First Drive Nissan Magnite 1.0L Premium CVT: Mencari Jawaban atas Kualitas dan Kenyamanan
Nissan Magnite datang meramaikan ring tinju yang semula diisi oleh Kia Sonet sendirian. Yep, ia bermain di ranah crossover/SUV mungil dengan banderol relatif terjangkau. Membawa nilai tambah berupa fitur menarik dalam paket tubuh superkompak.
Saat ini, varian tertinggi paling kaya fitur dapat dibawa pulang dengan tebusan mulai dari Rp 238,8 juta. Adalah trim Premium bertransmisi CVT yang dikelir sewarna. Sebuah penawaran menarik bila melihat deret kelengkapannya di atas kertas. Namun fitur seabrek dan harga murah justru menimbulkan pertanyaan terkait kualitas dan kenyamanan. Bukan tidak mungkin realita berkata lain meski terbilang impresif di atas kertas. Adakah kompromi atas dua hal itu?
Pandangan Pertama
Pertama bertemu, Nissan Magnite terlihat begitu kompak dan mungil. Seakan jauh lebih kecil dari hatchback medium sekelas Jazz atau Yaris – atau mungkin saya saja. Sebab nyatanya tidak demikian, dicatatkan angka 3.994 x 1.758 x 1.572 mm (PXLxT). Sebagai perbandingan, Honda Jazz diukur 4.035 x 1.694 x 1.524 mm. Boleh dibilang sepantaran bukan? Mungkin distorsi itu diakibatkan proporsi tubuh ala Renault Kwid dengan sepatu yang agak kekecilan dalam permainan cladding tebal.
Yang jelas, dalam dimensi mungilnya Nissan Magnite berusaha kuat untuk menyuarakan gaya SUV. Dipahat tegap dengan alunan guratan badan menggembung dan paras agresif. Bicara soal paras, mungkin sebagian beranggapan mirip Datsun dan seolah tak memiliki identitas khas Nissan yakni V-Motion. Tapi tidak masalah juga, toh Datsun masih merupakan bagian Nissan dan berarti identitasnya sudah cukup dikenal andai bisa beranggapan mirip Datsun. Bagus atau tidaknya jelas sangat tergantung pandangan dan selera masing-masing.
Andai tidak pernah mengenal Datsun, rancangannya tidak bisa diremehkan. Setidaknya dari depan terlihat manis dan terdapat sentuhan mewah. Grille heksagonal besar mendominasi berisi wadah bingkai kromium lalu diramaikan sisi futuristis dari lampu ramping memicing. Di samping, proporsinya sedikit cingkrang dengan pelek 16 inci – kaki tampak kecil pada komposisi badan tinggi. Sedikit saja dan tidak terlalu parah lantaran diobati oleh jembatan transisi berupa cladding tebal. Buritan juga terbilang menarik, melekat spoiler dinamis membelah di tengah serta area bokong disudahi aksen silver di pelindung dagu.
Magnite bukanlah SUV segala medan. Semua itu sebatas gaya pembentuk segmentasi mobil perkotaan. Namun setidaknya, karakteristik utilitarian dan serbabisa sebuah SUV turut dibawa. Bukan hanya desain, fungsionalitas didukung roof rail dengan kapasitas 50 kg. Bisa dijangkarkan roof rack jika membutuhkan ruang penyimpanan ekstra.
Urusan fitur cukup menggiurkan mengetahui banderol tak sampai Rp 250 juta. Dari luar bisa dilihat permainan LED mengisi mayoritas jabatan pencahayaan. Unit penerangan dioda tertanam di balik rumah lampu utama, strip DRL berbentuk huruf L, hingga ke foglamp. Begitu pula di belakang, lampu kombinasi diterangi oleh pendar LED. Di samping itu, ia membawa fungsi smart entry demi kemudahan akses kunci lewat sentuhan tombol di handle. Semakin hari, kunci pintar semakin terdengar moderat walau tetap menjadi barang yang menyenangkan untuk dimiliki.
Baca juga: Lima Alasan Mengapa Nissan Magnite Pantas dijadikan Mobil Pertama
Bumbu Penggugah Hidangan Entry Level
Adalah Magnite sebagai Nissan termurah yang dapat dipinang saat ini sejak absennya merek Datsun. Menduduki posisi entry level dengan banderol Rp 208,8 untuk trim Upper bertransmisi manual. Sementara itu, di atasnya duduk model Premium seharga Rp 226,3 (M/T) atau Rp 238,3 juta (CVT). Pada unit tes varian tertinggi bertransmisi CVT, suguhan fiturnya begitu memikat. Boyong kelengkapan ala mobil Eropa yang disesuaikan untuk ‘mobil murah’ merek Jepang buatan India.
Apa maksudnya? Begini, Magnite 1.0L Premium CVT dibekali deret kelengkapan laksana berada di mobil Eropa modern. Menyuguhkan pengalaman hanya saja tidak diikuti kecantikan atau sofistifikasi kemampuan. Contoh pada panel instrumen yang sudah mengusung layar TFT 7 inci, menampilkan informasi standar berupa kecepatan, putaran mesin, temperatur air, dan indikator tangki BBM. Kemudian dapat diganti ke trip meter komprehensif serta penampil konsumsi BBM. Satu lagi sisipannya yakni pemajang sistem pemantau tekanan angin ban TPMS. Tidak semelimpah mobil Eropa namun cukup untuk memberikan pengalaman baru.
Sama halnya pada sarana hiburan. Head unit touchscreen plus tombol capacitive bukan unit paling responsif atau menggugah mata. Namun secara fungsional, kebutuhan pemutar media masa kini bisa dirasa melalui konektivitas nirkabel Android Auto dan Apple CarPlay. Bahkan dapat digunakan sebagai penampil gambar 360 derajat dari jahitan kamera eksterior. Aktif di kecepatan rendah namun jangan harap imaji definisi tinggi. Meski begitu, gambarnya tetap jelas terlihat dan akurasi pantas untuk dijadikan acuan.
Fitur kelas atas tidak berhenti sampai disitu saja. Ikut diwakilkan peranti kontrol AC otomatis dengan kenop rotari. Di samping itu, tersemat juga alat bantu kendali konstan berupa cruise control. Melekat di roda kemudi bersama kontrol monitor panel instrumen dan audio.
Wajar dalam kasta entry level bila menganut komponen plastik keras. Bukan barang paling berkelas dan persepsi kualitasnya berada di ambang moderat. Seperti ditemui, sisi kiri kap glove box tidak langsung menutup rata ketika ditutup. Harus ditekan lagi agar benar-benar rapih. Juga pada set tombol dan pengoperasian segala ayunan pintu terasa biasa saja – tidak murahan tapi tidak juga memberikan nilai tambah.
Nyaris dipandang murahan, beruntung Nissan pandai mendongkrak nuansa kabin. Bumbunya berupa komplementer material pembungkus fabric di jok, armrest, dan door trim. Bukan sekadar sehelai kain tipis pula, bertekstur tangguh bak kain jin. Pun tidak disulam polosan, ada tonjolan-tonjolan membentuk motif yang sedap dipandang tanpa membuatnya terlalu berlebihan. Di samping itu, lingkar kemudi sudah dibungkus leather. Satu penunjang visual lain dapat dilihat pada muka dasbor lewat panel halus bermotif.
Apa Rasanya Ketika dikendarai?
Ada sensasi SUV ketika duduk di ruang kokpit. Bukan secara kelapangan ruang melainkan secara ergonomi bangku. Kaki tidak selonjoran dan atap tinggi tetap memberikan keleluasaan headroom. Pengaturan posisi optimal lantas didukung pergerakan sudut kolom setir. Tanpa eksistensi pergeseran jangkauan roda kemudi, posisi lengan tidak canggung untuk postur tubuh sekitar 170 cm.
Kali pertama menyalakan mesin, ekspektasi jantung tiga silinder agak terpenuhi. Getaran imbalans bocor tipis ke dalam kabin saat langsam. Seminimalnya rangsangan itu bisa dirasakan kaki meski frekuensi tidak sampai mengganggu. Dan terkait suara, telinga tidak dapat dibohongi oleh nada getar tiga ruang bakar – jelas bukan penyanyi yang baik.
Yep, senjata performa Magnite berbekal pemacu tiga silinder HRA0 berkapasitas 1.000 cc. Didukung pemadat udara berupa turbocharger, torehan tenaga diklaim mencapai 100 PS di putaran 5.000 rpm. Capaian torsi sendiri dicatat sekuat 152 Nm pada rentang 2.200 hingga 4.400 rpm khusus model bertransmisi CVT. Kalau dibandingkan, keluaran daya kira-kira sekuat pemacu naturally aspirated berkapasitas 1.300-1.500 cc.
Hal ini lantas menjanjikan kelincahan berakselerasi Magnite. Dalam rute pengujian yang mendatar dan tidak terlalu panjang minimal bisa dirasakan kelincahan aransemen velositas SUV mungil Nissan itu. Tidak mengentak, kiriman daya ke roda cenderung mengalir lembut khas transmisi CVT. Respons memang kurang cekatan saat pedal gas dihujam. Namun begitu diberi irama mengurut ala nada kromatik, Magnite terbilang nikmat dibawa wara-wiri dalam kota.
Juga saat dicoba stop & go menanjak di gedung parkir, Magnite tidak sampai kehilangan akal untuk melaju. Hill-Start Assist bantu menahan posisi beberapa detik begitu pedal rem dilepas. Begitu memulai pergerakan, gigitan torsi terasa pasti untuk merangkak. Kekhawatiran akan minimnya tenaga di tanjakan pun sedikit terobati meski harus dibuktikan lagi lain waktu dalam kondisi nyata.
Urusan bantingan, sensasi mobil murah tidak terasa ketika mengendarai Magnite. Kinerja shockbreaker dan komposisi kaki-kaki lumayan sukses meredam gelombang dengan nikmat. Tidak terlalu empuk mengambang atau keras seperti gerobak bakso. Yang pasti terasa kokoh dan sama sekali tidak ringkih, beda jauh dari rasa line up Datsun sewaktu masih eksis. Lalu, kemampuannya bermanuver sangat cocok untuk berbagai skenario komutasi perkotaan. Wheelbase pendek 2.501 mm ditambah sudut belok mematah pasti mumpuni kalau perlu melibas jalanan sempit.
Rasa Aman dari Ragam Fitur Keselamatan
Meski berukuran kecil dan menduduki strata terbawah keluarga Nissan, safety features menjadi prioritas. Seluruh varian menggendong peranti pengereman ABS+EBD+BA sebagai standar plus ditunjang kontrol stabilitas elektronik. Termasuk di dalamnya Vehicle Dynamic Control (VDC) dan Traction Control System (TCS). Jika Celaka tak terelakkan, dual SRS Airbag siap mengembang ditambah perlindungan ekstra penumpang depan berupa sabuk pengaman tiga titik komplet Pretensioner dan Force Limiter.
Sudah teruji pula keselamatannya. Pada penilaian uji tabrak ASEAN New Car Assessment Program (ASEAN NCAP) ia berhasil mengantongi empat dari lima bintang.
Simpulan
Nissan Magnite 1.0L Premium CVT benar menawarkan nilai lebih atas harga tebusan secara fitur. Komplet dan begitu menarik perhatian dengan banderol terjangkau. Namun, untuk kualitas kabin boleh disimpulkan berada di ambang moderat. Hampir memberikan kesan murahan walau pada akhirnya tidak sebab dibantu sebaran material fabric. Urusan kenyamanan, bantingan kokoh boleh jadi bantu melupakan sedikit getaran mesin tiga silinder sekaligus memberikan rasa kelas kendaraan setingkat di atasnya. Tidak boyo, kekuatan dapur pacu masih sangat pantas untuk wara-wiri dalam kota. Besar harapan turut menawarkan efisiensi bahan bakar yang akan dibuktikan pada road test di waktu mendatang. (Krm/Tom)
Baca juga: Road Test Kia Sonet Premiere iVT: Bentuk Kepercayaan Diri Kia (Part-1)
Jual mobil anda dengan harga terbaik
-
Jelajahi Nissan Magnite
Model Mobil Nissan
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Mobil Unggulan Nissan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Nissan Magnite Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Panjang
3994 mm
|
4453 mm
|
4435 mm
|
4515 mm
|
4455 mm
|
Lebar
1758 mm
|
1735 mm
|
1695 mm
|
1815 mm
|
1695 mm
|
Tinggi
1572 mm
|
1666 mm
|
1705 mm
|
1735 mm
|
1705 mm
|
Ground Clearance
186 mm
|
-
|
-
|
-
|
220 mm
|
Tempat Duduk
5
|
7
|
7
|
7
|
7
|
Jenis Transmisi
Manual
|
Manual
|
Manual
|
CVT
|
Manual
|
Mesin
1.0L Petrol Engine, 3 Cylinder 12 Valve
|
1.5L Petrol Engine, 4 Cylinder 16 Valve DOHC
|
1.5L Petrol Engine, In-Line 4 Cylinder 16 Valve DOHC
|
1.5L Petrol Engine, 4 Cylinder 16 Valve
|
1.5L Petrol Engine, 4 Cylinder 16 Valve DOHC
|
Anti Lock Braking System
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Radio AM/FM
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Jenis penggerak
-
|
-
|
-
|
FWD
|
-
|
|
Tren SUV
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Mobil Nissan Magnite dari Carvaganza
Artikel Mobil Nissan Magnite dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature