Rupiah Melemah dan Suku Bunga Naik, Memengaruhi Harga Motor Yamaha?
Respons harga motor Yamaha terhadap melemahnya kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih terhitung lemah, dikutip data Bloomberg pada 3 Mei 2024 berada di Rp16.083. Angka tersebut memang mulai membaik dibandingkan pada 19 April lalu, kurs rupiah terpantau berada di level Rp16.260 saat itu.
KEY TAKEAWAYS
Kenaikan harga motor Yamaha
Terjadi kenaikan pada awal Maret 2024 namun dipastikan karena penyesuaian Bea Balik Nama (BBN)Nilai tukar dolar menjadi salah satu penentu harga kendaraan di Tanah Air. Tak jarang kurs ini memengaruhi harga jual, tak kecuali sepeda motor. Lantas strategi apa yang akan dilakukan oleh produsen untuk menjaga harga jual?
Asst. General Manager Marketing - Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Antonius Widiantoro mengungkapkan, hingga saat ini harga sepeda motor Yamaha tak mengalami kenaikan imbas nilai tukar rupiah yang melemah.
"Saat ini belum ya (harga naik), kita melihat nilai tukar rupiah terhadap dolar masih bisa kita manage. Artinya, mudah-mudahan kondisinya tidak semakin naik terus. Untuk saat ini memang kita tidak bisa memprediksi akan naik terus atau turun, tapi dengan kondisi sekarang intinya masih bisa kita manage dan belum ada rencana menaikkan," kata Anton panggilan karibnya, di sela-sela acara Clan of Classy, di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (4/5).
Lebih lanjut, kata dia, pada awal Maret 2024 memang ada kenaikan harga untuk sepeda motor Yamaha. Namun nilai tukar rupiah bukan jadi penyebabnya, melainkan kebijakan Bea Balik Nama (BBN) yang mengharuskan banderol motor garpu tala harus mengalami eskalasi.
"Memang kita baru menaikkan harga pada Maret lalu tapi bukan karena nilai tukar namun karena penyesuaian BBN yang memang normal setiap tahun. Jadi bukan karena harga motor yang naik tetapi kebijakan BBN di masing-masing kota yang mau tidak mau kita harus sesuaikan," imbuhnya.
Dengan tidak menaikkan harga jual di tengah nilai tukar rupiah yang anjlok, Anton juga menjamin bila kualitas produk tetap menjadi prioritas. Bahan baku, komponen, hingga aktivitas produksi tidak ada yang berubah untuk menjamin kualitas dan kepuasan pelanggan.
"Aktivitas produksi kita dipantau penuh oleh YMC (Yamaha Motor Company), karena kalau menurunkan kualitas dan nantinya berdampak kepada kualitas produk dan produknya jadi cepat rusak, yang terjadi adalah angka klaimnya naik. Kalau ini terjadi yang jadi negatif image brand, hal ini yang kita tidak pernah mau main-main," pungkasnya.
Buat diketahui pula, dampak koreksi nilai tukar rupiah bagi industri otomotif sangat bergantung pada penggunaan komponen masing-masing pabrikan. Produsen yang memilih menggunakan komponen buatan dalam negeri umumnya tak terlalu berdampak. Sementara bila pabrikan menggunakan komponen impor dalam jumlah yang besar pasti akan mengalami eskalasi harga produksi saat rupiah tertekan.
Respons Yamaha Suku Bunga Naik
Belum lama ini Bank Indonesia menaikkan suku bunga sebesar 25 bps atau menjadi 6,25 persen. Keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global dan juga memastikan inflasi tetap dalam sasaran di 2,5+1 persen pada 2024 dan 2025.
Imbasnya bisa saja terasa pada beberapa sektor pembiayaan, tak terkecuali di lingkup otomotif. Di Indonesia, penjualan sepeda motor 80 persen didominasi oleh pembelian secara kredit atau cicilan. Yamaha coba merespons ini.
Masih dijelaskan Anton, pada dasarnya konsumen memiliki banyak pilihan untuk membeli sepeda motor dengan skema cicilan. Opsi yang kini tersedia memudahkan pelanggan untuk memilah dan memilih mana yang terbaik.
"Bukan hanya dari lembaga pembiayaan leasing saja. Sekarang pembelian (kredit) bisa lewat bank, microfinance, kartu kredit, termasuk lewat online e-commerce ada tawaran 0 persen atau cashback. Sebenarnya saat ini konsumen sudah semakin dimudahkan tinggal menentukan saja," imbuhnya. (KIT/TOM)
Baca juga: Yamaha Indonesia Rilis Warna Baru FreeGo, Harga Mulai dari Rp21 jutaan
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature