Sebelum Beli, Ketahui Dulu Seluruh Potensi Kawasaki W250
Kawasaki W250 mungkin sedikit asing di telinga Anda. Tak aneh, karena saat lahir, mereka menamakannya Estrella. Saat itu, di Indonesia belum ada line up W series yang dimasukkan secara resmi. Setelah hadir W175 dan W800, akhirnya titel pun ikut diseragamkan. Ya, inilah cruiser klasik 250cc yang kalah pamor dengan adiknya. Keberadaannya tak begitu mendapat respons bagus, hanya kalangan tertentu saja yang mau meminangnya. Untuk yang mengincar, sila simak dulu potensi dan kekurangan motor ini.
Potensi
W series tampil sederhana. Ia bak tanah liat yang nantinya bisa dipahat sendiri. Motor ini bisa memenuhi hasrat pecinta custom atau yang tak suka tampil mencolok. Konfigurasi lampu bundar, stoplamp oval dan sein terpisah. Begitupun tangki bulat dan jok panjang berbusa tebal. Mudah sekali dipersonalisasi. Bahkan jika hanya mengganti profil ban dan knalpot saja, Anda bisa berlenggok bangga mengendarainya.
Mengenai dimensi, nampak lebih maskulin. Terkadang sang adik terasa terlalu kecil apalagi untuk postur tubuh yang agak besar. Total panjangnya mencapai 2.075mm, sementara lebar 755mm dan tinggi 1.055mm. Bobotnya yang 163kg juga tak perlu dihebohkan, karena jarak jok ke tanah hanya berkisar 735mm, alias pendek. Postur tubuh tidak terlalu tinggi pasti sanggup memijak tanah sempurna.
Urusan rangka, layaknya motor klasik. Konstruksi utama ditopang oleh model semi double craddle. Dikawinkan juga dengan fork teleskopik 39mm di depan, lalu di belakang tertopang suspensi ganda. Ramuan ini sudah relevan dengan habitat motor di jalanan aspal dengan gaya mengendara santai. Mungkin kalau dibawa menikung ekstrem rigiditasnya terasa kurang. Sebaliknya, redaman terhadap jalan jelek mestinya berkarakter empuk. Ditambah busa jok yang cukup tebal. Untuk dibawa turing juga menunjang, berkat kapasitas tangki sebesar 13 liter.
Amunisi yang disiapkan pun jauh lebih baik ketimbang sang adik. Mesin satu silinder 250cc SOHC sanggup memproduksi tenaga 17,7HP/7.500rpm dan torsi 18Nm/5.500rpm. Perlu diketahui, ukuran diameter silinder dan langkahnya 66x73mm. Jelas terlihat, ia disiapkan untuk mengejar torsi putaran bawah, berkat racikan stroke yang lebih besar. Lantas sistem suplai bensin pun sudah modern dengan injeksi. Namun kompresinya tidak dibuat padat, di rasio 9:1. Catatan output itu sebetulnya tidak bisa dibilang impresif. Tapi setidaknya, jauh lebih unggul ketimbang W175. Mereka yang butuh performa lebih, masih bisa menikmati.
Bicara layanan aftersales, jelas terpercaya. Setidaknya ketimbang kompetitor sekelas semacam Cleveland dan Benelli. Showroom dan ketersediaan spare part pastinya tersaji pada diler Kawasaki di seluruh Indonesia. Tak perlu pusing dengan itu.
Kekurangan
Kekurangan yang perlu digarisbawahi, harganya mahal. Kawasaki menjualnya Rp 74,5 juta OTR Jakarta. Nominal ini lebih dari dua kali lipat harga W175. Wajar saja jika tak begitu laku. Ditambah lagi, banderol tadi masih bisa ditukar motor keluaran Royal Enfield yang notabene sudah menyandang status moge (Classic 350/500). Tinggal menambah uang sedikit, Anda naik kelas.
Fasilitas yang diberikan juga tak begitu banyak. Alih-alih mempertahankan gaya klasik, malah terasa minim fitur. Kami tidak ribut soal panel instrumen analog, itu memang gaya khasnya. Begitupun urusan pencahayaan yang masih mempertahankan bohlam. Agak aneh bukan, kalau melihat motor seperti ini bercahayakan LED?
Tapi lihat sektor penahan laju. Jangan harap ada sensor ABS yang menjaga ban supaya tidak terkunci. Cakram saja baru tersedia di depan. Pengereman belakang masih mengadopsi model teromol. Lantas mesinnya pun hanya berkonfigurasi satu silinder, niscaya suara yang keluar dari knalpot tidak indah. Plus catatan output yang standar. Walaupun memang lebih baik ketimbang W series terkecil.
Kesimpulan
W250 mungkin bisa menyentuh pasar saat harganya berkisar di Rp 40 - Rp 50 jutaan. Nyatanya ia dijual dengan harga terlalu tinggi, sehingga bisa disebut segmen tanggung. Ya, mungkin orang bakal berpikir dua kali untuk meminang motor dengan kelas yang lebih tinggi. Atau malah, memilih untuk turun kelas dan memodifikasi W175 semaksimal mungkin, dengan sisa budget yang dimiliki. Tapi tak ada salahnya buat Anda yang sudah terlanjur jatuh cinta dan mau tutup mata dengan harganya. Toh secara desain dan performa, masih terbilang cukup walaupun tidak impresif. (Hlm/Van)
Model Motor Kawasaki
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Kawasaki W250 Terbaru di Oto
Tren Cruiser
- Terbaru
- Populer
Artikel Motor Kawasaki W250 dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature