Industri Otomotif Nasional Dinilai Tetap Prospektif Lantaran Beberapa Faktor
Walau tengah pandemi COVID-19, industri otomotif nasional diyakini terus prospektif. Putu Juli Ardika, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin mengungkap itu. Indikasi potensi pemulihan terlihat dari geliat volume penjualan, pembangunan infrastruktur. Lalu tingginya kapasitas produksi plus didukung populasi konsumen kelas menengah.
Ia menjabarkan, saat ini Indonesia memiliki 22 perusahaan industri KBM roda empat atau lebih. Lalu mempunyai fasilitas perakitan dan manufaktur di dalam negeri dengan kapasitas produksi sekitar 2,2 juta unit saban tahun. Jadi sanggup menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 75 ribu orang. Serta tenaga kerja tidak langsung 1,5 juta orang.
Kemampuan produksi kendaraan roda empat mencapai 1,28 juta unit kendaraan pada 2019. Dari data Kemenperin, itu setara US$ 13,17 miliar atau turun 4,2 persen dari tahun sebelumnya. Namun demikian, kinerja ekspor kendaraan bermotor baik dalam bentuk CBU (mobil dalam keadaan utuh) maupun CKD (dirakit di dalam negeri) alami peningkatan cukup signifikan. Dari tahun sebelumnya ekspor CBU sebanyak 332 ribu unit melonjak 25,7 persen. Sedangkan ekspor CKD sebanyak 511 ribu set, naik drastis 523 persen. Itu yang ingin dijaga pemangku kepentingan selama 2020.
Tetap ada harapan untuk terus menggali potensi otomotif Tanah Air. Walau trennya tak sekencang pra-COVID-19. Penjualan kendaraan bermotor (KBM) roda empat atau lebih pada 2019 masih didominasi jenis kendaraan multifungsi (MPV). Di bawah kapasitas 1.500 cc sebanyak 442 ribu unit atau menyumbang sekitar 43 persen dari total penjualan. Lalu mobil LCGC di bawah 1.200 cc sejumlah 217 ribu unit atau menyumbang sekitar 21 persen secara nasional.
Baca Juga: Menuju IMX 2020, Kemenperin Gelar Kompetisi Modifikasi Motor Listrik Roda Tiga Gelis
Di samping itu, saat ini ada sekitar 1.550 perusahaan industri bahan baku, juga komponen otomotif dalam negeri. Terdiri atas 550 perusahaan industri tier 1 dan 1.000 perusahaan industri merupakan tier 2 serta 3. Dari jumlah tertera, 237 perusahaan industri tergabung dalam GIAMM (Gabungan Industri Alat Mobil & Motor). Lalu 128 perusahaan industri tergabung dalam PIKKO (Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif). Ini yang hendak dipacu Kemenperin dalam memecah kelesuan otomotif.
Industri Modifikasi Kendaraan
Yang tak bisa dianggap remeh, dari industri modifikasi kendaraan di dalam negeri. Itu dinilai mampu meningkatkan kreativitas, inovasi. Plus memacu berkembangnya pelaku usaha sektor komponen kendaraan berbasis sumber daya lokal. Terutama dalam skala industri kecil menengah (IKM). “Guna mewujudkan hal itu, kami menggandeng National Modificator & Aftermarket Association (NMAA). Semoga langkah ini dapat memajukan industri modifikasi dan aftermarket di Indonesia agar bisa lebih bertaji di negeri sendiri hingga kancah global,” terang Putu di Jakarta (20/7).
Lalu terjalin kolaborasi Kemenperin, NMAA dengan PT Solar Panel Indonesia (SPI) sebagai produsen kendaraan roda tiga listrik bermerek Gelis (Gerobak Listrik). Sinergi ini menciptakan kegiatan bernama Gelis Tuner Competition.
Gelis Tuner Competition merupakan ajang adu gagasan dalam meramu ulang kendaraan roda tiga listrik Gelis. Kemudian dipilih tiga modifikator terbaik yang masing-masing memiliki keahlian di bidangnya. Mereka ditantang untuk membuat konsep modifikasi kendaraan roda tiga listrik dengan mengedepankan unsur kewirausahaan. Namun tanpa mengesampingkan postur kendaraan menarik.
Adapun ketiga modifikator (tuner) itu, Marco Chendra (workshop cat merek Raptor dan builder kendaraan offroad). Yomin Sugianto (workshop spesialis lampu dan estetika eksterior Yoong Motor) dan Aldhy Rais (workshop spesialis pelek dan lifestyle HSR).
Semua modifikator telah menerima kendaraan roda tiga listrik berjenis DC motor 800 W. Termasuk uang tunai Rp 15 juta sebagai modal modifikasi. Kelak ketiga karya itu diluncurkan pada Indonesia Modification Expo (IMX) 2020 - Hybrid Event, 10 Oktober 2020. Andre Mulyadi, pendiri NMAA sekaligus IMX Project Director mengapresiasi. “Kompetisi ini memunculkan karakter industri modifikasi Tanah Air yang selalu berkolaborasi. Tepat, sebagaimana kami selalu gaungkan di setiap penyelenggaraan kontes modifikasi IMX,” ulasnya.
Nah, saat dipajang di IMX 2020, kendaraan roda tiga listrik bakal dinilai oleh dewan juri. Mereka berasal dari Kemenperin, perwakilan SPI, Kementerian Perhubungan, serta NMAA. Aspek penilaian yang disorot seperti keselamatan dan keamanan untuk di jalan raya, penampilan kemudian unsur niaga. (Alx/Odi)
Baca Juga: Indonesia Modification Expo (IMX) 2020 Tetap Digelar, Bisa Ditonton Online
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature