Honda CBR1000RR-R Pakai Winglet Aktif?
Honda kembali kembangkan teknologi aerodinamika aktif di CBR1000RR-R. Itu terungkap setelah tiga gambar paten mengenai fitur pengatur angin ini tersebar. Beda dari sebelumnya, fitur aerodinamis yang bisa bergerak ini, lebih banyak.
Dokumen paten yang tersiar, mengisyaratkan pabrikan sedang mempertimbangkan winglet dan peranti aero aktif untuk Honda CBR1000RR-R Fireblade yang baru. Gambar itu menunjukkan sistem kinerja aerodinamis superbike, digerakkan oleh mekanisme katrol yang dikendalikan komputer. Saat motor membutuhkan downforce, fitur itu langsung bekerja.
Gambar paten pertama, sudah pernah terungkap sebelumnya. Terihat di daerah fairing, komponen yang diberi warna merah (nomer 80) belum aktif. Artinya, ECU mendeteksi belum diperlukan gaya tekan ke bawah. Angin lewat begitu saja di sisi samping ruang winglet. Saat motor terdeteksi membutuhkan tekanan ke bawah, ECU langsung ‘menyuruh’ penggerak mekanis wing mengulur kabel. Wing keluar dan aliran angin yang melewati ruang winglet menghasilkan daya tekan ke bawah.
Kedua, menampilkan sayap yang dapat ditarik di kedua sisi fairing. Posisinya berada di bawah dan punya ukuran jauh lebih besar dari Fireblade generasi sebelumnya. Saat posisinya terbuka, downforce yang dihasilkan meningkat. Motor bisa melaju lebih stabil di tikungan, karena lebih melekat dengan permukaan aspal atau jalan. Bisa digunakan dalam dua cara. Menggunakan sensor kecepatan untuk terbuka secara otomatis, atau dengan memberikan sistem kontrol manual untuk pengendara.
Sistem manual yang diberikan, tentunya sangat berguna dalam balap. Jika dimanfaatkan secara maksimal, bisa meminimalisir suhu dan keausan ban. Karena daya tekan yang terlalu tinggi, berpengaruh membuat kendaraan semakin berat. Jika berlebihan, berdampak langsung ke suspensi dan ke durability ban juga.
Paten aero aktif baru ketiga agak aneh. Alih-alih menggunakan winglet, kali ini memiliki hidung yang bisa digerakkan dengan dinamis. Para insinyur Honda menjelaskan, bodywork hidung miring dari superbike konvensional sebenarnya memberikan jumlah downforce yang nyata. Walau tidak memiliki winglet. Dengan 'mematahkan' hidung di fairing depan, aliran udara dari depan tidak terganggu. Sangat bermanfaat dalam hal akselerasi. Motor jadi lebih cepat jika dibandingkan fairing depan standar.
Fungsinya tidak seperti winglet, bukan untuk daya tekan. Tetapi buat membantu motor saat masuk tikungan, dengan mengurangi downforce berlebih. Cara kerjanya, saat motor dalam keadaan tegak, sensor Inertial Measurement Unit (IMU) memberi tahu hidung untuk tetap dalam posisi normal. Jika sebaliknya, hidung turun ke bawah dan membuat ruang aliran udara.
Jika teknologi ini direalisasikan, pabrikan asal Jepang itu harus berpikir secara matang. Meski banyak memberi keuntungan, kejuaraan World Superbike punya aturan yang harus dipatuhi. Pihaknya memiliki regulasi mengenai alat bantu aerodinamika yang bersifat pasif. Artinya, aerodinamika CBR1000RR-R yang digunakan dalam WSBK harus sama dengan model produksi. (Bgx/Van)
Sumber: Bennetts
Baca Juga: Regina, Rantai MotoGP Dijual di Indonesia
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature