ECGO 2

Desain futuristis senada dengan apa yang disajikan. Panel instrumen digitalnya, memiliki dimensi yang cukup lebar serta display menarik. Mulai dari speedometer, indikator baterai, posisi gear, odometer dan jam ditampilkan di sana. Untuk mengaturnya juga unik. Disediakan tombol-tombol mirip pada joystick konsol game, yang tertera di kiri dan kanan stang. Fungsinya, untuk mengubah mode berkendara atau mengubah gear ke posisi melaju. Pengoperasian lampu, hazard, klakson juga ada di bagian ini.

Ya, motor ini punya tiga mode berkendara : economic, standard dan sporty. Jangan diinterpretasikan seperti motor gede (moge). Pilihan gaya mengendara tadi tidak sesignifikan itu. Tapi lumayan, torsinya terasa berbeda dari masing-masing opsi.

Selain itu, fitur canggih lain ada di perangkat gawai Anda. Setiap ECGO pasti terhubung dengan aplikasi yang sudah disediakan. Dengan itu, Anda bisa memantau motor secara real time lewat GPS. Alhasil motor sulit dicuri. Lantas informasi soal kendaraan seperti baterai, suhu, lokasi, kecepatan dan titik pengisian daya, juga disajikan dalam aplikasi yang bisa diunduh dengan mudah.

Tampilan ECGO minimalis namun atraktif. Seluruh tekukan kotak di bodi, lampu LED serta proyektor di depan, berhasil memberi kesan futuristis. Pun bagian samping serta buritan yang boxy, enak dipandang. Ditambah kelir yang tersedia cukup banyak. Mulai dari Blue Ocean, Orange Squash, Green Tea, White Pearl dan Titanium.

Namun memang, ia terlihat sangat kecil, dimensinya benar-benar ringkas. Panjang 1.550mm, lebar 630mm dan tingginya 1.050mm. Menariknya, yang menjadi luas adalah bagian dek, sementara joknya tidak begitu lega. Tapi masih cukup untuk dua orang dewasa.

Beban maksimal yang sanggup ditopang juga pas, 150 kg. Selain itu, tak perlu khawatir dengan ground clearancenya. Motor ini memiliki ketinggian 30cm. Angka itu pun sekaligus menjadi titik aman melibas genangan air.

Motor listriknya berkekuatan 48 Volt/14AH/350 Watt. Atas racikan itu, motor bisa digunakan selama tiga sampai empat jam dalam keadaan penuh. Sejauh apa jarak yang bisa ditempuh? Begini, saat dikendarai secara konstan (30-40kpj), ECGO bisa melintasi jarak hingga 80km. Lumayan kan? Untuk kondisi dalam kota saja sih rasanya cukup. Lantas berapa kecepatan maksimumnya? Ia diklaim sanggup mencatat angka 60kpj. Ya, impresif untuk ukuran motor semacam ini.

Bicara baterai, ada yang harus dicatat. Perangkat itu perlu diperpanjang masa pakainya, dengan cara membayar Rp 95 ribu setiap bulan atau 1.000km pemakaian. Tergantung mana yang tercapai duluan. Nah, caranya dengan mengunduh aplikasi yang ECGO baik di Android maupun Apple. Secara otomatis, notifikasi bakal memperingatkan Anda soal masa pakai si baterai yang perlu diperpanjang. Karena kalau terlewat, ia tak bisa digunakan lagi alias dimatikan fungsinya. Sistem ini sudah terintegrasi dengan GPS dan terpantau oleh pusat ECGO.

Hal unik lainnya, perpindahan daya dari motor listrik tidak melalui CVT. Posisi motornya agak di depan, bukan di samping roda. Karena itu, penyambungnya menggunakan rantai layaknya motor biasa. Itulah mengapa ia bisa memiliki mode berkendara.

Posisi duduk cukup ergonomis jika postur tubuh standar. Stang tidak terlalu lebar, ditambah dek luas dan jok yang empuk. Namun jika memiliki badan tinggi, agak menyulitkan saat berbelok, karena rawan terpentok. Apalagi ditambah adanya pembonceng. Maka motor ini lebih nyaman digunakan sendirian saja, kecuali tubuh keduanya tidak kelewat besar.

Urusan suspensi, sudah cukup. Di depan dipasangkan fork teleskopik, sementara di belakang menyangga dua buah shock breaker. Lumayan untuk menghadang jalanan Ibu Kota yang cenderung mulus.

Sektor penahan laju tidak impresif namun cukup. Roda depan disisipkan discbrake dan belakang masih teromol. Karena bebannya sangat ringan, performanya bisa dibilang baik. ABS? Jangan berharap banyak di motor harga segitu.