MotoGP: Tim Petronas Sempat Ragukan Kemampuan Rossi
Sempat ada keraguan dari tim Petronas Yamaha SRT untuk meminang Valentino Rossi. Terlebih saat melihat penampilan buruknya selama seri pertama MotoGP 2020 lalu. Tapi menjadi kontradiktif ketika sang pembalap berhasil naik podium di putaran kedua. Pada akhirnya membuat mereka semakin yakin bahwa The Doctor adalah pilihan terbaik.
Lagi pula kebersamaan mereka mungkin tinggal tunggu momentum saja. Kesepakatan itu bahkan diduga sudah terjalin sebelum musim berjalan. Ditambah lagi terucap dari mulut Rossi yang mengatakan, probabilitasnya 99% membela tim satelit Yamaha. Hanya saja saat itu masih ada pembahasan mendalam yang kemungkinan berkaitan dengan struktur tim.
Namun, hampir saja 1% persen itu menggagalkan upaya Rossi untuk membalap bersama mereka. Pasalnya, pihak tim sempat khawatir dengan performa sang pembalap di seri perdana. Kecepatannya di Sirkuit Jerez (Spanyol) saat itu tidaklah spesial. Dari latihan bebas pertama dan kedua misalnya, catatan lap time Rossi berada di luar 10 besar. Saat memulai balapan pun, ia hanya berdiri dari starting grid ke-11. Tak sampai di situ, rider 41 tahun gagal menuntaskan balapan karena masalah teknis. Dan, memaksanya hanya menjalani balapan sebanyak 7 lap saja.
"Jujur saya ragu setelah balapan pertama itu. Dalam hati saya berkata bahwa The Doctor akan kembali," kata Razali kepada Autosport. Pengharapannya pun lantas berbuah nyata saat Rossi melakoni lagi balapan di tempat serupa. Pemilik nomor 46 menunjukkan aksi terbaik dengan menghuni podium ketiga Grand Prix Andalusia. Bukan cuma itu, Rossi bahkan bersaing sengit dengan rekan setimnya di tim Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales.
Baca Juga: Setahun Tanpa Prestasi, Akhirnya Rossi Kembali Podium
"Dia melakukannya dan saya terkesan. Bahkan dilakukan dalam kondisi yang ekstrem. Itu membuat segalanya lebih mudah," sahutnya. Dituturkan Razali, pencapaian ini memudahkannya untuk meyakinkan pemegang saham SRT agar tetap memilih rider gaek Italia itu. "Saya rasa bukan sebuah pilihan yang dipaksakan, walau kami juga tidak bisa mengabaikan penggemar yang berkeinginan melihat pembalap lokal (Malaysia). Itu kenapa butuh waktu memastikannya. Tapi, apa yang dia buat pada hari Minggu menjadikan lebih mudah untuk menjelaskan kepada stake holder, mengapa kita memilih Rossi," terangnya.
Terkait struktur organisasi di tim Rossi nanti, Razali enggan bercerita banyak. Namun, secara tegas dia mengatakan Petronas Yamaha SRT tidak ingin terkenal hanya karena mempunyai seorang Rossi. Dia menjelaskan bahwa tim ini butuh prestasi, sama halnya dengan situasi mereka saat ini. Sejak keikutsertaannya di MotoGP, Petronas Yamaha SRT menggandeng dua rider muda, Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli. Dari segi pengalaman cukup minim. Kendati begitu, keduanya mampu bersaing dengan pembalap yang punya jam terbang tinggi. Bahkan, salah satuanya Quartararo sudah berhasil memberikan dua kemenangan beruntun. Otomatis menjadikannya sebagai pemimpin klasemen sementara MotoGP 2020.
"Kami tidak ingin tim ini terkenal hanya karena Rossi. Kami mau siapa pun yang membalap dengan kami berhasil. Membuat saya merasa lebih gembira karena mengkreasikan sesuatu yang bukan apa-apa menjadi seperti hari ini bersama Quartararo. Kami ingin melanjutkan filosofi itu bersama Rossi. Memastikan agar kami tetap bisa membantunya kompetitif, bahkan di usianya sekarang. Setelah berbicara dengan Rossi dan stafnya, kami memahami apa kebutuhannya," pungkas Razali.
Baca Juga: Race Result MotoGP Andalusia, Yamaha Kuasai Podium
Di GP Andalusia yang juga berlangsung di Sirkuit Jerez itu, Rossi benar-benar menampilkan aksi berbeda. Dari sesi latihan bebas saja, penunggang Yamaha M1 sudah tampak kompetitif. Bahkan, ia mampu memulai balapan dari baris kedua - starting grid keempat. Sejak lampu merah padam, tak sekali pun keluar dari urutan lima besar. Hingga konsistensinya tersebut terbayar oleh podium ketiga.
"Saya sangat senang, karena sudah begitu lama. Dalam beberapa balap lalu kami mendapat hasil cukup buruk. Tapi hari ini kerja seluruh tim begitu baik. Posisi start juga bagus. Urutan tiga memang bukan sebuah kemenangan, tapi bisa kembali ke podium rasanya kurang lebih sama," ucap Rossi.
Usai finis, Rossi malah sempat melakukan selebrasi dengan menaiki dinding pembatas. Padahal, laga kali itu tidak disaksikan secara langsung oleh penggemarnya karena aturan pelarangan menonton langsung di sirkuit. Namun, Rossi seolah ingin membagikan euforianya atas pencapaian di seri itu. Maklum saja, cukup lama dirinya absen mengangkat trofi. Tercatat, juara ketiga di MotoGP Amerika Serikat (Circuit of The America) menjadi podium terakhir Rossi untuk musim balap MotoGP 2019. Semoga tahun ini dirinya bisa terus bersinar, meski dalam usia yang tak lagi muda. (Ano/Odi)
Sumber: Autosport
Baca Juga: Fabio Quartararo, Si Anak Ajaib Calon Juara Musim 2020
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature