Barisan Motor Ini Batal Tampil di Tokyo Motorcycle Show
Tokyo Motorcycle Show ke-48 sejatinya dijadwalkan Maret 2021. Namun, Tokyo Motorcycle Show Association (TMSA) harus menunda hajatan, bergeser ke 2022. Belum ada pengumuman detail mengenai penetapan waktunya. Padahal, para peserta sudah berencana lakoni pengenalan produk di salah satu kiblat pameran otomotif dunia itu.
Sebut saja Honda. Sejak pandemi COVID-19 menyebar, pabrikan sayap kepak sudah merilis beberapa produk. Baik dari kategori sport maupun moped (bebek). Tak ada seremoni offline demi mengurangi risiko penyebaran wabah. Sebaliknya, peresmian jajaran motor baru Honda itu hanya dilakukan via daring. Rasanya, banyak khalayak penasaran menilik sosok Honda CBR 1000 RR-R Fireblade maupun CBR 600 RR secara langsung. Dengan penambahan inisial, kedua produk hadir dengan fasad kental aura balap. Tentu saja berkat terapan winglet ala pacuan MotoGP mereka, Honda RC213V. Tak cuma edisi jalanan, Honda pun menyertakan versi balap terhadap masing-masing model.
Belum lagi CBR 400 R yang sudah mengalami penyegaran rupa. Seperti halnya varian di atas, perkenalan pemangku mesin 400 cc pun berlaku sama. Termasuk pula dengan CBR 250 RR terbaru. Motor seperempat liter buatan PT Astra Honda Motor (AHM) mestinya lebih menggoda. Bukan hanya dari segi harga - jauh lebih murah daripada tiga mode CBR itu. Melainkan karena dia kini datang dengan beberapa pembaruan. Ia ketambahan perangkat anyar berupa Assist & Slipper Clutch dan Quick Shifter - di Indonesia dinamai Honda CBR 250 RR SP Quick Shifter.
Tak cuma itu, pengembangan jua dilakukan terhadap jantung mekanik. Meski tetap mengandalkan mesin DOHC dua silinder, outputnya terdongkrak menjadi 40,2 Hp/13.000 rpm dan 25 Nm di putaran mesin 11.000 rpm. Meningkat dari CBR250RR biasa yang bertenaga 38,2 Hp/12.500 rpm dan 23,3 Nm/11.000 rpm. Tak cuma itu, rasio kompresinya pun turut dinaikan dari 11,5:1 menjadi 12:1. Otomatis pula mendongkrak catatan akselerasinya dibanding versi pandahulu. PT AHM mengklaim CBR250RR 2020 hanya butuh waktu 8,65 detik untuk mencapai jarak 0-200 meter. Sementara kecepatan puncak adalah 172 km/jam. Sayang, kuda besi asal Indonesia pun batal manggung di pameran tersebut.
Setali tiga uang, keputusan yang baru diketahui lusa (30/9) itu otomatis membatalkan aksi pamer produk lain. Baik itu Honda Super Cub series, Honda CT 125 Hunter, CRF 450 R dan CRF 450 RX, CRF 1100 L Africa Twin atau skutik garapan PT AHM lain yaitu Honda ADV 150. Sebagai salah satu antisipasi, mereka sudah lebih dulu menggelar pameran virtual bertajuk Honda Virtual Motorcycle Show, Maret lalu. Semestinya pula ajang Tokyo Motorcycle Show menjadi debut bagi Honda CB-F. Pascarilis sebagai sebuah konsep, logikanya itulah momen bagi Honda untuk membangkitkan memorabilia enam dekade silam.
Histori dijadikan latar perancangan CB-F Concept, lantaran menginspirasi desain bak Honda CB 900 F atau CB 750 F. Mengedepankan bodi serbakotak dengan batok lampu bulat sebagai ciri khas. Keduanya pernah diproduksi di 1981 sampai 1983, lalu dilanjutkan pada 2004 sampai 2007. CB empat silinder itu juga pernah sukses dikancah balap terkemuka di Amerika Utara. Terpampang DNA klasik di sini, walau kenyataannya tersemat ragam modernitas.
Sebutlah usungan lampu jenis LED, panel instrumen kotak digital, berikut pemilihan struktur kaki-kaki padu padan fork upside down (USD) dan monoshock. Semestinya pula diikuti oleh pengaplikasian fitur serta mesin baru. Realiasi Honda CB-F menjadi produk massal pun besar, mengingat pabrikan sendiri sudah membuka beberapa detil seperti kapasitas mesin maupun dimensi. Lagi-lagi, harapan khalayak untuk melihat bentuk aslinya urung terjadi, setidaknya sampai 2022 nanti.
Aktivitas demikian - melakukan pameran online, jua dilakoni Suzuki melalui konsep Suzuki WEB Motorcycle Show. Sekiranya, inilah booth mereka jika Tokyo Motor Show dilangsungkan. Penyajian pastilah spesial karena tahun ini Suzuki merayakan ulang tahun ke-100. Paling penting, tentu saja memamerkan produk terbaru yang kini terpampang di situs resmi. Dari barisan motor besar misalnya, ada Suzuki GSX-R 1000 R ABS dan GSX-R 1000 R ABS 100th Anniversary. Kemudian duo petarung jarak jauh, V-Strom 1050 dan V-Strom 1050 XT. Lalu lini penggaruk tanah RM Z-250, RM-Z450 beserta DR-Z50 yang belum lama ini mendapat penyegaran.
Ada pula produk Hamamatsu paling dinanti. Suzuki menambah dua produk baru yakni Gixxer 250 dan Gixxer SF 250, untuk menambah daya kompetisinya di segmen sport 250 cc. Diferensiasi keduanya terletak dari fasad. Tipe SF berpelengkap fairing, sementara satunya naked bike. Itu kenapa ada perbedaan mengenai impresi berkendara di mana Gixxer SF 250 punya posisi berkendara condong ke depan. Sebaliknya, versi telanjang membuat tubuh pengendara tegak.
Meski begitu, duet anyar ini menggunakan jantung mekanik sejenis. Sama-sama berbekal mesin SOHC satu silinder berkapasitas total 249 cc, pengabutan bahan bakar injeksi. Pun mengenai racikan bore x stroke (76 x 54,9 mm) dan rasio kompresi (10,7:1). Translasi output ke roda belakang ditorehkan setara yaitu 25,4 Hp/9.000 rpm dan 22 Nm pada putaran 7.300 rpm. Faktanya, konfigurasi mesin itu punya performa lebih baik ketimbang Suzuki GSX 250 R. Penggendong mesin SOHC dua silinder mencatat daya maksimal 24,1 Hp/8.000 rpm. Sementara torsi tertulis adalah 22 Nm/6.500 rpm.
Tentu lebih nyaman membandingkannya melalui pameran offline, bukan? Selain menatap si produk, proses menggaet konsumen pun lebih cepat karena umumnya di lokasi tersedia unit test ride. Kendati begitu, dimundurkannya TMS hingga 2020 bisa jadi kesempatan bagi peserta lain untuk lebih mematangkan produknya. Besar kemungkinan merek seperti Yamaha, BMW Motorrad, KTM, Kawasaki atau Kymco punya terobosan saat pameran fisik TMS terealisasi. (Ano/Tom)
Baca juga: Honda Berencana Lahirkan CBR 400 RR, Inikah Lawan Ideal Ninja ZX-25R?
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature