Dollar Naik, Honda Berupaya Jaga Harga Jual
Kurs rupiah terhadap dolar AS kembali melemah pada Kamis (13/9). Mengutip Bloomberg, kurs rupiah melemah ke level Rp14.840 per dollar AS. Adanya kenaikan dolar yang terjadi belakangan, tentu membawa pengaruh pada pasar otomotif di Indonesia. Pasalnya, Indonesia memang telah menjadi negara basis produksi global untuk beberapa kendaraan, khususnya sepeda motor.
"Dampaknya lumayan, tapi untuk Honda produksinya masih tidak ada penurunan yang signifikan. Harga jualnya (produk motor) belum ada kenaikan," kata David Budiono, Production, Engineering, and Procurement Director PT Astra Honda Motor (AHM) saat dihubungi OTO.com.
Siasatnya sendiri, Honda akan melakukan efisiensi dari pihak internal. "Yang jelas kita enggak mau memberatkan konsumen supaya daya belinya tetap terjaga. Kalau enggak, bakal susah ya siklus ekonominya," kata David.
Meski dirakit lokal, ia menjelaskan bahan baku untuk produksi motor Honda memang masih impor. "Kita menelan kerugian dulu. Efisiensi dan pemotongan budget di sana sini. Kalau kurangi bahan baku enggak bisa, itu sama saja mengurangi volume," ujarnya lagi.
Dikutip dari otosia, Indonesia saat ini masih menjadi pasar sepeda motor terbesar ketiga di dunia. Pada urutan terbesar pertama, India sebesar 20 juta unit dan kedua Cina 15.09 juta unit. Sedangkan untuk penjualan sepeda motor di Indonesia, tahun ini diperkirakan menembus angka 6 juta unit.
Sementara itu, Deputy Head of Corporate Communication AHM Ahmad Muhibbuddin mengakui, kenaikan dolar terhadap rupiah sedikit banyak mempengaruhi industri roda dua di Indonesia, terutama dari komponen-komponen impor. Meski begitu, Honda belum memutuskan untuk kembali mengoreksi harga jualnya setelah pada Juli lalu sempat menaikkan harga.
"Depresiasi nilai rupiah ini tentu berdampak pada banyak sektor industri termasuk industri bisnis sepeda motor. Koreksi harga sudah kami lakukan per Juli kemarin. Sejauh ini belum ada rencana koreksi (harga) lagi karena kami berusaha menjaga affordability konsumen, sehingga demand market tidak turun sambil memperhatikan tren USD," kata Muhib.
Soal penjualan, dari data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), ekspor sepeda motor Indonesia pada Januari-Juni 2018 mengalami lonjakan sebesar 43,5 persen. Artinya menjadi 265.662 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 185.093 unit.
Peningkatan ekspor ini dipengaruhi oleh kondisi industri sepeda motor domestik yang semakin kompetitif. Kemudian baru ekspor sepeda motor ke Asia Tenggara, Eropa dan Amerika Latin. pertumbuhan signifikan ekonomi negara tujuan ekspor dan menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah beberapa bulan terakhir.
"Kontribusi positif industri sepeda motor juga semakin besar sejalan dengan peningkatan ekspor sepeda motor ke mancanegara," kata Johannes Loman, Ketua Umum AISI, dilansir dari Otosia.com. (Yrk/Van)
Baca Juga: Benelli Siap Luncurkan 2 Motor Baru
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature