Test Drive Honda WR-V RS with Honda Sensing: Calon Penguasa Potensial di Kelasnya
Ketika Small SUV bermunculan membentuk segmen baru, mustahil Honda tidak ikutan terjun. Gayung langsung bersambut lewat SUV RS Concept. Seketika heboh dan membawa ekspektasi tinggi bagi konsumen yang menantikan. Ajang pamer desain terus dilakukan melalui berbagai road show. Upaya menggaet minat pasar pun dilakukan dan bukanlah sesuatu yang sulit bagi Honda.
Pengembangan dipegang oleh Honda R&D Asia Pacific bermarkas di Thailand. Klaimnya, WR-V dirancang sesuai keinginan konsumen. Tentu saja juga mencari potensi lain yang tak dimiliki para pesaingnya. Sehingga membuat penasaran, bagaimana hasilnya Small SUV buatan Honda. Apakah bakal menyenangkan? Undangan dari Honda Prospect Motor untuk menguji cobanya di Bali sayang untuk dilewatkan. Kencan selama 3 hari lumayan memberi impresi komprehensif bagaimana karakter sesungguhnya.
Sekadar Honda BR-V Versi Pendek?
Bisa dibilang begitu dan wajar. Sebab platform utama WR-V diambil dari BR-V yang dibuat lebih pendek dan rendah. Lebar dan ground clearance 220 mm masih sama. Tapi wheelbase menyusut menjanjikan pengendalian lebih gesit. Tipikal SUV yang memang untuk perkotaan saja. Sambil tetap diberi kaki-kaki jangkung sesuai keinginan konsumen Indonesia.
Supaya menyesuaikan ukuran lebih kecil, wheelbase dipotong 215 mm (2.485 mm) berbanding 2.700 mm di BR-V. Tingginya dipapas jadi 1.608 mm. Keseluruhan tetap kompak karena panjang bodi cuma 4.060 mm. Ia hanya memiliki lebar sama seperti BR-V. Namun Honda membuat ground clearance sedikit meninggi jadi 220 mm.
Versi konsep tampak atraktif dengan figur begitu modern. Namun begitu versi produksi dikenalkan, memang ada banyak diferensiasi. Fasad dan buritan lumayan jauh berbeda. Posisi gagang pintu belakang pun berubah ke pilar layaknya HR-V. Kalau diperhatikan seksama, desain Honda BR-V begitu kental. Terutama area samping yang mudah dikenali dari satu tarikan garis tegas sepanjang bodi.
Raut muka pun mirip. Cuma bentuk lampu dan grille amat berbeda. Melihat tampilan frontal tak akan tertukar dengan BR-V. Kami suka desain bokongnya. Tampak kokoh dengan pola lampu huruf L terbalik. Tanpa perlu banyak aksen maupun hiasan, sudah terlihat sporty. Roda turut membantu kesan ganteng itu. Wheelarch besar berisi pelek 17-inci dengan ban 215/55. Setelan fitment begitu pas dan enak terlihat. Tapak ban lebar juga membentuk postur menapak aspal.
Tapi suasana kabin terlalu BR-V. Desainnya sama persis, hanya dibedakan aksen merah sebagai penegas trim RS. Begitu pula posisi mengemudi yang memiliki keluhan cukup serius. Ya, bagi pengemudi berpostur besar dan tinggi, bakal sulit duduk dengan nyaman. Ini dikarenakan dudukan jok yang terlampau kecil. Paha tidak mampu tersangga sepenuhnya. Hanya sebagai kecil, malah bisa cuma menopang bokong saja. Sehingga paha menjadi menggantung terus menerus. Diperparah sudut dudukan kurang melandai. Alhasil tidak terasa mantap. Ditambah lagi tanpa pengaturan setir telescopic. Harus menerima jangkauan kemudi tak dapat diubah.
Beruntung baris belakang tergolong nyaman untuk membawa penumpang. Area kaki dan kepala ekstralapang. Ciri khas Honda yang selalu menyajikan ruang lega untuk orang dan barang. Untuk penumpang jangkung masih banyak sisa headroom dan legroom. Itupun tetap terhampar ruang kargo luas di belakang. Hanya saja, jok belakang sudah paten. Tidak dapat diatur sudut rebahnya. Lalu minus armrest juga. Catatan lain, ia tak punya fitur Ultra Seat seperti milik HR-V. Kalau ada, tentu tambah praktis lagi. Setidaknya WR-V masih cocok juga dijadikan mobil keluarga. Asalkan tidak butuh format 7-seater.
Kompromi Fitur
Hilangkan dulu ekspektasi Honda WR-V bertabur fitur megah. Dalam hal gimik, belum seroyal Toyota ke Raize. Diluar adanya Honda Sensing, kelengkapan WR-V RS sebenarnya biasa saja. Misal tidak ada pengaturan sirkulasi aliran udara. Jadi model ventilasi paten untuk memutar udara di dalam kabin saja. Lalu belum pakai electronic parking brake (EPB) yang berarti juga tanpa autohold. Tak masalah, toh Raize, Rocky, Sonet dan Magnite juga belum punya.
Kemudian tidak ada mode perpindahan manual di tuas transmisi maupun paddle shift. Hal ini kalah dari Raizer. Belum lagi head unit monitor yang ukurannya cuma 7-inci. Tergolong kecil, kalah sama yang lain. Untungnya sudah ada Android auto. Jadi gampang untuk menghubungkan ke smartphone android. Tapi, masih perlu kabel untuk mengoneksikannya. Fitur andalan yang paling beda mungkin remote engine start saja.
Lain halnya jika bicara Honda Sensing. Varian ini adalah model Honda termurah dengan Honda Sensing. Paket Honda Sensing di WR-V sama lengkapnya seperti BR-V. Berisikan Collision Mitigation Braking System (CMBS). Adaptive Cruise Control (ACC) with Low-Speed Follow, Lane Keeping Assist System (LKAS), Road Departure Mitigation System (RDM), Auto High-Beam (AHB), Lead Car Departure Notification System (LCDN) dan Honda LaneWatch. Adanya ACC dan LKAS, sudah membuatnya seperti mobil semi-otonom. Sayang kurang Blind Spot Monitoring System (BSM). Pengawas area titik buat hanya diembang LaneWatch.
Tak hanya itu, peranti keselamatan standar WR-V sudah sangat memadai. Seperti Vehicle Stability Assist (VSA) dan Vehicle Stability Assist (VSA), lalu Transaction Control System (TCS), Hill Start Assist (HSA) dan Emergency Stop Signal (ESS). Jumlah airbag ada 4 titik untuk WR-V tipe E, sementara tipe RS sebanyak 6 titik.
Kejutan dari Balik Kemudi
Walau jok pengemudinya enggak enak, karakter fun-to-drive tetap kuat terasa. Mesin memegang faktor penting. WR-V menggendong unit L15ZF i-VTEC 4-silinder, Double Over Head Camshaft (DOHC). Unit serupa yang dipakai oleh BR-V, City dan HR-V. Tenaga dihasilkan 121 PS di 6.600 rpm, lalu torsi maksimum 145 Nm di 4.300 rpm. Terbesar di kelasnya, mengalahkan enjin turbo Raize-Rocky, Nissan Magnite dan mesin Naturally Aspirated Kia Sonet. Pilihan penyalur energi kinetik ke roda depan hanya pakai transmisi jenis CVT.
Mesin DOHC ini memang tidak memiliki semangat sebesar SOHC lawas. Namun mampu memberikan kompromi tepat untuk menunjang kebutuhan performa harian. Baik untuk perjalanan dalam kota maupun keluar kota. Torsi terasa lebih merata sejak putaran rendah, cocok untuk berkendara sehari-hari. Buncahan tenaga di putaran atas terasa besar. Sayang minus mode manual atau paddle shift. Dalam hal ini, Raize bisa lebih menyenangkan.
Rute Media Test Drive di Bali relatif lengang, banyak tanjakan, turunan dan kelokan. Cocok untuk mengeksplorasi kemampuan mesin. Performa mesin sangat pas untuk bodi kompak WR-V. Gejala kekosongan tenaga dan torsi sangat minim. Memang cenderung sedikit lemah di bawah putaran 2.000 rpm, tapi masih wajar untuk kubikasi 1.500 cc. Hebatnya mengail torsi di putaran atas sangat mudah. Cukup memainkan irama pedal gas dan transmisi CVT dengan cekatan mengatur rasio terbaik. Alhasil, laju di tanjakan tetap mudah meski hanya mode D sekalipun.
Wheelbase lebih pendek dari BR-V membuat WR-V kian gesit. Setelan suspensi sedikit kaku turut menyumbang respons cekatan. Di sinilah letak fun-to-drive WR-V yang membawa ciri khas Honda. Katanya, suspensi trim RS memang disetel kaku. Tapi hebatnya tidak sampai kasar dan memantul-mantul. Kenyamanan masih terjaga berkat redaman lumayan berisi. Menikung kencang tak sampai membuat limbung berlebih. Reaksi kemudi juga termasuk lincah. Hanya saja harus dimaklumi feedback minim dari electronic power steering (EPS).
Hal mengejutkan lainnya berasal dari NVH (Noise, Vibration dan Harshness). Kabin WR-V terisolasi dengan sangat baik dari dunia luar meski masih sayup terdengar raungan mesin. Road noise dari ban juga minim berkat ban Bridgestone bawaan tipe RS. Kedap, tidak seperti zaman Brio, Mobilio dan BR-V generasi pertama. Sebuah peningkatan yang patut diapresiasi lebih.
Seberapa Menarik?
Honda WR-V ini mobil enak. Dalam artian menyajikan kenikmatan berkendara dengan rasa sporty kuat. Bisa langsung dianggap salah satu yang terbaik di kelasnya. Ini Honda! Apa yang ditawarkan sesuai rasanya Honda. Ditambah lagi tampilan ganteng, kabin luas nan praktis, dan kabin kedap. Membuat kekurangan dari kursi pengemudinya yang tidak enak langsung termaafkan. Begitu pula fitur standar yang biasa saja dibanding lawannya, akan terasa cukup sesuai kebutuhan dasar. Efek Honda Sensing pun kian melambungkan value-nya. (Odi)
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi Honda WR-V
Model Mobil Honda
Promo Honda WR-V, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Honda WR-V Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
Mesin
1498
|
1496
|
1497
|
1199
|
Panjang
4060 mm
|
4455 mm
|
4315 mm
|
4323 mm
|
Lebar
1780 mm
|
1695 mm
|
1790 mm
|
1796 mm
|
Tinggi
1608 mm
|
1705 mm
|
1630 mm
|
1669 mm
|
Tempat Duduk
5
|
7
|
5
|
7
|
Jenis Transmisi
Manual
|
Manual
|
Manual
|
Otomatis
|
Anti Lock Braking System
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Radio AM/FM
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Speaker depan
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
|
Tren Crossover
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Honda WR-V dari Carvaganza
Artikel Mobil Honda WR-V dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review