Perjuangan Keras Lorenzo Demi Ducati
Musim balap MotoGP 2017 bukan momentum menyenangkan bagi Jorge Lorenzo. Setelah Berjaya di tiga besar bersama Yamaha, musim terakhir bersama Ducati, ia harus tersingkir dari papan atas lima besar. Tahun ini pun, ia kudu berjuang mati-matian demi mengembalikan kejayaannya. Apalagi sebelumnya, ia sudah pernah jadi jawara di kelas para raja.
Manager Tim Ducati MotoGP, Davide Tardozzi mengutarakan apresiasinya, “Jorge berusaha mati-matian mengubah gaya balapnya untuk beradaptasi dengan Desmosedici dan akhirnya menghasilkan sesuatu.”
Seperti dirilis Crash Net, kolaborasi antara Ducati dan Lorenzo, memang masih terus diupayakan agar kedua hal penting dalam balapan; pembalap dan motor, bisa sinkron. Untuk diketahui, dari musim ke musim, motor Ducati di kelas balap ini memang cukup picky terhadap para rider.
Tak sedikit pembalap yang kesulitan beradaptasi, sampai tak bisa berbuat apa-apa di kejuaraan. Namun tak jarang yang berhasil dan akhirnya membuahkan hasil. Sang legenda hidup, Valentino Rossi, karirnya bersama Ducati tak berkembang. Sementara Casey Stoner dan Andrea Dovizioso, mampu menjinakkan Desmosedici dan sukses menapaki podium sepanjang musim.
“Ia (Lorenzo) masih belum berhasil mendapatkan apa yang dibutuhkan (motor) untuk jadi lebih cepat, tapi itu PR kami. Kami harus menyajikan motor yang bisa membuatnya jadi lebih cepat lagi,” imbuh Tardozzi.
Sang komandan tim pun menjelaskan duduk masalah yang masih dihadapi Lorenzo dari Desmosedici-nya. Dan tentunya tak lain tak bukan, perkara manuver. “Kecepatan di tikungan. Kami harus meracik motor yang bisa Ia kendalikan setiap masuk tikungan dan memungkinkan untuk menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi saat melibasnya. Soalnya kami yakin, Ia bisa,” ujar Tardozzi.
Hal ini memang kerap jadi masalah utama yang dikeluhkan para rider saat menunggangi Ducati Desmosedici. Motor ini, sejatinya punya tenaga terbesar di antara merek lain. Namun karakternya tak terlalu bagus di belokan. Rossi pun pernah berujar yang sama, bahkan Stoner sekalipun. Maklum saja, mendapatkan kecepatan tertinggi tanpa jatuh di tikungan bisa menjamin waktu tempuh keseluruhan sang pembalap saat beradu cepat di lintasan.
“Kami rasa jika kami mampu menyelesaikan masalah utama di sasis, semua pembalap yang menggunakan motor sama, pasti merasakan manfaatnya. Lorenzo, Dovizioso dan Danilo Petruci. Apapun kami lakukan untuk mengimprove motor di sektor itu,” tutur Tardozzi.
Musim balap MotoGP 2018 digelar Maret. Waktu 2 bulan ini dimanfaatkan dengan baik oleh masing-masing tim untuk menghasilkan kombinasi pembalap dan motor terbaik demi catatan waktu tercepat, dan titel kejuaraan. (Van/Odi)
Baca Juga: MotoGP Resmi Balap di Thailand, Indonesia Kapan?
Sumber: Crash Net
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature