Top 10 Berita Motor Sepanjang Februari 2021
Sepanjang Februari 2021, banyak berita seputar roda dua yang sangat menarik. Peluncuran produk baru, teknologi masa mendatang hingga aksesori untuk motor. Kejutan paling besar datang dari Astra Honda Motor (AHM). Pabrikan berlogo sayap kepak melepas banyak produk anyar untuk sepanjang Februari 2021. Sementara produk baru juga datang dari Royal Enfield. Berikut kami rangkum 10 berita motor paling menarik selama Februari 2021.
Aksesori Resmi Yamaha XSR155
Yamaha Indonesia melepas aksesori resmi buat XSR155. Sebagai upaya untuk menggaet lebih banyak peminat. Pelengkap gaya dan tampilan berkendara ditawarkan dalam tiga tema: Sport Haritage, Cafe racer dan Tracker. Lebih terjamin lantaran resmi dirilis langsung oleh Yamaha. Harga komponen yang ditawarkan mulai dari Rp 46 ribu sampai Rp 1,9 juta. Masing-masing model memiliki ciri khas tersendiri dan tentunya dapat menunjang tampilan XSR155.
Untuk model Sport Heritage terhitung ada 13 peranti. Ada fly screen smoke (Rp 462 ribu), Side cover silver (Rp 450 ribu), Fuel cap sand grains (Rp 155 ribu), Tank pad sand grains (Rp 175 ribu), Eng grip set black (Rp 185 ribu), License plate holder (Rp 950 ribu), Side skit plate silver (Rp 460 ribu), pelindung radiator warna hitam (Rp 605 ribu), radiator side cover (Rp 220 ribu), cap reservoir black (Rp 155 ribu), cap reservoir rear black Rp 130 ribu), holder handle upper cap black (Rp 430 ribu) dan plug oil black (Rp 120 ribu).
Jika konsumen menginginkan tampilan XSR155 menjadi Cafe Racer, pabrikan juga menyediakan pilihan aksesori tambahan. Paling utamanya komponen penutup lampu (headlamp Cowl) dijual Rp 1,980 juta. Ditawarkan terpisah dengan dudukannya atau Headlight Cowl Stay set, harganya Rp 330 ribu. Ada lagi Cafe racer handle bar set Rp 1,350 juta. Dijual terpisah dengan raisernya atau Lower Handle Bar Holder yang dijajakan Rp 430 ribu. Lalu ada sepasang tankpad protection dilego Rp 370 ribu, Satu set jok dengan jahitan corak klasik Rp 1,3 juta, License plate holder seharga Rp 950 ribu.
Sementara gaya tracker ditawarkan satu paket dengan harga Rp 4,537 juta. Bisa juga dibeli secara terpisah. Pilihannya ada sepasang side no plat Rp 715 ribu, fly screen black Rp 462 ribu, skid plat berbahan stamping alumunium Rp 1,260 juta, headlight cover lengkap dengan logo XSR Rp Rp 600 ribu, dan short front fender Rp 1,5 juta. Pengguna XSR155 juga dapat menggunakan ban CST seri MT (dual purpose) untuk mendukung kenyamanan berkendara. Ban trail-riding ini menawarkan daya cengkram baik di berbagai kondisi jalan. Keunggulan polanya inovatif dan serbaguna, cocok untuk medan light off-road dan cukup mumpuni di jalan basah, karena tapak ban memiliki penyebaran air yang baik.
Dengan itu, semakin beragam aksesori untuk konsumen tampil gaya dan berbeda. Bisa diboyong langsung sepaket tiap model atau beli terpisah sesuai kebutuhan dan bujet.
Kawasaki Kembangkan Girboks Semi Otomatis Elektronik
Teknologi terus dikembangkan oleh tiap manufaktur. Seperti Kawasaki, yang dikabarkan tengah mengembangkan teknologi transmisi semi otomatis anyar. Kabar itu terungkap dari sketsa yang dimasukkan untuk mendapatkan paten. Sebuah rangkaian transmisi baru secara detail dipaparkan. Hingga komponen-komponen terkecil. Menariknya, tak ada perangkat keras seperti as atau sejenisnya. Semua dioperasikan lewat pesan elektronik. Alias mengandalkan sensor.
Jika dibandingkan, apa yang disiapkan Kawasaki beda total dengan DCT milik Honda. Memindahkan posisi gear dari sentuhan tombol rasanya bukan selera semua orang. Ada naluri roda dua yang hilang. Proses transisi gigi sekadar dimainkan jemari. Malah bisa didiamkan ketika masuk mode Drive.
Kawasaki nampaknya sadar betul, pengendara motor besar masih mengharapkan rasa berkendara selayaknya motor konvensional. Namun dengan bantuan teknologi canggih. Maka dari itu perseneling alias tuas gigi masih ada di sisi kiri. Bedanya, semua itu mengandalkan komputasi rumit.
Tidak ada hubungan fisik antara shifter dengan girboks. Sepenuhnya dikuasai komponen elektronik, disebut shift-by-wire. Tentunya adrenalin bakal lebih terpacu ketika masuk mode manual memindahkan lewat pedal, kendati tanpa tuas kopling di tangan. Masih terasa nyata. Dan saat hendak berkendara santai, tinggal pindahkan ke mode otomatis. Prinsip yang sejatinya serupa dengan DCT Honda.
Kelebihan bisa didapat jika nanti diaplikasikan, handling motor bakal lebih optimal. Terutama untuk jenis adventure dan cruiser. Tanpa perlu sulit mengatur banyak komponen, pengendara bisa fokus pada genggaman stang, sekaligus bermanuver. Secara bersamaan intuisi terhadap model pindah gigi konvensional masih bisa dirasakan.
Memang ini tak akan jadi pekerjaan mudah bagi Kawasaki. Lantaran butuh effort lebih buat menyelaraskan gerakan tuas dan realitasnya di dalam girboks. Momentumnya tak boleh telat, sementara tak ada sentuhan fisik sama sekali. Tapi keuntungan dari model begini, posisi shifter bisa diletakkan leluasa. Di manapun para desainernya mau. Sehingga posisi duduk dapat diset paling ergonomis tanpa perlu mengacu letak mesin dan transmisi.
Rumor Yamaha X-Ride Bermesin Lebih Besar Pesaing Honda ADV150
Skutik bergaya adventure memang punya pasarnya tersendiri. Sejauh ini, ada Honda ADV150 yang paling bersinar untuk kelas 150 cc. Yamaha sebetulnya punya X-Ride, namun dirasa kurang merepresentasikan gaya adventure. Hingga muncul rumor Yamaha X-Ride bakal lahir dengan mesin 150 cc untuk menjegal Honda ADV150.
Info terbaru kami lansir dari salah satu media Thailand. Diberitakan jika pangsa pasar ADV150 direspons positif konsumen. Seketika menjadikan konsep skuter adventure cukup panas. Tentunya tak mungkin potensi itu disia-siakan, diserahkan begitu saja porsi kuenya ke satu merek. Rival terdekat, Yamaha, harusnya melirik ini. Begitu pula di Tanah Air. Meski bisa jadi tak semenakjubkan di negeri gajah putih, eksistensinya cukup disambut baik. Dari sudut pandang bisnis, cukup meyakinkan.
Platform X-Ride terbilang cukup relevan, sedari dulu sudah mengusung konsep a la garuk tanah. Dengan ground clearance tinggi di kelasnya, serta aksesori penunjang. Secara wujud pun sudah merepresentasikan karakter tualang kental. Masih bisa dikembangkan. Hanya saja, basis struktur dan mesin X-Ride tak mungkin mampu menyaingi ADV150. Bekalan dapur pacunya hanya 125 cc dengan teknologi konvensional.
Pertanyaan berikutnya, model apa yang pantas dicemplungkan ke konsep baru nanti? Tiada lain adalah Yamaha NMax atau Aerox. Seperti Honda saja. Mereka meracik ulang PCX untuk membuat ADV. Dan kalau suatu saat benar terjadi, amunisi Yamaha ini memiliki daya tawar sangat tinggi. Sebab, secara spesifikasi melewati kemampuan sang tualang tunggal.
Tapi, perihal roda dan kaki-kaki mestinya ada penyesuaian. Perlu ada fork model baru. Dengan jarak main lebih panjang, bagusnya lagi kalau memiliki diameter tabung besar. Pun belakangnya, harus ditopang dua suspensi bertravel panjang. Dan kruisal pula, membekali ban bawaan tapak dual purpose. Serta stang lebar yang diekspos. Supaya kuat karakter adventure-nya.
Intinya, rumor Yamaha tengah mempersiapkan X-Ride – atau mungkin bernama lain – untuk naik kelas menyaingi ADV150, sangat masuk akal. Platform mereka pantas untuk diaplikasikan ke jenis begini. Malah lebih dari cukup. Tinggal penyesuaian sedikit. Terutama perihal suspensi dan wujud. Tapi garis besarnya hampir sudah terpenuhi. Serta berpotensi memiliki daya tawar lebih tinggi.
All New Honda PCX 160 Resmi Dijual di Indonesia
Setelah ditunggu-tunggu, akhirnya datang. PT Astra Honda Motor (AHM) resmi merilis All New PCX160 lewat siaran virtual, lengkap beserta varian hybrid. Agenda regenerasi menyentuh hampir semua sektor, dari wujud hingga teknis. Sementara dipasarkan mulai Rp 30,35 juta untuk tipe CBS, Rp 33,95 juta untuk tipe ABS, serta Rp 43,55 juta untuk tipe e:HEV.
Ubahan paling menarik memang di sektor dapur pacu. Di balik bodi gemuknya terpasang mesin eSP+ berkubikasi 160 cc dengan empat katup. Teknologi baru diklaim memiliki gesekan minim, serta eskalasi performa. Outputnya melonjak jadi 15,8 Hp di 8.500 rpm dan torsi terkerek ke 14,7 Nm pada 6.500 rpm. Sementara di varian e:HEV, ketambahan lagi tenaga listrik serta motor assist, berikut riding mode yang bisa diatur. Yakni mode normal (D) dan sport (S).
Fitur anyar penunjang keamanan berkendara adalah Honda Selectable Torque Control (HSTC). Ketika dulu sekadar mengandalkan ABS, kini traksi ikut dikontrol lewat komputasi elektronik. Artinya sistem bisa mengontrol putaran ban depan dan belakang tetap seirama, supaya tak kehilangan banyak grip. Dan jika butuh, sistem bisa dimatikan. Namun baru tersedia di varian ABS dan e:HEV saja.
Secara rupa, garis besar karakter PCX lama masih dipertahankan. Hanya saja hampir seluruh tepian bodi maupun model lampu, kini banyak menyudut. Bentuknya tampak makin proporsional, modern, juga ketambahan nuansa sporty. Tentunya, semua sudah mengaplikasikan sistem pencahayaan full LED.
Beranjak ke area kokpit, tertera tampilan baru pada panel meter digital. Dimensinya melebar, serta memiliki display baru. Semakin mudah dilihat, juga memberikan informasi komplet. Data yang disajikan meliputi indikator baterai, perawatan v-belt, serta indikator HSTC dan sensor ABS khusus dua seri termahal. Lubang pengisian di laci kiri pun kini berganti tipe jadi soket USB type A. Tak lupa, smart key dan answer back system hadir di tiap varian.
PCX juga dilengkapi dengan struktur rangka baru. Diklaim memberikan kenyamanan lebih dan mendukung rangkaian mesin baru. Atas itu daya tampung bagasi jadi membesar ke 30 liter, untuk dua seri bermesin konvensional. Sementara yang Hybrid naik ke angka 24 liter. Plus, berdampak pada ruang kaki pengendara yang lebih panjang 3 cm dari sebelum. Ubahan pada frame juga disebut ditujukan meningkatkan kapasitas tangki bensin jadi 8,1 liter.
Honda Forza 250 MY2021 Meluncur Tanpa Seremoni
Ternyata tak cuma PCX anyar yang dilepas oleh Astra Honda Motor (AHM). Skutik 250 cc Honda Forza mengalami sedikit revisi dan dipasarkan sebagai MY2021. Skutik gambot itu mendapat pembaruan di sektor dapur pacu dan tampilan. Utamanya ada transformasi bagian wajah. Bentuk fasad kini lebih lancip, ditambah beberapa sudut tegas nan tajam. Lebih menonjolkan kesan agresif.
Kesan prestisius dari Honda Forza juga ditampilkan pada lekukan bodi yang semakin tajam. Terlihat di beberapa sisi, bagian depan maupun belakang. Meski diberi sentuhan baru, skutik premium ini tetap menghadirkan posisi duduk nyaman. Jok model bertingkatnya mampu memanjakan pengguna dan pembonceng.
Desain winker terbaru pada spion turut memperkuat kesan eksklusif. Kalau model sebelumnya berbentuk kotak panjang, kini wujudnya lancip. Kemudian electrical adjustable windscreen sebagai pengatur ketinggian windscreen diperbarui. Model terbaru memiliki jarak penyesuaian lebih tinggi yaitu sekitar 40 mm. Penyetelan peranti penahan angin secara elektrik ini boleh dibilang pertama di kelasnya. Fitur ini tentu bermanfaat ketika dipakai di dalam kota serta touring jarak jauh.
Turun ke bawah, kesan sportif juga ditonjolkan. Desain cover muffler pakai versi anyar, memiliki tarikan garis yang lebih tajam. Jika diperhatikan lebih detail, komponen radiator juga sedikit lebih maju sejajar dengan tangki bahan bakar. Semua sistem pencahayaan juga sudah mengadopsi teknologi LED, baik di depan dan juga bokongnya. Honda Forza telah dilengkapi fitur ESS (Emergency Stop Signal) yang secara otomatis mengaktifkan lampu hazard saat melakukan pengereman mendadak. Dapat memberi peringatan ke pengendara di sekitarnya, terutama yang berada di belakang.
Selain itu untuk mendukung mobilitas tinggi pengendaranya, model ini telah dilengkapi console box dengan USB Charger pada bagian depan. Jadi pengendara tak perlu khawatir kehabisan daya gawai saat melakukan perjalanan jauh. Apalagi kini sudah model USB, tinggal colok kabel charger bawaan smartphone tanpa perlu penambahan konektor. Posisinya bisa ditutup, jadi lebih aman.
Hadir dengan empat pilihan warna eksklusif yaitu Pearl Horizon White, Indy Gray Metallic, Mat Gunpowder Black Metallic dan Candy Rosy Red. Saat ini Honda Forza 250 dipasarkan dengan harga Rp 83,810 juta On The Road (OTR) Jakarta.
Honda CBR600RR Mengaspal di Indonesia
Februari 2021 seperti dipesan oleh Astra Honda Motor (AHM) untuk melepas model-model anyar. Setelah PCX 160 dan Forza 250 MY2021, giliran sports bike CBR600RR diluncurkan. Model anyar kelas tengah yang masih segar jua di pasar global. Mengisi celah lini super sport big bike Honda di Tanah Air. Sepintas mirip dengan CBR1000RR-R Fireblade. Ia diberi harga Rp 550 juta OTR Jakarta.
Mengikuti tema fesyen CBR1000RR-R Fireblade, sang adik turut dikemas dalam nuansa Tricolor. Silang warna merah, biru, putih, membungkus wajah baru CBR600RR. Selain menjunjung tinggi kecirikhasan Honda dalam dunia balap, komposisi begitu pas diterapkan ke desain baru serba lancip itu. Kuat aura sporty.
Tatapan mata semakin intimidatif. Sipit, seakan tegas menerkam apapun yang ada di depan. Karakter sporty makin kental. Belum lagi sudut-sudut bodi dan fairing semakin lancip. Secara bersamaan tampak kekar.
Semua itu tak hanya berfokus perihal penampilan. Masing-masing digurat demi menghasilkan angka koefisien drag lebih kecil terhadap angin. Aerodinamis bahasa mudahnya. Maka dari itu winglet a la RC213V di ajang MotoGP pun mereka pasang. Supaya makin stabil ketika diajak mengerem di tikungan. Ada pun di tengah lampu, sebuah lubang udara terhubung air intake guna memaksimalkan performa.
Posisi serta desain tangki juga berubah. Dibuat lebih rendah, lagi-lagi demi mengejar down force. Sehingga saat pengendara merunduk memiliki ruang lebih leluasa. Sementara knalpotnya dikeluarkan lewat tengah agar terlihat minimalis.
Tak cuma tampilan memikat, performanya ikut didongkrak. Ada penyempurnaan dapur pacu DOHC 599 cc empat silinder. Desain camshaft, crankshaft, bentuk inlet port, diubah. Diameter throttle bore juga diperbesar, berikut mengoptimalisasi ukuran pipa knalpot. Begitu pula waktu bukaan katup. Sehingga makin bertenaga.
Alhasil CBR memiliki pencapaian daya lebih cepat dari sebelum. Tenaga maksimal meraih angka 119 Hp di 14.000 rpm, sementara distribusi torsi mencapai 64 Nm pada 11.500 rpm. Ini lebih cepat 500 rpm. Berkat formulasi baru yang diberikan. Tentunya bekerja seiring sistem throttle by wire nan presisi dan tajam.
Turut diperbantukan Inertial Measurement Unit (IMU) 5 axis dibuat oleh Bosch. Perangkat itu menjadi benda wajib di motor-motor Honda besar. Demi mengoptimalisasi segala sensor bekerja baik. Misal, seperti pencegah wheelie dan stoppie. Sekaligus memaksimalisasi fungsi ABS ketika menikung. Bekerja sama dengan Honda Selectable Torque Control (HSTC) dan ECU, menjaga ban belakang tidak selip ketika berakselerasi. Sekaligus meminimalisasi wheelie.
Ada tiga mode berkendara yang bisa diatur secara cepat. Yakni Fast Riding, Fun Riding, serta Comfortable Riding. Pun kalau mau, disediakan dua slot pengaturan sendiri sesuai karakter diinginkan. Respons tenaga dibagi dalam lima level, HSTC 9 level lengkap beserta fitur pemati sistem, wheelie control 3 level dan fitur off, serta engine brake 3 level. Selain itu, Honda Electronic Steering Damper (HESD) menjadi standar bawaan. Dapat disesuaikan lagi dalam tiga opsi: Hard, Medium, Soft.
Perihal keamanan, peranti pengereman generasi lama mengalami peningkatan. Dua disc brake di depan semakin besar, berdiameter 310 mm diapit kaliper empat pistin masing-masing. Sementara single disc brake belakang sebesar 220 mm dijepit kaliper piston tunggal. Lengkap dengan koneksi ABS di dua cakram.
Kaki-kaki ikut kebagian racikan anyar. Swing arm aluminium baru diklaim meringankan bobot total. Sekaligus memberi efek rigid untuk mengejar handling dan manuver lebih baik. Tentunya, fork upside down Showa berjenis inverted serta monoshock Pro-link Gas-Chamber juga bisa disesuaikan tingkat kompresi serta rebound-nya.
Layar digital TFT semakin besar dan menjanjikan visibilitas baik. Penerangan display bakal menyesuaikan secara otomatis tergantung kondisi cuaca. Dan ada dua mode tampilan di dalamnya, Street serta Circuit.
Opsi Tampilan Baru Honda CBR150R dan CBR250RR SP Quick Shifter
Masih dari Astra Honda Motor (AHM). Bersamaan dengan Honda CBR600RR, meluncur juga CBR150R dan CBR250RR anyar. Sebatas opsi kelir baru yang lebih segar. Seragam dengan kepunyaan CBR1000RR-R dan CBR600RR, lini bawah juga mendapat tema baru. Warna Tricolor yang jadi identitas kental pabrikan logo sayap burung kini diaplikasikan pula ke kelas ringan CBR150R dan CBR250RR.
Untuk CBR kelas 150 cc, dimasukkan ke varian ABS seharga Rp 40,6 juta OTR Jakarta. Sementara CBR seperempat liter tiga kelir bisa dinikmati pada seri SP Quick Shifter, senilai Rp 77,3 juta OTR Jakarta. Ya, cuma tersedia untuk varian atas dari masing-masing kelas. Menjadikan warna Tricolor semakin eksklusif, meski pada kelas paling bawah sekalipun.
Sebagai informasi, kedua motor ini sudah banyak berubah. Jadi belum perlu penambahan selain dari opsi warna. Yang paling duluan adalah CBR250RR SP Quick Shifter. Ia bertransformasi tanpa mengganti wujud. Tapi jeroannya patut diacungi jempol. Sebab revisinya mendetail di teknis.
Bagian atas piston, atau disebut dom diubah. Agak dinaikkan. Karena itu kompresinya naik jadi 12:1, sebelumnya 11,5:1. Berbeda lagi di bagian bawah piston, dikurangi supaya mengurangi gesekan. Area bawah silinder juga dicoak, sehingga saat langkahnya memompa tekanan terbuang ke samping dan makin bagus.
Komponen-komponen tadi baru yang utama. Di samping itu, pendukungnya ikut kena revisi. Mulai dari crankshaft, pin piston, serta per klep disesuaikan guna mengoptimalisasi kinerja piston baru. Bukan hanya area mesin dipugar. CBR250RR SP mengalami pembaruan sistem bahan bakar, terutama soal penyaring udara. Yang tadinya diposisikan rata, kini agak merunduk. Adapun lubang yang diperbesar demi memasukkan udara lebih banyak. Salah satu hal yang tentunya ikut direvisi, adalah ECU. Setingan-nya berbeda jauh dengan generasi sebelum.
Maka dari itu ekstraksi mesin 250 cc DOHC dua silinder segaris tereskalasi. Outputnya menjadi 40,2 Hp keluar di 13.000 rpm, naik 2 Hp dari sebelumnya 38,2 Hp/12.500 rpm. Torsinya pun terdongkrak jadi 25 Nm pada 11.000 rpm, alias meningkat 1,7 Nm. Translasi tenaga tadi diklaim membuat CBR bisa menuntaskan jarak 0-200 meter dalam 8,65 detik. Sementara kecepatan puncak disebut menyentuh 172 kpj.
Transmisi manual enam percepatan lama sebetulnya masih dipertahankan. Platformnya kurang lebih serupa. Namun, sesuai yang mereka gaungkan, kini proses perpindahan gigi dibantu perangkat elektronik canggih ala motor balap. Boleh dibilang hal ini membuatnya berhasil menyandang status sport fairing seperempat liter dua piston terlengkap. Sebab tak satupun rival sanggup menawarkan assist dan slipper clutch, serta merta quick shifter bi directional.
Sementara CBR150R sebelumnya sudah berubah banyak soal penampilan. Bukan teknis. Meski begitu, apa yang diberikan Honda cukup menarik. Mengingat kenaikan harganya tak seberapa dari generasi lama. Honda benar-benar mengganti wujudnya, tak lagi pakai dua mata terpisah polos. Arah desain CBR250RR diaplikasikan penuh ke fasad CBR kecil. Malah hampir membuatnya identik. Maksudnya, dual headlight itu tak didiamkan telanjang. Ada cover lagi yang membagi tempat DRL serta lampu utama. Seperti separator.
Sesungguhnya tidak ada perubahan mesin sama sekali. Pun kalau ada diklaim hanya berupa perubahan jalur pembuangan serta hal soal pasokan udara. Tapi, di dalam transmisi terdapat teknologi baru. Yang bahkan jarang diterapkan pada kompetitor sekelas. Girboks enam percepatan manual, tidak lagi bekerja sendirian. Cukup tak disangka, Honda membenamkan assist dan slipper clutch. Assist, secara langsung berdampak pada pengurangan beban lever clutch sebanyak 15 persen. Baik menggunakannya di dalam kota, atau hendak menjajal sirkuit, pengendara bakal semakin nyaman. Enteng.
Lantas slipper clutch, adalah komponen penting di jenis sport fairing. Fungsinya meminimalisir gejala selip gigi. Dan krusialnya lagi, ketika downshift dari putaran tinggi, ban belakang dijauhkan dari risiko terkunci. Anda mungkin tahu betul, saat sedang agresif-agresifnya bermanuver, waktu menurunkan gigi sering berpotensi roda mengunci bukan? Dengan adanya ini, jauh lebih aman. Meski biasanya berkorelasi dengan berkurangnya efek engine brake.
Royal Enfield Himalayan 2021, Warna dan Perangkat Baru
Royal Enfield akhirnya memperkenalkan Himalayan MY 2021 secara resmi dan mulai dipasarkan di India. Dari bertambahnya kelir, pemasangan aksesori, hingga tambahan fitur modern, semua sudah diprediksi sebelumnya dari tangkapan spyshots.
Pertama kita lihat dari warna. Versi bocorannya menunjukkan unit Himalayan dengan warna silver. Ternyata Royal Enfield memilih warna Pine Green sebagai jagoannya. Kelir ini berfinishing solid dan punya corak khusus di beberapa titik. Seperti seragam kamuflase tentara. Ini menjadi salah satu variabel pembaruan versi 2021. Menemani kelir Mirage Silver dan Granite Black.
Himalayan tampak makin maskulin karena dipasang handguard serta tail rack cukup besar. Revisi ikut tersimak pada tulang pelindung di sisi tangki. Besi yang melintang di pinggir itu dimensinya diperingkas. Jika tadinya memiliki tepian kaku, kini pun agak dibuat diagonal. Dan mounting berubah dari sebelumnya dikaitkan ke rangka, sekarang dikunci ke tangki. Hal ini dilakukan demi memperluas ruang kaki pengendara berpostur tinggi. Lantaran di versi terdahulu kerap mengganggu.
Pelindung angin alias windshield juga baru. Mereka memasangkan mika berukuran lebih tinggi, namun dengan lebar sejajar diameter lampu. Tentunya untuk mengempas angin lebih optimal. Karena di generasi lama model windscreen agak terlalu pendek. Sisanya, perubahan kecil di fender depan serta hiasan-hiasan semata.
Pembaruan perangkat yang perlu mendapat garis bawah adalah sistem navigasi baru. Disebut Tripper Navigation oleh Royal Enfield. Tadinya kami kira alat bakal bergabung dengan kompas. Nyatanya ditambah lagi kluster baru – terpisah dari instrumen utama, berupa bulatan kecil. Memang secara mekanisme bukan seperti sistem perta canggih di ponsel pintar. Konsepnya adalah turn-by-turn navigation buatan Google. Sekadar menampilkan petunjuk arah berbentuk panah.
Tapi paling tidak, hal ini bakal sangat berfungsi. Mengingat statusnya sebagai motor petualang. Membuat pengendaranya makin praktis tanpa harus menempelkan bracket gawai di dekat stang. Cukup terkoneksi ponsel dan visualnya langsung keluar. Namun, perangkat tidak mampu mentranslasikan telepon, sms, ataupun email. Dan sebagai informasi, sistem sama persis dengan milik Meteor 350, rilis beberapa waktu lalu.
Tidak terlihat ubahan teknis. Kemungkinan besar mesin 411 cc SOHC silinder tunggal tetap dipertahankan. Persisnya, mengeluarkan output 24,3 Hp di 6.500 rpm dan torsi maksimal 32 Nm pada 4.500 rpm. Mesin injeksi ini punya karakter long stroke yang kuat, mampu menyediakan momen puntir di putaran bawah sekalipun.
Royal Enfield Meteor 350 Sudah Bisa Dipesan di Indonesia
Mendebut tahun lalu di India, Royal Enfield Meteor 350 siap mengaspal di Indonesia. Belum resmi diluncurkan. Namun sudah terbuka jalur pemesanan. Tepatnya melalui platform e-commerce, dengan biaya dimuka Rp 5 juta. Harganya sendiri belum ada, diprediksi tak sampai Rp 100 juta.
Meteor merupakan wujud interpretasi baru Royal Enfield pada segmen cruiser 350 cc. Secara penampilan mengusung gabungan konsep klasik dengan sentuhan sporty. Tidak sepenuhnya lawas seperti yang sudah-sudah. Dan sesuai bentuk, perlengkapan menyesuaikan kebutuhan pengendara masa kini.
Paling jadi terobosan ada di area kokpit. Disediakan satu kluster tambahan khusus menampilkan navigasi. Cara kerjanya kurang lebih sama dengan kendaraan pada umumnya. Perlu konektivitas dari gawai, lantas terhubung Google Maps.
Namun terjemahan visual bukan utuh layaknya peta digital. Melainkan memakai konsep pictogram, atau jamak disebut turn-by-turn navigation. Maksudnya memunculkan panah tiap harus berganti arah. Tentunya ini berfungsi secara real time. Tak perlu repot lagi memasang tambahan perangkat ketika jalan.
Tidak hanya itu, instrumen satunya beda dari Royal Enfield lain. Ketika biasanya pakai model full analog, sekarang digabungkan layar bulat digital. Tepiannya tetap menunjukkan kecepatan laju dengan jarum, tapi tengahnya menginformasikan data lengkap. Seputar bensin, waktu, odometer, serta lainnya.
Perihal pencahayaan pula begitu. Agak keluar dari konsep lawas yang terkesan puritan di line up lain. Ia memakai lampu halogen berpadu LED untuk menciptakan pedaran cahaya lebih baik. Sama halnya di belakang, sudah pakai full dioda. Lantas urusan deselerasi, dua disc brake sudah dipasangkan sensor ABS dua kanal. Komplet.
Amunisi dapur pacu cukup menunjang untuk cruiser sport entry level. Tetap bertahan dengan struktur silinder tunggal, berkubikasi 349 cc. Tentunya memiliki jenis lon stroke, sehingga melontar daya di putaran cukup rendah. Terbukti, torsi 27 Nm diklaim muncul mulai 4.000 rpm mengacu catatan pabrik. Sementara tenaga maksimal bisa mencapai 20,4 Hp.
Tak berlebihan memang, namun cukup. Sesuai konsepnya memenuhi kebutuhan konsumen kelas pemula. Selain jinak, konstruksi dan dimensi cukup ringkas. Agar mudah dikendalikan. Di saat bersamaan aksesori menempel tetap mengesankan motor besar. Seperti pakai tangki tear drop berkapasitas 15 liter, sampai jok yang memiliki sandaran a la cruiser tulen di sisi penumpang.
Belum ada informasi soal harga pasti. Royal Enfield Indonesia sekadar memastikan nilainya di bawah Rp 100 juta belum kena pajak, diumumkan minggu kedua Maret nanti. Yang pasti juga, ia disediakan dalam tiga varian: Fireball, Stellar, Supernova.
Harley-Davidson Pan America Akhirnya Resmi Dirilis
Kabar munculnya motor tualang Harley Davidson Pan America sudah beredar cukup lama. Begitu juga dengan wujudnya, sudah tak asing kala akhirnya resmi dirilis. Setidaknya ada sedikit kejutan di bagian mesinnya. Menggendong jantung mekanis Revolution Max V-twin yang mampu menghasilkan tenaga 150 Hp.
Pan America merupakan rencana lima tahun 'More Roads to Harley-Davidson' yang sedang dijalankan perusahaan. Unit ini termasuk lompatan besar bagi pabrikan asal Milwaukee. Menghilangkan kesan tradisional dan membebaskan para insinyurnya berkreasi sesuai perkembangan zaman. Kemajuan dalam hal kecanggihan juga telah dikembangkan selama bertahun-tahun.
Inti dari Pan America yakni mesin Revolution Max 1.250 cc, liquid-cooled, 60-derajat V-twin. Meski tetap mengusung gaya khas HD, jantung mekanisnya lebih fresh dan modern. Bedanya sekarang sudah mengandalkan pendingin cairan. Enjin generasi baru ini rencananya menjadi basis utama untuk model-model mendatang. Ada informasi kuat kalau Sportster di Eropa juga bakal mengusung mesin yang sama.
Revolution Max Harley ini tercatat dapat menghasilkan tenaga 150 Hp. Torsi puncak mencapai 127 Nm pada 9.500 rpm. Hasil itu tidak saja membuat Pan America enak untuk dikendarai, tapi juga bakal terdengar luar biasa saat berteriak di jalan raya. Penggunaan variable valve timing (VVT) juga merupakan terobosan baru bagi Harley.
Teknologi VVT yang ada padanya adalah sesuatu yang mengejutkan. Meski tidak secanggih sistem ShiftCam BMW. Seperti mesin Italia, Revolution Max memiliki fitur cam phaser pada masing-masing dari empat camshafts, yang memungkinkan poros diputar sehubungan dengan sprocketnya untuk memajukan atau memperlambat waktu.
Bubungannya digerakkan dengan rantai, jadi tidak ada sabuk yang harus diganti. Kekhawatiran servis juga cenderung diringankan dengan dimasukkannya tapet hidrolik. Tujuannya untuk membuat penyesuaian jarak katup menjadi lebih modern.
Busi kembar per silinder juga menjanjikan pembakaran yang lebih baik di lebar lubang 105 mm setiap silinder. Keseimbangan mesin pun ditingkatkan dengan poros penyeimbang utama di bak mesin dan penyeimbang sekunder di kepala silinder depan, di antara poros bubungan. Drive melewati kopling ke gearboks manual enam kecepatan.
Tak hanya Revolution Max yang menjadi perbincangan, struktur rangkanya juga pakai model termutakhir. Mesin digunakan sebagai bagian dari sasis. Ada bagian rangka yang dibaut ke bagian belakang mesin, menggabungkan poros swingarm dan subframe. Dan peyangga depan dibaut ke kepala silinder dan mengarah ke kepala kemudi. Konsep seperti ini mirip dengan yang ada di Ducati Panigale V4.
Semua struktur rangka teralis gunakan material baja HSLA yang dilas MIG. Sasis tengah, swingarm dan tangki berbahan alumunium. Sementara penutup mesin dari magnesium, yang hanya dua pertiga dari berat aluminium. Keuntungan model ini yaitu mengurangi bobot dan meningkatkan kekakuan rangka secara keseluruhan. Beratnya diklaim mencapai 228 Kg.
Harley pun memilih keluar dari zona nyamannya di sektor suspensi. Pan America menggunakan suspensi upside down berdiameter 47 mm dari Showa. Unit belakang piggyback BFRC, mengontrol swingarm melalui linkage progresif. Buat opsi Spesial mendapat sistem Adaptive Ride Height yang dapat disesuaikan secara elektronik.
Fungsinya untuk mengakomodasi jarak main suspensi depan. Ini penting, karena sepeda motor tualang biasanya tinggi, dan sedikit sulit kala diajak menikung. Apalagi rider bertubuh kecil, sukar untuk menginjakkan kaki di tanah saat berhenti, tetapi teknologi Harley memecahkan masalah itu.
Sistem on-board mendeteksi saat motor direm hingga berhenti dengan mulus, sehingga mengurangi ketinggian pengendaraan sebanyak 1 hingga 2 inci, tergantung pada pengaturan. Begitu mulai bergerak lagi, ia terangkat kembali ke ketinggian pengendaraan yang optimal, tanpa harus melakukan apa pun. Sistem ini bisa dikunci oleh pengendara. Harley mengklaim sebagai perusahaan sepeda motor pertama yang menawarkan fitur seperti ini.
Selain punya suspensi pintar, Pan America juga punya fitur canggih lainnya. Semua kenyamanan yang diharapkan pengendara sepeda motor modern sudah ada padanya. Hadir lima mode berkendara (Rain, Road, Sport, Off-Road dan custom Off-Road Plus), cruise control, konektivitas telepon, hill hold, ABS, kontrol traksi, navigasi, dan IMU biasa.
Dasbor pakai unit TFT 6,8 inci dengan fitur touch screen. Dudukan dapat dimiringkan, untuk mengakomodasi posisi berdiri atau duduk. Dikombinasikan dengan kaca anti-reflektif untuk layar, membuatnya mudah dibaca dalam pencahayaan apapun. Sayangnya pada Pan America tidak ditemukan teknologi yang dapat integrasi Apple CarPlay atau Android Auto. Insinyur Harley tidak ingin berbagi layar dengan pengaturan mirroring semacam itu, jadi mereka memilih untuk menangani semua integrasi media dan navigasi dengan Bluetooth dan aplikasi. Pencahayaan full LED dengan lampu depan adaptif.
Rodanya pakai pelek ruji alumunium berukuran 19 depan dan 17 belakang. Dibungkus dengan ban Michelin Scorcher Adventure Radial. Ukurannyan 120/70 dan 170/60. Penghenti laju percayakan peranti dari Brembo. Cakram ganda di depan berdiameter 320 mm dengan kaliper monoblock radial. Belakang 28 mm dengan Kaliper piston tunggal. Dibekali sistem pengereman ABS Dual channel.
Pabrikan juga menawarkan aksesori resmi untuk Pan America. Ini mencakup bar riser, beberapa set panniers, pelindung lampu depan, knalpot performa, intake aliran tinggi dan banyak lagi. Harley juga bergabung dengan REV'IT! untuk menjajakan berbagai perlengkapan berkendara. Termasuk jaket, celana panjang, sarung tangan, penjepit helm dan sepatu bot untuk pria dan wanita.
Di kelas yang sama, hadirnya Pan America membuat peta persaingan motor tualang makin menarik. Sebelumnya sudah diisi oleh Honda Africe Twin 1100L, BMW R1250 GS, Ducati Multistrada V4, Triumph Tiger 1200 dan KTM 1290 Super Adventure. Motor laki asal Amerika ini berada tepat di tengah-tengah kompetitor dalam hal power.
Harley menjual $ 17.319 (Rp 244 jutaan) untuk tipe standar dan $ 19.999 (Rp 282 jutaan) buat versi Special. Sebagai perbandingan, basis BMW R1250 GS mulai dari $ 17.995 dan GS Adventure $ 20.345. KTM 1290 Super Adventure $ 18.599, Triumph Tiger 1200 $ 16.500. Multistrada standar $ 19.995 dan model S $ 24.095. (Tim OTO Group)
Baca juga: Motor-Motor Ini Tak Terlalu Populer, Padahal Oke Punya
- Aksesori Resmi Yamaha XSR155
- Kawasaki Kembangkan Girboks Semi Otomatis Elektronik
- Rumor Yamaha X-Ride Bermesin Lebih Besar Pesaing Honda ADV150
- All New Honda PCX 160 Resmi Dijual di Indonesia
- Honda Forza 250 MY2021 Meluncur Tanpa Seremoni
- Honda CBR600RR Mengaspal di Indonesia
- Opsi Tampilan Baru Honda CBR150R dan CBR250RR SP Quick Shifter
- Royal Enfield Himalayan 2021, Warna dan Perangkat Baru
- Royal Enfield Meteor 350 Sudah Bisa Dipesan di Indonesia
- Harley-Davidson Pan America Akhirnya Resmi Dirilis
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature