Arahan Pemerintah Soal Kendaraan Listrik Sudah Jelas, Mengapa Yamaha Tak Kunjung Jua Menjual Motor Listrik?
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) membawa motor listrik Yamaha E01 di pameran otomotif Indonesia International Auto Show (IIMS) Hybrid 2022. Sebelumnya motor itu diperkenalkan pertama kali di Tokyo Motor Show 2019 silam.
KEY TAKEAWAYS
Motor konsep Yamaha di Indonesia
Yamaha E01 dan Yamaha E-VinoUnit yang ditampilkan di IIMS Hybrid 2022 adalah versi paling baru dari E01. Tampilannya kurang lebih mirip dengan yang ditampilkan oleh Yamaha Eropa belum lama ini.
Secara keseluruhan desain motor ini futuristik. Lihat saja visual depan yang dilengkapi dengan 2 lampu utama berjenis proyektor, mirip dengan kepunyaan moge Yamaha R1. Kemudian tarikan garis tajam juga hadir di sektor fascia.
DNA-nya dibangun dari skuter Maxi yang sangat laris di Indonesia, ya dia memiliki gaya berkendara yang santai serupa NMax dan XMAX. Setangnya tinggi juga lebar, serta memiliki bentuk footrest dengan 2 opsi pijakan kaki untuk posisi normal dan juga selonjoran.
Tampilan belakang juga tak kalah menarik, Yamaha E01 tampil gahar, tak ada komponen spatbor konvensional diganti dengan model mudguard layaknya motor cruiser. Desain stoplamp-nya juga agresif, punya bentuk sipit dan melebar.
YIMM tak mengumbar spesifikasi yang dimiliki E01 karena beralasan masih berupa konsep. Namun mengacu Yamaha Global, dia memiliki daya jangkau sampai 104 km dalam sekali pengisian baterai penuh dengan kecepatan rata-rata 60 km per jam.
Adapun untuk motor listriknya setara skutik konvensional bermesin 125-150 cc dengan output tenaga maksimal 10,8 daya kuda pada 5.000 rpm dan torsi puncak menyentuh 30 Nm sejak putaran mesin 2.000 rpm. Klaimnya motor bebas polusi ini memiliki kecepatan puncak sampai 100 km per jam dan punya catatan akselerasi 0-50 km per jam dalam 3,9 detik saja.
Pernah Kenalkan Skutik Listrik E-Vino di 2017
Sebelum kehadiran Yamaha E01, YIMM pernah mengenalkan skutik E-Vino pada 2017 lalu. Namun sampai saat ini peluangnya untuk dijual ke publik masih tanda tanya, tak ada sinyal jelas jika mereka akan meniagakan motor bebas polusi tersebut.
E-Vino yang diperkenalkan saat itu kabarnya diserahkan untuk dilakukan studi ke-4 institusi, yakni Kebun Raya Bogor, The Breeze BSD, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha, dan Universitas Pelita Harapan.
Skuter listrik yang dikembangkan dari model skutik retro 50 cc Vino Molfe ini mengaplikasikan motor listrik dengan daya baterai lithium-ion 50 volt. Dalam kondisi baterai terisi penuh, Yamaha mengklaim motor ini mampu diajak menjelajah hingga jarak 30,1 km, namun dengan kecepatan konstan di angka 30 km per jam.
Jarak berkendaranya yang bisa dibilang pendek itu disiasati oleh pabrikan dengan menggunakan 1 baterai lagi sebagai cadangan jika sewaktu-waktu baterai utama habis.
Lalu Kapan Jualan Motor Listrik?
Sudah 6 tahun pabrikan ini pamer produk listrik, tapi sampai saat ini masih berupa pengenalan kepada publik saja. Meski payung hukumnya sudah banyak diterbitkan pemerintah belum mampu juga menggoda garpu tala.
Menurut Anton, khusus untuk Yamaha E-Vino fokus mereka saat itu adalah ingin mengetahui respons dari pasar. Di sisi lain juga untuk memenuhi kebutuhan data internal serta pengembangan terkait dengan kendaraan listrik. Kehadiran E01 di IIMS Hybrid semakin melengkapi bahan-bahan tersebut soal model mana yang nantinya cocok dengan konsumen Indonesia.
“Kondisi di 2017 sampai 2022 ini tentunya berbeda, dalam artian teknologinya berkembang terus. Dan model mana yang akan dipakai dan bisa diterima masyarakat kita butuh masukan dari mereka,” kata Anton saat ditemui OTO.com di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat belum lama ini.
Terkait kapan akan dijual untuk massal, Anton melanjutkan, saat ini pihaknya masih melakukan studi dan riset. Nanti jika dirasa waktunya sudah tepat bukan tak mungkin YIMM akan bersaing dan berjualan motor listrik.
"Arahan dari pemerintah soal kendaraan listrik sudah cukup baik, tapi untuk sampai ke arah sana (menjual) tidak semudah yang kita pikirkan butuh kesiapan serta komitmen dari berbagai pihak. Terlebih sebagai pabrikan, kita harus mempertimbangkan banyak hal, salah satunya adalah bagaimana pemahaman publik soal EV, infrastruktur, dan yang lainnya," katanya.
“Orang Indonesia berpikir soal penggunaan motor listrik, berapa jarak tempuhnya mereka lebih suka long distance. Kemudian mereka ingin produk yang performance dalam artian ingin motor yang kencang, nanti (motor listrik) konsumen berpikir berapa kecepatan maksimalnya. Ini yang jadi pertimbangan, idealnya seperti apa. Dan ketiga tentu infrastruktur serta sistem baterai karena tidak menggunakan mesin internal, apakah nanti dengan metode replace atau charging akan ada beberapa hal yang dipertimbangkan nanti,” pungkas Anton. (KIT/RS)
Baca juga: Pilihan Motor Baru Tanpa Isi Bensin di IIMS Hybrid 2022, Ada yang Seharga Rp1 Miliar Lebih
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature