Test Ride Royal Enfield Classic 350: Nikmati Getaran Mesinnya (Part 2)
Secara spesifikasi, Royal Enfield Classic 350 punya mesin berkapasitas 346 cc. Depot daya dengan karburator ini, cuma mampu memuntahkan torsi puncak 28 Nm pada 5.250 rpm dan tenaga maksimal 20 PS pada 5.250 rpm.
Di atas kertas, performanya bahkan tidak lebih baik dari motor lain dengan kapasitas mesin di bawahnya. Sebutlah BMW G310GS yang dibekali ukuran 313 cc, namun sanggup memuntahkan torsi puncak 28 Nm pada 7.500 rpm dan tenaga maksimal 34 PS pada 9.500 rpm.
Kekurangan lain, saat Anda menunggangi Classic 350, pasti merasa getaran jantung mekanisnya cukup kuat. Apalagi saat berada di putaran mesin tinggi. Inilah karakter depot daya Twin Spark buatan pabrikan motor asal India. Rangka jenis single downtube yang digunakan, juga memberi kontribusi pada getaran.
Awalnya pasti sangat mengganggu, saya pun merasa demikian. Namun Anda dapat menganggapnya sebagai ciri khas bila sudah terbiasa berkendara dengan motor seharga Rp 72,9 juta (OTR Jakarta) ini.
Dengan konfigurasi satu silinder berpiston besar, tipsnya manfaatkan limpahan torsi di putaran mesin bawah. Ganti gaya berkendara Anda. Kini jangan tunggu mesinnya meraung untuk melakukan perpindahan gigi transmisi. Lakukanlah lebih cepat, niscaya getaran-getarannya dapat dijinakkan. Memang tidak hilang sepenuhnya, tapi bisa dinikmati sebagaimana identitas motor klasik.
Bobot Berat
Di jalanan lengang, Royal Enfield Classic 350 sangat nyaman ditunggangi. Tapi jangan terburu-buru, melajulah pada kecepatan 60-80 Kpj. Nikmati juga dentuman mesin dan knalpotnya untuk benar-benar merasakan relaksasi berkendara dengan motor jadul.
Motor ini juga mampu bermanuver sangat baik saat melewati tikungan. Kecuali sehabis hujan, apalagi jalanan licin. Cengkeraman ban buatan negeri bollywood, MRF Zapper 90/90-19 dan 110/90-18 ternyata tidak terlalu bagus. Kebanyakan penunggang Royal Enfield yang kami tanya, juga pasti menyarankan untuk mengganti ban dengan brand lain. Ditambah rem belakang masih tromol serta tanpa ABS, harus ekstra hati-hati.
Ketika bertemu kemacetan, bobot 187 Kg cukup terasa beratnya. Apalagi harus meliuk-liuk di padatnya kendaraan. Dimensi panjang mencapai 2.180 mm juga menjadi masalah tersendiri.
Meski begitu, yang patut diacungi jempol, mesin Classic 350 tidak panas sama sekali melewati kemacetan. Rasanya masih sejuk, walau tanpa teknologi pendinginan cairan (radiator). Kemudian konsumsi bahan bakarnya sangat irit. Berdasar hasil pengujian yang saya lakukan, kuda besi ini bisa menghemat sampai 30,5 Kpl.
Jika Anda sudah bisa mengendalikan bobot berat dan dimensi panjangnya, sebenarnya motor bergaya klasik ini cukup asyik dipakai sehari-hari. Berani? (Lodra/RS)
Baca juga: Test Ride Royal Enfield Classic 350: Klasik Sebenarnya (Part 1)
-
Jelajahi Royal Enfield Classic 350
Model Motor Royal Enfield
Jangan lewatkan
Promo Royal Enfield Classic 350, DP & Cicilan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Populer
Video Motor Royal Enfield Classic 350 Terbaru di Oto
Bandingkan & Rekomendasi
|
|
|
|
|
Kapasitas
-
|
349
|
378
|
349
|
349
|
Tenaga Maksimal
-
|
20.2
|
36.2
|
20
|
20.2
|
Kategori
-
|
Cruiser
|
Cruiser
|
Cruiser
|
Cruiser
|
Opsi start
-
|
Electric
|
Electric
|
Electric
|
Electric
|
Rem Depan
-
|
Disc
|
Disc
|
Disc
|
Disc
|
|
Tren Cruiser
- Terbaru
- Populer
Artikel Motor Royal Enfield Classic 350 dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature