Hormati Jasa Para Pembalapnya, Suzuki Rilis GSX-R1000R Legend Edition
- 1. Barry Sheene (1976 Team Heron - Texaco RG500)
- 2. Barry Sheene (1977 Team Heron - Texaco RG500)
- 3. Marco Lucchinelli (1981 Team Gallina RGV500)
- 4. Franco Ucini (1982 Team Gallina RGV500)
- 5. Kevin Schwantz (1993 Lucky Strike RGV500)
- 6. Kenny Roberts Jr (2000 Telefónica Movistar Suzuki RGV500)
- 7. Joan Mir (Tim Suzuki Ecstar GSX-RR 2020)
Setelah paceklik gelar selama 20 tahun, Suzuki bersama Joan Mir akhirnya bisa meraih juara dunia MotoGP. Pemuda Spanyol itu melengkapi jajaran pembalap pabrikan berlogo ‘S’ di dunia balap kelas para raja. Sebelumnya ada nama-nama seperti Barry Sheene, Marco Lucchinelli, Franco Uncini, Kevin Schwantz, dan Kenny Roberts Jr. Untuk memperingati musim MotoGP yang bersejarah, pihaknya merilis GSX-R1000R Legend Edition sesuai dengan tahun-tahun kejuaraannya.
Ada tujuh gelar juara dunia MotoGP yang diraih oleh Suzuki, mencangkup GP500 hingga MotoGP. Pertama kali dimenangkan oleh Barry Sheene (1976 Team Heron - Texaco RG500 dan 1977 Team Heron - Texaco RG500 Black), Marco Lucchinelli (1981 Team Gallina RGV500), Franco Ucini (1982 Team Gallina RGV500), Kevin Schwantz (1993 Lucky Strike RGV500), Kenny Robert Jr (2000 Telefónica Movistar Suzuki RGV500) dan yang terbaru Joan Mir (Tim Suzuki Ecstar GSX-RR 2020).
Setiap unit Suzuki GSX-R1000R Legend Edition hadir dengan knalpot dari Akrapovic dan cover jok belakang dengan tampilan balap. Namun grafis pada bodi berbeda-beda sesuai dengan tema yang pernah diusung para pembalap. Corak ini dibuat untuk menghormati enam rider yang memenangkan tujuh gelar dunia bersama Suzuki.
1. Barry Sheene (1976 Team Heron - Texaco RG500)
Suzuki GSX-R1000R Legend Edition yang pertama yaitu memakai livery pada Suzuki RG500 andalan Sheene. Dibalut bodi yang didominasi kelir putih, merah dan beberapa list kuning, sesuai dengan grafis Team Heron-Texaco. Tak lupa juga nomor start 7 kebanggan pembalap asal Inggris.
Baca juga: Suzuki Luncurkan Nex Crossover, Skutik Tualang Seharga Rp 17,9 juta
2. Barry Sheene (1977 Team Heron - Texaco RG500)
Tahun berikutnya Barry Sheene yang masih menggunakan Suzuki RG500 berhasil membawa pulang 6 kemenangan. Itu membuat dirinya menjadi Juara Dunia untuk tahun kedua berturut-turut. Tak banyak livery yang berubah. Coraknya hampir serupa, hanya saja ada penambahan di bagian fairing dengan tulisan ‘Suzuki’.
3. Marco Lucchinelli (1981 Team Gallina RGV500)
Dengan total 5 kali di tempat pertama dan dua podium, Marco Lucchinelli dinobatkan sebagai Juara Dunia pada 1981. Ia berhasil membawa Suzuki kembali ke puncak klasemen, empat tahun setelah gelar terakhir. Dirinya mendapatkan julukan "Crazy Horse" berkat seringnya kecelakaan dan gaya berkendara yang liar.
Untuk mengenang pembalap asal Italia, GSX-R1000R Legend Edition berikutnya dikemas dengan bodi yang didominasi warna putih dan biru navy. Sedikit list merah dan kuning, lengkap dengan nomor 5, kebanggaan Marco Lucchinelli.
4. Franco Ucini (1982 Team Gallina RGV500)
Satu tahun kemudian, Suzuki kembali mengangkat trofi kemenangan di MotoGP berkat Franco Ucini. Menggunakan RGV500, ia berhasil 5 kali naik podium ditambah 27 poin selama balapan. Untuk menghormatinya, Suzuki membawa GSX-R1000R Legend Edition versi Ucini dengan bodi yang 90 persen berkelir biru. Skema catnya sama dengan tim Ecstar saat ini. Sedikit warna kuning dengan nomor 13. Tak lupa juga pelek berkelir abu agar selaras.
5. Kevin Schwantz (1993 Lucky Strike RGV500)
Pembalap lain yang namanya melekat dengan Suzuki selain Sheene yaitu Kevin Schwantz. Ia dikenal karena pertarungan epiknya dengan Wayne Rainey dan gaya berkendara yang menghibur. Dia mencapai keabadian di MotoGP ketika mengklaim gelar 500cc pada 1993. Livery Lucky Strike juga merupakan bagian ikonik dari sejarah sepeda motor dan Suzuki. Namun untuk GSX-R1000R Legend Edition, logo merek rokok tersebut diganti dengan nomor kebanggaan Schwantz yakni 34.
Banyak yang mengakui kalau Schwantz termasuk pembalap favorit dengan banyak penggemar. Tak salah jika GSX-R1000R Legend Edition versi ini terjual paling laris.
Baca juga: Suzuki Satria F150 Dapat Warna dan Striping Baru, Harga Sama
6. Kenny Roberts Jr (2000 Telefónica Movistar Suzuki RGV500)
Putra dari legenda MotoGP Kenny Roberts, Kenny Roberts Jr adalah pembalap terakhir Suzuki di kelas 500 cc. Dengan empat kemenangan dan lima penampilan podium atas namanya, ia memastikan gelar juara dengan dua putaran tersisa di musim 2000. Dia mampu menahan ketangkasan Valentino Rossi di tahun rookie-nya.
Untuk mengenang jasa Robert Jr, Suzuki menata ulang livery kotak-kotak biru-kuning yang ikonik tanpa branding Telefonica Movistar. Tentu saja didominasi biru, putih dan kuning fluo yang memberikan nuansa lawas pada varian Legend Edition.
7. Joan Mir (Tim Suzuki Ecstar GSX-RR 2020)
Pencapaian Joan Mir ke peringkat puncak MotoGP sangat berbeda dengan para pembalap Suzuki lain. Di samping nuansa pandemi covid-19, Mir pernah DNF sebanyak dua kali. Namun, berkat gaya kendaranya yang mulus, konsistensi, dan konfigurasi stabil, ia berhasil menjadi juara.
Hasil kemenangan ini telah lama ditunggu-tungu oleh Suzuki. Dan akhirnya pembalap bernomor 36 ini mampu meraih poin kemenangan di sirkuit Valencia dan finis di urutan ketujuh pada putaran berikutnya.
Suzuki GSX-R1000R Legend Edition untuk dirinya dibuat spesial. Pabrikan memberi sedikit revisi livery Ecstar Suzuki dengan aksen emas untuk merayakan pencapaian penting tersebut. Sisanya semua sama, seperti tunggangan Mir di MotoGP.
GSX-R1000R Legend Edition dapat dipesan secara online. Namun sayangnya hanya dijual untuk pasar Eropa. Motor Sport full fairing versi legenda ini dijual 22.500 Euro atau setara Rp 390 juta. Konsumen yang berminat hanya cukup membayar deposit sebesar 500 euro untuk diproses.
Seperti kita ketahui, Suzuki GSX-R1000R mengandalkan mesin berkapasitas 999 cc, 4 slinder segaris, DOHC, berpendingin cairan. Ia sanggup mencatatkan power maksimum sebesar 194 Hp pada putaran mesin 13.200 rpm dan torsi 117 Nm pada 10.800 rpm. Angka yang terbilang sangat fantastis, dan memungkinkan para pengguna untuk bisa mendapatkan top speed hanya dalam hitungan detik.
Suzuki juga membekalinya dengan beragam fitur canggih. Seperti Variable Valve Timing (VVT), Suzuki Exhaust Tuning-Alpha (SET-A), Suzuki Drive Mode Selector (S-DMS), Motion Track TCS (Traction control system) dan launch control & Bi-directional quick shift system, yang memudahkan para pengguna ketika berkendara dalam kecepatan tinggi. Serta Suzuki Top Feed Injector (S-TFI) yang meningkatkan performa pada putaran rendah maupun tinggi.
Rangkanya yang kokoh ditopang oleh upside down Showa BBF (Balance Free Front Fork) dan belakang monoshock Showa BFRC (Balance Free Rear Cushion lite). Untuk pengeremannya memakai kaliper rem radial mount monoblock empat piston ditambah dengan cakram rem dan T-drive floating mount dari Brembo. Tak lupa juga disematkan perangkat ABS (Anti-lock Braking System) Dual Channel.
Meski hadir dengan edisi terbatas, bentuk tubuhnya tidak berubah. Pada bagian depan terpasang single head-lamp dengan bentuk unik, lengkap bersama lampu sein yang berada di sisi samping. Semua sektor pencahayaan itu sudah menggunakan jenis lampu LED, memiliki nyala lebih terang dan hemat daya. Lalu di kedua sisi lampu utama, dibuat lubang yang berfungsi sebagai pendukung pendinginan mesin dengan mengandalkan angin dari depan.
Bagian tengah terpasang tangki bahan bakar yang dibentuk dengan mengikuti alur aerodinamis, dan sanggup menampung BBM sebanyak 16 liter. Tempat duduk dibuat bertingkat, dan memaksa penggunanya lebih membungkuk saat mengendarainya. Tak ketingalan tail light menggantung turut serta melengkapinya, untuk meningkatkan fungsionalitas sebagai kendaraan jalanan. (Bgx/Tom)
Sumber: Visordown
Baca juga: MotoGP 2021: Monster Energy Dukung Penuh Tim Suzuki Ecstar
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature