MotoGP: Inikah Sebab Petaka Yamaha di GP Austria?
Petaka bagi tim Movistar Yamaha di musim ini, akhirnya tereskalasi pada balap GP Austria. Jangankan berdiri di atas podium, baik Vinales maupun Rossi, tak ada satupun yang bisa masuk ke lima besar tercepat. Bahkan keduanya memulai balapan dari posisi 12 dan 14.
Meminjam data dari Crash Net, berikut statistik balapan terburuk Yamaha yang terjadi di Austria;
- Performa tim pabrikan terburuk di balapan trek kering sejak 2007.
- Kualifikasi terburuk Rossi dalam dua balapan di musim ini. Vinales ketiga kalinya.
- Kekalahan 21 kali berturut-turut dalam balapan. Terburuk sejak 1998.
Rekap ini hanya sebagian petaka yang terjadi bagi Yamaha. Bagi Anda fanatis tim ini di MotoGP, pasti lebih memilih untuk tidak menonton jalannya laga sejak kualifikasi.
Hal yang juga mengklarifikasi buruknya performa Yamaha kemarin, sikap over reaktif dari pihak manajemen Yamaha Racing. Ya, di sesi kualifikasi, Rossi dan Vinales mengalami masalah, terburuknya. Yamaha YZR-M1 tunggangan The Doctor harus didorong oleh Yamaha NMax hingga paddock. Manajemen Yamaha pun langsung meminta maaf di hadapan media atas hal ini.
Bahkan yang meminta maaf orang Jepang kedua di jajaran manajemen tim, Kouji Tsuya. Dirinya yang juga Project Leader mengakui, masalah terdapat pada performa akselerasi dan sensor. “Kami sedang berupaya dan meminta maaf pada para pembalap,” jelasnya.
Banyak pihak yang masih mendebat perihal permintaan maaf Kouji. Apakah itu perlu atau tidak dilakukan manajemen tim, apalagi setingkat Kouji. Namun di luar debat soal permintaan maaf, masalah terbesar yang ada di YZR-M1 memang belum ada solusinya.
Sudah sejak beberapa balapan terakhir, Rossi mengeluhkan masalah di elektronik motornya yang tak mampu menyajikan performa terbaik saat akselerasi. Finalnya saat di Austria. Zona akselerasi pol-polan pada sirkuit ini, akhirnya menjadi petaka. Di saat motor harusnya mengantarkan tenaga lebih, malahan terhambat.
Rossi memang sepakat, masalahnya tak hanya di sektor elektronik semata. Mesin YZR-M1 juga perlu revisi besar-besaran. Namun hal ini tak dimungkinkan di tengah musim. Sialnya, Ducati dan Honda sudah melakukannya sejak memasuki musim 2018.
Saat ini kesempatan Yamaha menyalip Honda di perebutan gelar juara sangat kecil. The Doctor memang posisi dua, namun ia tertinggal 59 poin dari Marc Marquez. Apalagi posisinya kian terancam oleh Jorge Lorenzoe (Ducati) yang mengekor 12 poin darinya. Jika Yamaha tak segera memperbaiki hal ini, nampaknya Rossi dan Vinales hanya jadi penghibur di sisa musim. (Van/Odi)
Baca Juga: Balapan Sekarang Membosankan, Rossi Rindu 15 Tahun Lalu
Sumber: Crash.net
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature