Dua Brand Sepeda Motor Listrik Singapura Serbu Indonesia
Giat Sepeda motor listrik kian aktif. Di Indonesia sendiri ada beberapa brand yang sudah dan siap bersaing. Sebut saja Viar, Gesits lalu Niu Mobility. Nyatanya tak cuma itu, karena dua merek asal Singapura juga bakal menyerbu dengan produk niremisinya di Tanah Air.
Ion Mobility terlihat paling siap. Beberapa produk yang kemungkinan merupakan prototipe mulai dipamerkan sejak Februari lalu. Tentu saja diwujudkan dalam bentuk produk terlaris, skutik. Secara penampilan cukup sporty, ditambah bentuk tebeng kompak. Bahkan diperkuat pula dengan penyematan sepasang lampu utama dengan rumah terpisah. Sementara di panel itu juga terintegrasi lampu sein.
Desain unik skutik listrik Ion Mobility juga tampak pada area bodi samping, yang justru terlihat lebih besar ketimbang tebengnya. Kemudian model jok bertingkat serta suspensi ganda nan panjang. Anehnya lagi, ia tetap dipasangi rantai seperti sepeda motor manual. Sayangnya belum terungkap detil, seberapa besar perbekalan motor listrik mereka itu.
Peluncuran Motor Listrik Ion Mobility Tahun Depan
Satu yang dijanjikan ialah soal kepastian penyebarannya di kawasan Asia Tenggara. Bahkan secara spesifik menyebut Indonesia sebagai negara tujuan. Dikutip dari Channel News Asia, pihak produsen sebenarnya berniat merilis produk yang sementara dinamai Model 1 ini pada kuartal ketiga 2020. Tak cuma itu, proses penjualan lewat cara pre-order pun termasuk dalam kegiatan tersebut. Sayang, rencana itu batal akibat pandemi COVID-19.
Baca juga: Motor Listrik Energica Siap Dijual di Indonesia
Walhasil, prosesi peluncuran mundur dari jadwal semula tadi. "Jika mendapatkan izin, kami ingin meluncurkan Model 1 di Indonesia secepatnya atau pada awal 2021," kata James Chan, pendiri sekaligus Chief Executive Ion Mobility. Tak sekadar jualan, mereka juga terlihat serius menggarap pasar ini dengan mendirikan kantor di Jakarta. Menurut Chan ini merupakan bagian dari langkah Ion Mobility untuk menjadi perusahaan motor listrik teratas di Asia Tenggara.
Bidikan yang ideal, mengingat Asia Tenggara merupakan kawasan terbesar ketiga untuk penjualan sepeda motor setelah India dan Cina. Dikatakan Chan, lebih dari 200 juta unit motor ICE (internal combustion engine) terjual di negara-negara tersebut. Sedangkan di Indonesia sendiri ada sekitar 6,5 juta unit motor terjual pada 2019 lalu. Melihat data ini, ia menargetkan raup pangsa pasar sebesar 1% dalam dua tahun pertama penjualannya nanti.
Keikutsertaan Scorpio Electric
Namun, mereka tak akan bermain sendiri. Ada Scorpio Electric yang juga bakal menjajakan dagangan serupa. Sama seperti Ion Mobility, kompatriotnya itu pun menawarkan skutik listrik sebagai solusi kendaraan masa depan. Sosok produk yang cukup futuristik itu juga sempat diperlihatkan pada gelaran Singapore Week of Innovation & Technology (SWITCH), November silam.
Sama halnya dengan si kompetitor, tak diungkap bekalan pembangkit tenaga. Hanya saja sedikit dipaparkan bahwa baterai yang dipakai berjenis Li-ion dengan kapasitas cukup besar. Dan dengan kombinasi sistem penggerak elektrik yang diklaim bertenaga, momen puntirnya pun lantas instan. Responsif, namun tetap efisien (klaim).
Tak cuma itu, beberapa fitur pada skutik listrik Scorpio pun turut dijabarkan. Mulai dari keberadaan panel meter digital dengan pengoperasian touch screen, fitur konektivitas yang dapat diakses melalui mobile application, remote anti maling hingga pemberitahuan jikalau ada masalah teknis atau kecelakaan. Namun, belum ada kepastian kapan peluncuran Scorpio Electric di Indonesia bakal berlangsung.
Perkembangan Sepeda Motor Listrik
Itulah godaan yang ditawarkan produsen Singapura kepada calon konsumen Indonesia. Meski pada akhirnya merujuk kembali kepada kesiapan infrastruktur, dan paling utama adalah harga. Meski penjualan kendaraan listrik meningkat dalam beberapa tahun terakhir, mereka masih minoritas. Persentasenya hanya 2% dari total populasi kendaraan di seluruh dunia.
Hal ini ditanggapi pihak Scorpio Electric. "Alasan mengapa penggunaan EV (electric vehicle) rendah adalah karena harganya (baterai) mahal," kata Muhammad Taureza, Head of Operation Scorpio Electric. Namun dengan penurunan harga baterai dalam beberapa tahun terakhir, tinggal menunggu waktu saja sampai paritas itu tercapai. Dengan begitu, produsen dapat membanderol produknya lebih kompetitif lagi.
Tentu ini merupakan peluang bagi produsen motor listrik, untuk dapat bersaing dengan brand yang selama ini kokoh dengan kendaraan jenis ICE. Taureza menyebut kompetisi ini juga dapat membantu perusahaan mereka untuk terus tumbuh. Ditambah lagi ada pemain baru yang notabene datang dari pembuat motor-motor konvensional itu. "Saya pikir akan ada pertumbuhan luar biasa di segmen sepeda motor listrik tahun depan," ucapnya lagi.
Anak perusahaan EuroSports Technologies itu jua membidik wilayah pemasaran serupa. Terutama Vietnam, Indonesia dan tentu saja Singapura. Bahkan sejak Maret 2020, markas utama Scorpio Electric di Teban Gardens sudah mencapai 7.000 m2. Area 4.000 m2 digunakan sebagai fasilitas pabrik dan gudang. Diharapkan investasi ini dapat menghasilkan sekitar 8 ribu unit motor listrik setiap tahunnya. Ini dilakoni lantaran Scorpio Electric mengusung misi menjadi sebuah brand global. "Kami ingin berada di peringkat yang sama dengan Apple dan Tesla," tutup Taureza. (Ano/Tom)
Sumber: Channel News Asia
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature