Penjualan Sepeda Motor Turun 45 Persen Sejak Pandemi Covid-19
Penjualan sepeda motor Indonesia mengalami penurunan sejak Covid-19. Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) menyatakan, total market tahun ini turun drastis. Dari target semula sebanyak 6,4 juta unit, saat ini hanya 3,6 sampai 3,9 juta unit atau turun sekira 40 hingga 45 persen. Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga new normal juga menjadi penyebab menurunnya sektor ekonomi dan bisnis.
Ketua Umum AISI Johannes Loman, yang juga menjabat Executive Vice President PT Astra Honda Motor (AHM) memprediksi adanya penurunan penjualan sepeda motor. Menurutnya masalah ini cukup mengganggu industri roda dua dan bisnis penunjangnya. Depresiasi ini juga disebabkan karena lembaga pembiayaan yang lebih selektif memilih konsumen.
"Kalau dilihat dari data tahun lalu itu, total produksi motor selama 2019 mencapai 7.297.648 unit dengan penjualan nasional sebesar 6.487.460 unit. Namun, pada tahun ini karena adanya wabah pandemi kita koreksi diangka 3,6 hingga 3,9 juta unit. Kami akui pasar sementara dalam kondisi sulit sehingga penjualan motor menurun," kata Johannes Loman dalam diskusi bersama wartawan, Kamis (11/6).
Tidak hanya pasar domestik, pasar ekspor juga mengalami hal serupa akibat covid-19 sehingga semua pihak harus bersinergi agar bisa melewati masalah ini. "Negara-negara tujuan ekspor juga mengalami problem yang sama. Pandemi ini sesuatu yang dahsyat, bahkan lebih parah dari krisis moneter pada awal 1997. Sehingga memaksa kita harus bisa survive. Kita mesti bahu membahu dan berpikir bagaimana bisa bertahan, tidak hanya di company tapi juga lingkungan kita," tuturnya.
Baca juga: Gerobak Listrik Bikinan Lokal Dijual Rp 20 Jutaan, Kemenperin Kasih Komplimen
Dengan persentase dari data AISI, AHM yang tahun lalu menjual hampir 5 juta unit sepeda motor, sekarang harus rela mengoreksi target penjualannya menjadi 3 jutaan unit saja. Pernyatan itu diamini Thomas Wijaya, Marketing Director PT AHM. Dirinya mengatakan kemerosotan penjualan roda dua tidak bisa dihindarkan. Akibat kondisi ekonomi tidak stabil, harga jual beberapa komoditas drop, dan lembaga pembiayaan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi.
"Dampak ekonominya bisa dilihat dari teman-teman lembaga pembiayaan. Mereka tentu perlu menjaga kesehatan konsumen dan industrinya, maka pergerakan down payment kurang lebih dinaikkan menjadi 15 persen sampai dengan 20 persen. Bahkan beberapa ada yang di atas 20 persen untuk uang mukanya,” jelas Thomas.
Sejak 2 bulan ini, penjualan sepeda motor terkoreksi 50 banding 50 antara kondisi cash dan kredit. Beda kalau melihat di waktu normal, pasar pembelian unit roda dua secara angsuran di kami (Honda), 65 sampai 70 persen. Tapi mengenai tenor berjalan normal, paling lama masih di 3 tahun.
Kendati demikian, angka itu bisa saja berubah setelah semuanya kembali normal, sejalan dengan perekonomian yang mulai tumbuh. "Semoga pandemi ini cepat berlalu dan perekonomian dan kehidupan bisa kembali seperti sediakala," tambah Thomas. (Bgx/Tom)
Baca juga: Jarang Disadari, Tiga Naked Bike ini Bisa Ditebus dengan Budget Skutik
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Motor Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature