakan sistem pengatur rem yang aktif menjaga rem dari penguncian roda meskipun pedal rem dipijak sedalam-dalamnya oleh pengemudi. Pasalnya, jika rem mengunci roda begitu saja, kendaraan jadi kehilangan traksi dan sulit dikendalikan.
Dalam sistem ABS, ada sensor yang aktif membaca putaran roda. Begitu terjadi deselerasi dan roda dirasa perlu bergerak, maka komputer akan mengaktifkan klep untuk mengurangi tekanan hidrolik pada rem sehingga rem sedikit terbuka dan roda bisa berputar. Teknik ini sebenarnya mengambil insipirasi dari pengemudi ahli yang bisa melakukan pulse braking atau treshold braking, yakni memijak pedal rem berulang-ulang atau istilah awamnya, ‘dikocok.’ Pabrikan mengembangkannya dengan kemampuan jauh melebihi pengemudi terbaik sekalipun, bahkan bisa sampai belasan kali pijakkan rem dalam satu detik.
Vehicle Stability Assist
Jika ABS bekerja dengan memainkan rem, maka Vehicle Stability Assist (VSA), bekerja dengan secara aktif memantau pergerakkan roda dan mesin. VSA atau Vehicle Stability Control (VSC-ini hanyalah perbedaan nama antar pabrikan, namun dengan sistem sama) pada hakekatnya berfungsi menjaga manuver kendaraan.
Kecelakaan dapat terjadi karena kendaraan kehilangan kestabilan ketika menikung utamanya pada kecepatan tinggi. Menurut laman resmi Honda, VSA, berfungsi mengatur putaran mesin ke roda baik itu menambah atau mengurangi dengan tujuan agar kendaraan tidak kehilangan kestabilannya. Sehingga mobil bisa bergerak dengan normal saat menikung sesuai dengan arah yang diberikan pada kemudi.
Smart Brake
Singkatnya, pengereman otomatis. Kami pertama menguji fitur ini pada mobil Mazda. Tak perlu model termewah, bahkan Mazda2 Skyactiv pun sudah memilikinya. Dengan fitur ini, mobil akan mengambil kendali rem untuk melakukan pengereman mendadak ketika terjadi potensi menabrak atau tabrakan di kecepatan rendah. Mazda menamai fiturnya Smart City Brake Support.
Sensor stereocamera yang berada di balik kaca spion tengah, aktif membaca jalan di hadapan mobil. Ketika ada objek melintas atau ada mobil di hadapan kendaraan berhenti mendadak dan sistem merasa tidak adanya pengereman dilakukan oleh pengemudi, sistem akan mengambil alih pengereman dan melakukan pengereman secara otomatis.
Lane Departure Warning-Assist
Ini adalah fitur modern lain yang aktif menjaga bahkan mendukung kemampuan pengemudi dalam mengendalikan kendaraan. Lane Departure Warning System (LDWS) atau Assist System (LDWA). LDWS, menggunakan stereocamera untuk membaca garis marka yang ada di jalan. Sistem akan memberikan peringatan begitu pengemudi melintasi marka tanpa memberikan tanda berpindah jalur (lampu sein) dengan asumsi pengemudi lengah dan berpotensi mengambil jalur pengguna jalan lain.
Bentuk peringatannya pun cukup unik, pada mobil-mobil Mazda misalnya, mereka memberikan suara roda menginjak speedtrap pada speaker di sisi yang melanggar marka. Bahkan model tertentu sampai memberikan sedikit getaran pada kemudi. Di mobil yang lebih canggih, Jeep Cherokee Trailhawk misalnya, pengembangan LDWS pun sudah sampai ke LDWA. Jadi bukan hanya peringatan, namun sistem akan mengatur arah kemudi agar kembali ke jalur yang tepat.
Blind Spot Monitoring
Kaca spion, yang bertugas memantau sisi belakang kendaraan, sejatinya memiliki bagian blindspot. Menurut NHTSA, sekitar 30% dari bagian belakang kendaraan, tak bisa terlihat dari kaca spion. Nah, Blind Spot Monitoring di sini berfungsi sebagai ‘mata’ tambahan bagi kendaraan.
Tergantung mobilnya, sistem ini biasanya menggunakan sensor ultrasonik sebagai radar untuk membaca posisi kendaraan dan kendaraan lain. Pada Mazda6 misalnya, ketika ada kendaraan terbaca berada di bagian blindspot, maka sistem akan memberikan notifikasi di kaca spion.
Tire Pressure Monitoring
Roda dengan tekanan angin sebagai komponen utamanya, merupakan bagian penting bukan saja dalam hal performa, efisiensi namun juga keselamatan mengemudi. Berkurangnya tekanan angin dapat mempengaruhi kemampuan mobil untuk bermanuver. Bahkan jika terlalu kurang, mobil dapat kehilangan kendali dan berujung kecelakaan.
Seapik apapun pengemudi, jarang sekali yang mau memantau tekanan angin setiap akan memulai berkendara. Padahal, berkurangnya tekanan angin dapat terjadi kapan saja. Baik itu karena perubahan cuaca, pengendaraan, ataupun faktor lain seperti bocor dan lainnya. Nah, di sinilah fitur itu secara aktif membaca tekanan angin pada ban. Begitu tekanan angin dirasa kurang dari kondisi standar, maka sistem akan memberikan notifikasi di panel instrumen.
Baca Juga: 5 Mobil Unik Dengan Top Speed Gila
Sumber: Honda, MAzda
Foto: Newspress, pakwheels, zerotohundred
Jual mobil anda dengan harga terbaik
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto
Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature
- advice