Menakar Persaingan Mir Vs Quartararo, Kandidat Juara Dunia MotoGP 2020
Suzuki berhasil meraih gelar juara dunia (Grand Prix 2000) melalui seorang Kenny Roberts Jr. Sayang, serasa menjadi capaian terakhir. Karena sejak saat itu, tak satu pun trofi tertinggi dimenangkan pembalap mereka. Namun, sejarah tersebut rasanya berpotensi diulang pabrikan Hamamatsu tahun ini. Terutama jika melihat kedudukan Joan Mir di klasemen sementara MotoGP 2020.
Berkat podium ketiga di dua balapan terakhir (MotoGP Aragon dan MotoGP Teruel), joki Suzuki Ecstar kian kokoh sebagai pimpinan. Torehan 137 poin yang dikumpulkan, sedikit menjauhkannya dari si penghuni tempat kedua, Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT). Sang rival sendiri mengoleksi 123 poin (selisih 14 poin). Tak cukup besar, yang berarti tetap ada peluang bagi pembalap tim satelit Yamaha menjadu juara dunia. Apalagi, masih ada tiga seri tersisa, masing-masing dua laga di Valencia dan Portugal.
Anggap saja putaran final di Portugal tak lagi menentukan. Artinya, penentuan juara dunia MotoGP bakal dikunci sejak putaran kedua Valencia. Lewat keunggulannya, Mir punya probabilitas paling besar. Selain unggul perihal angka, tahun lalu dia finis ketujuh saat masih menyandang status rookie di MotoGP 2019. Sah saja bila Mir optimis mendulang hasil lebih baik. Namun jangan lupa, Quartararo merupakan runner up di periode tersebut. Berkaca dari pengalaman itulah kedua pembalap sama-sama punya kans untuk bersaing dalam perebutan juara dunia.
Andai kata Mir memenangkan seri pertama Valencia, sementara Quartararo finis kelima. Maka, Quartararo hanya menambah torehan menjadi 134 poin saja. sedangkan Mir 162 poin. Selisih 28 poin tentu memberatkan Quartararo untuk mengejar rival utamanya. Pun kalau Quartararo hanya finis keempat, masih defisit 26 poin. Situasi tak jauh berbeda misalkan dia finis ketiga atau kedua, masih ada gap 23 dan 19 poin.
Baca juga: MotoGP 2020: Morbidelli Menangkan GP Teruel, Duo Suzuki Kembali Naik Podium
Lalu, bagaimana jika Mir hanya menjadi runner up di seri ke-12? Berarti, koleksi angkanya adalah 157 poin. Quartararo tetap di bawah Mir, meski si pembalap Prancis menang (mendapatkan 148 poin). Begitu pula ketika Mir menyelesaikan balapan di peringkat tiga lagi seperti balapan di Aragon. Total, dia membawa 153 poin. Hanya saja di sini selisih Mir dengan Quartararo terpangkas menjadi 5 poin saja.
Skema paling menarik sekaligus menguntungkan Quartararo, terlihat manakala Mir cuma finis kelima di MotoGP Valencia. Pendapatan berupa 11 poin hanya akan memberinya 148 poin saja. Pencapaian keduanya menjadi sama, dengan catatan Quartararo harus menang. Dengan begitu, pembalap Yamaha M1 punya peluang lagi untuk menggusur Mir di puncak klasemen pada helatan kedua Valencia. Sebaliknya, persaingan dari Quartararo akan lebih berat lagi bila hanya menuntaskan balapan di peringkat dua (143 poin) maupun tiga (139 poin).
Quartararo mungkin dapat bernafas sedikit lega apabila Mir tak mampu menyelesaikan balapan. Jika pun tampil buruk di Valencia, Mir sepertinya bakal bermain aman (sekadar mengamankan poin). Risiko itu pun dirasa minim kalau melihat konsistensi Mir sepanjang musim berjalan. Begitu juga dengan rekan setimnya di Suzuki Ecstar yaitu Alex Rins. Pada dua putaran di Sirkuit Motorland Aragon lalu, ia berhasil menang dan juara dua. Seperti dikatakan Mir, duetnya tersebut tengah berada dalam penampilan terbaik. Namun di kejuaraan, Rins agak tertinggal jauh lantaran menempati urutan keenam (105 poin).
Tapi, Rins juga punya prestasi baik di Valencia. Dalam tiga tahun belakangan, tak sekali pun Rins keluar dari lima besar. Dia bahkan pernah meraih podium kedua di MotoGP 2018. Jika mampu menang di balapan pertama bulan depan (8 November 2020), Rins bisa mengumpulkan 130 poin. Dengan kata lain hanya berselisih 7 poin saja, apabila Mir gagal mendapatkan angka. Kendati begitu, Mir pastilah akan membayar kegagalannya pada putaran lanjutan, 15 November mendatang. Tinggal lihat, mampukah Mir mengunci gelar juara dunia sebelum laga puncak?
Lantas, bagaimana jika di tiga balapan terakhir Mir butuh poin optimal untuk meninggalkan Quartararo? Strategi team order sepertinya menjadi opsi jitu yang akan dijalankan, walau Mir melihatnya situasional. "Alex masih memiliki peluang menjadi juara dunia. Tidak masuk akal membicarakan team order sekarang sementara dia sedang menunjukkan kinerja yang bagus. Tidak adil jika harus mematuhinya. Kami masih dibiarkan berkompetisi seperti sekarang. Ketika dia tidak punya lagi kesempatan itu, barulah kita bisa membicarakannya (perihal team order)," tutur Mir mengutip dari Motorsport. (Ano/Tom)
Sumber: Motorsport
Baca juga: MotoGP: Biar Viral, Selebritas Raffi Ahmad Jadi Ambassador Mandalika Racing Team
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature