Cuaca dan Makanan di Lombok Bikin Bingung Pembalap Muda Yamaha Moto2
Bagi sebagian pembalap, cuaca di Lombok khususnya di Pertamina Mandalika International Street Circuit sangatlah panas. Terlebih saat mereka menggunakan perlengkapan balap yang begitu tebal. Para rider harus berjuang ekstra untuk menghadapi panasnya cuaca di negara beriklim tropis. Seperti yang dialami oleh pembalap muda Manuel Gonzalez dan Keminth Kubo dari Yamaha VR46 Master Camp Team yang berlaga di kelas Moto2.
KEY TAKEAWAYS
Pembalap Yamaha VR46 Master Camp Team
Manuel Gonzalez dan Keminth KuboUsai sesi free practice di Pertamina Grand Prix of Indonesia yang berlangsung pada Jumat (18/3), kedua rider mengalami cerita unik. "Cuacanya sulit ditaklukkan. Kita berada di tempat sangat panas dan dekat dengan laut. Sinar matahari menyorot sangat panas, suhu aspal bisa lebih 60 derajat, sulit untuk mengetahui batas kemampuan ban di suhu ini, " ungkap Manuel Gonzalez yang diwawancarai secara virtual setelah sesi latihan bebas kedua (18/3).
Pembalap asal Spanyol itu mengaku panasnya suhu membuatnya sulit untuk bernapas. "Saat memakai perlengkapan balap sudah terasa panasnya. Ditambah saat balapan 25 putaran nanti. Tapi saya akan mencoba tenang dan menyelesaikan balapan sesuai dengan harapan," lanjut Gonzalez.
Hal senada diungkapkan oleh Keminth Kubo soal cuaca yang tidak bisa diprediksi. "Saya mencoba tidur Kamis malam, saya melihat layar smartphone, prediksi cuaca (saat free practice) cerah dan sedikit basah. Saat bangun esok pagi, ternyata hujan seperti badai. Kencang sekali, ini membuat saya bingung," ungkap Kubo.
Menurutnya, karakter panas sirkuit Mandalika berbeda dengan kawasan Eropa maupun Thailand. "Panasnya seperti sauna, seakan-akan seperti sauna di atas motor," pungkas Kubo.
Selain membicarakan soal cuaca di Pertamina Mandalika International Street Circuit, mereka juga sempat bercerita mengenai makanan lokal Indonesia yang terkenal dengan cita rasa kuliner pedas. Hal ini menjadi menarik sebab tak semua orang Eropa kuat atau suka dengan rasa pedas. Duo rider itu seperti mendapat kejutan ketika di hotel.
“Waktu di hotel kami dikasih makanan yang ternyata sangat pedas. Nasinya diberi bermacam campuran, kata mereka (pihak hotel) tidak pedas, tapi ternyata sangat pedas. Kalau di Spanyol tidak mungkin menemukan makanan sepedas itu. Kami tidak mungkin bisa memakannya,” kaget Gonzalez.
Ketika ditanya makanan lokal yang sudah dicoba dan disukai, Gonzalez menjawab kalau dia sangat suka mie goreng. “Rasanya unik dan menyukainya,” imbuh pembalap bernomor start 18 ini.
Berbeda dengan rekan setimnya, Keminth Kubo mengatakan sangat suka masakan lokal dan masakan Indonesia. Dirinya yang berasal dari Thailand mengatakan tidak mengalami masalah soal makanan.
“Saya tidak seperti Gonzalez. Saya sebetulnya suka pedas namun tidak terlalu pedas. Makanan lokal saya suka nasi goreng dan mie goreng yang disediakan di hotel. Rasa pedas bikin hidup lebih berwarna. Jika tidak pedas kamu tidak hidup," kata Kubo yang bernomor start 81. (BGX/RS)
Baca juga: MotoGP Indonesia Jadi Potensi Strategis Piaggio Group
GIIAS 2024
IMOS 2024
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Motor Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature