Road Test Royal Enfield Meteor 350: Potensi di Balik Tampilan Sederhana
Pabrikan harus selalu bisa mengikuti perkembangan dan tren. Coba lihat Royal Enfield. Regulasi emisi BS6 yang diberlakkukan di India, membuat RE melahirkan satu spesies baru yakni Meteor 350. Ia diposisikan sebagai pengganti Thunderbird 350. Oh ya, di Indonesia, ada 3 varian Mateor yang ditawarkan. RE Meteor 350 Fireball (dijual Rp 85,1 juta), Stellar (Rp 86,5 juta), dan Supernova (Rp 87,9 juta). Ketiganya harga OTR Jakarta.
Pertanyaannya, apakah sensasi dan sisi atraktifnya akan sama dengan ekspektasi ketika The Twins, Interceptor dan Continental GT, muncul? Mengingat dibangun dalam konsep begitu sederhana dan bermesin satu silinder. Seperti apa kemampuannya? Mari kita ulas lebih dalam, tentang cruiser baru satu ini.
Sebagai Motor Perkotaan
Mari kita mulai dari dimensinya. Dengan berat total 191 kg, Meteor tampak tidak ringan. Angka itu terbilang besar. Meski sebetulnya 6 kg lebih sedikit daripada Thunderbird. Namun saat dinaiki, nyatanya Meteor benar-benar terasa lebih enteng daripada yang Anda bayangkan. Dan ketika dibawa melaju, rasanya begitu responsif. Posisi berkendaranya membuat para rider pemula akan tetap merasa nyaman dan mudah mengendalikan Meteor.
Setelah beradaptasi dengan kemampuan laju hingga rigannya pengendalian motor, Anda bakal pula menyadari betapa nikmatnya membelah lalu lintas kota dengan motor ini. Tanpa perlu bercucur keringan dan upaya lebih. Meskipun, jarak sumbu roda Meteor terbilang panjang dan radius putarnya agak banyak. Tapi hal itu juga terobati, atas komposisi tinggi jok hanya 756 mm. Begitu rendah dan mudah disesuaikan postur tubuh variatif.
Pada intinya, Royal Enfield Meteor baru sangat relevan digunakan dalam kota. Performa, handling, serta hal lainnya membuat percaya diri. Kendati, ada hal kurang menyenangkan ditemukan. Suspensi ganda belakang serta fork teleskopik cenderung terlalu kaku. Dalam jarak tempuh pendek, mungkin tak begitu terasa. Namun jika dibawa jauh, bisa saja mengganggu. Terutama penumpang belakang.
Baca juga: Royal Enfield Meteor 350 Resmi Dijual di Indonesia, Harga Lebih Murah dari Perkiraan
Senjata Mesin Baru
Mesin baru dengan format kubikasi lama dipertahankan. Dan menjadi sesuatu yang menarik. Pertanyaannya, apakah penyempurnaan dari getaran hebat sama-sama dilakukan di sini? Sejatinya pengembangan mesin milik The Twins?
Uji coba kami memberikan kesimpulan, Meteor menggunakan counterbalancer yang berhasil menghilangkan getaran berlebih layaknya motor modern. Bahkan lebih baik daripada teknologi milik Himalayan. Meskipun masih sedikit terasa di beberapa bagian, terutama waktu kecepatan rendah. Paling tidak, telapak tangan, kaki, hingga bagian tubuh Anda tak bakal kesemutan selama duduk di atas Meteor.
Tidak hanya itu, mesin baru jelas mengesampingkan pushrod dari teknologi lama. Bertransformasi jadi lebih modern. Sehingga makin responsif dan efisien. Di dalam kota, tak perlu banyak bermain pada putaran tinggi. Ketika masuk ke gigi empat pun, masih bisa berjalan di kisaran 30 kpj. Bahkan bisa lebih pelan lagi. Walaupun sesungguhnya tonjokan torsi baru terasa ketika sudah lewat 2.000 rpm.
Sesungguhnya realita itu tak terlalu jauh dengan klaim pabrikan. Toh angka 25 Nm sampai 27 Nm dikatakan memang muncul pada 2.000 rpm. Mudah saja jika mau terasa responsif, tinggal turunkan gigi lewat kopling ringannya itu, serta menarik tuas gas dalam-dalam.
Seperti Apa Saat Dipacu Habis?
Perlu diingat, seperti juga model-model yang lain, kecepatan bukanlah suatu nilai jual dari Royal Enfield. Aspek ini tak pernah menjadi sinonim dari nama RE. Mesin 350 cc non BS6 versi lama, bahkan tak bisa melewati 100 kpj. Dan Classic yang versi BS6 pun baru bisa menggapainya selama 22,8 detik (0-100 kpj). Amunisi baru ini, ketika dipacu mampu mengeluarkan 0,4 Hp lebih besar walaupun torsinya 1 Nm lebih kecil. Tapi perolehan akselerasinya memukau, Meteor sanggup mencatat waktu 15,1 detik. Alias beda 7 detik dari generasi mesin lama. Dan kecepatan puncak, memperoleh angka 113 kpj.
Dalam realitanya, malah terasa lebih baik. Desain stroke yang dipangkas membuatnya bisa bernafas hingga putaran tinggi. Tidak tertatih. Dan di gigi terakhir – alias gigi kelima – masih terasa jambakan pada putaran throttle terakhir. Berkendara di kisaran 90 – 110 kpj pun masih terasa nyaman, tidak mengganggu serta minim getaran seperti motor sebelumnya.
Perihal konsumsi bahan bakar – meski performa meningkat – sama sekali tidak mengganggu. Di dalam kota masih mencatat 41,9 kpl dan di jalan bebas hambatan berkisar 38,8 kpl. Efisien. Sama seperti sebelumnya. Dan meskipun kapasitas tangki berkurang jadi 15-liter, bukan masalah besar. Anda masih bisa pergi jauh dalam keadaan tangki penuh.
Maka dari itu, menjadi sebuah pembuktian bahwa mesin Meteor baru relevan digunakan dalam kota maupun jalan bebas hambatan. Ini adalah mesin yang kuat, tapi tetap mempertahankan karakter lama. Dan kemampuan meraih kecepatan tinggi semakin cocok mengingat statusnya sebagai cruiser.
Baca juga: IIMS Hybrid 2021: Adu Motor Bertema Klasik, Royal Enfield Meteor 350 VS Benelli Imperiale 400
Ketika Bermanuver
Wheelbase lebih panjang dan bungkusan ban lebar tak diragukan lagi membuat Meteor nyaman di kecepatan tinggi. Peleknya dibungkus roda profil 100/90 ukuran 19 inci di depan serta 140/60 17 inci di belakang. Dan khususnya di seri Supernova, berjelajah jauh makin nikmat lagi berkat terpasangnya windshield besar dan tinggi. Benda ini berhasil mengempas angin ke tubuh Anda, secara bersamaan tak menghalangi pandangan. Lantas desain sadelnya, cukup nyaman untuk diduduki berlama-lama.
Ketika dibawa bermanuver di jalan area pegunungan, tanjakan dan turunan bukan sebuah masalah besar. Semuanya dilakukan effortless. Commanding dan begitu percaya diri mengendalikannya. Plus pijakan kaki dengan grip maksimal. Di samping itu, ground clearance yang naik jadi 170 mm membuat pengendara tenang melewati dinamika medan jalan.
Soal perangkat deselerasi juga turut memengaruhi rasa kendali motor. Semuanya di upgrade. Cakram depan kini berukuran 300 mm dan 270 mm di belakang. Performa kaliper ByBre ini sanggup menghentikan motor seberat 191 kg dari 60 kpj hingga diam, hanya dalam jarak 17,7 meter. Alias 3 meter lebih sedikit daripada jarak yang diciptakan rival dari Benelli maupun Jawa. Sensor ABS pun bekerja sempurna. Meski kadang gigitan awal rem depan agak terasa kurang, perlu menekannya kencang.
Statusnya sebagai cruiser juga diterjemahkan dengan memasang stang lebar dan nyaman. Berikut posisi jok rendah. Pentingnya lagi, posisi pijak kaki benar-benar luas. Kaki Anda tak bakal terasa terlalu maju, malah cenderung mendapat titik nyaman – agak tegak sempurna. Namun bagi pengendara postur pendak, boleh jadi agak terasa kurang nyaman saat meraih stang apalagi ketika hendak memutar balik.
Penampilan Keren
Motor ini memiliki wujud tampan sekaligus fitur modern. Secara bentuk, guratnya begitu lembut dan singkron di setiap sisinya. Berkarakter. Meskipun, khusus pada versi Supernova ini agak mendapat pujian pahit: Mengingatkan kami pada sosok Harley-Davidson.
Terlepas itu, pengemasan tema motor cukup menarik bagi kami. Beberapa aksen krom tertera demi mempertahankan nuansa klasik dan bersih. Sementara diberi kontras hitam untuk area blok mesin dan pelek. Gumpalan-gumpalan aneh pada header di generasi sebelumnya juga hilang. Membuat lebih enak dipandang.
Mereka juga mengembalikan desain oval pada bagian master silinder yang tampak begitu klasik. Serta merta menambahkan dua tema campuran warna. Biasanya hal ini terlihat begitu tua buat kami, tapi entah mengapa proporsinya justru malah sempurna. Sementara oramen-ornamen modern menempel di sekujur tubuhnya. Seperti DRL LED, hingga instrumen digital terbagi dalam dua kluster.
Layar kokpit ini begitu mudah terbaca. Dan fungsional karena satunya lagi dapat terhubung dengan gawai. Plus menampilkan navigasi. Dan ya, sudah ada USB port. Sesuai kebutuhan zaman sekarang atas ketergantungan daya gawai. Tapi, dengan catatan mesin harus sembari hidup. Di luar itu, perlengkapannya cenderung biasa. Tidak ada informasi konsumsi bahan bakar real time. Atau indikator jarak tempuh dari sisa bensin di tangki.
Simpulan
Jadi, haruskah anda tertarik dengan motor ini? Kami kira begitu. Tenaga dan torsi besar yang dibungkus desain proporsional, mudah dikendarai, serta praktis, ada dalam satu paket. Efisiensi bahan bakar juga masih terbilang memukau. Meteor memenuhi janji yang dulu pernah digaungkan pada Thunderbird. Hanya saja ia tak secara langsung mengatakan itu. Tapi mampu menawarkan hal lebih. Apalagi, dengan harga begitu ekonomis. (Hlm/Raju)
Sumber dan Foto: Zigwheels
Baca juga: Royal Enfield Siapkan Scram, Saudara The Twins dengan Gaya Scrambler
-
Jelajahi Royal Enfield Meteor
Model Motor Royal Enfield
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Motor Unggulan Royal Enfield
- Terbaru
- Populer
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
349
|
349.34
|
378
|
349
|
349
|
Tenaga Maksimal
20.2
|
19.9
|
36.2
|
20
|
20.2
|
Kategori
Cruiser
|
Cruiser
|
Cruiser
|
Cruiser
|
Cruiser
|
Opsi start
Electric
|
Electric
|
Electric
|
Electric
|
Electric
|
Rem Depan
Disc
|
Disc
|
Disc
|
Disc
|
Disc
|
|
Tren Cruiser
- Terbaru
- Populer
Artikel Motor Royal Enfield Meteor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review