AKO Trike: Tak Cukup Merayu dengan Jargon Niremisi
Jika hanya fokus pada jargon ramah lingkungan dari teknologi bersih, entah butuh waktu berapa lama menggoda pecinta otomotif konservatif. Mereka mungkin tak bakal ingin keluar dari zona nyaman. Tapi AKO, perusahaan start up dari Lithuania, justru tak banyak cakap soal emisi prototipe three-wheelernya. Jantung pacu tanpa gas buang bukan lagi dianggap hal luar biasa. Melainkan memamerkan teknologi ini bisa selaras dengan ekstraksi daya optimal, ketahanan, safety, hingga menawan sekaligus.
Karena itulah prototipe Trike lahir. Apa yang mereka lakukan cukup mengingatkan kami pada Tesla Cybertruck. Saat narasi niremisi dikemas biasa. Namun menunjukkan sisi menarik lain yang tak lumrah dilakukan produsen otomotif konvensional. Interpretasi desain semacam itu bahkan belum bisa dibilang relevan hari ini. Gaya brutalis yang cukup berani, sama seperti Trike.
Untuk mengkategorikannya saja rumit. Bisa saja dikatakan mobil ketimbang motor listrik, karena memiliki bodi menutupi sasis. Wheel Track di depan juga cukup panjang, sehingga berdiri stabil layaknya roda empat. Bahkan membelokannya pun memakai kemudi putar dari balik kokpit.
Di saat bersamaan, konfigurasi kaki-kaki itu bisa berbelok miring – utamanya saat kecepatan tinggi. Persis karakter roda dua. Trike dapat bermanuver tangkas dan cepat berkat sudut kemiringan ekstrem. Dan tanpa harus takut bodi roboh, atau mengalami gejala selip. Lucunya lagi, tersedia ruang duduk di baris dua. Semacam konfigurasi Bemo atau Bajaj, namun ramping.
Jangan ragu soal performa laju. Bos AKO, Jurgis Lečas, memperkirakan buah karyanya bisa melesat sampai 240 kpj. Bahkan torsi puncak mencatat angka 600 Nm. Meskipun, hal ini baru estimasi. Karena pengerjaan selanjutnya memasang berbagai perangkat safety – yang bisa mengurangi output.
"Perkiraannya, kecepatan maksimal mencapai 240 kpj (Namun bisa jadi dibatasi perangkat lunak), serta torsi puncak 600 Nm. Namun hal ini masih bisa berubah. Bagian kabin akan memiliki beberapa perangkat keamanan penting tambahan. Seperti Front dan Side Airbag, sampai sabuk pengaman empat titik. Semua itu menjadi keharusan bagi kami," ungkapnya.
Baca juga: Inilah UBCO 2x2, Moped Adventure Elektrik Paling Tangguh
Bukan hanya kecepatan puncak. Baterai 26 kWh berdaya tahan lama. Dalam satu kali penuh, diperkirakan jangkauan jarak tempuh bisa sampai 300 km. Cukup panjang, mengingat bobot total Trike mencapai 450 kg. Lantas yang juga unik, penggerak belakang memakai garden, bukan langsung ditempelkan motor elektrik seperti motor pada umumnya.
"Hanya tim kecil dan insinyur yang berdedikasi, bisa membuat produk semacam itu. Bukan diprakarsai industri raksasa yang berpegang pada norma dan tendensi mereka (Soal profit saja). Kami benar-benar ingin membuat produk, agar konsumen memiliki pengalaman luar biasa. Namun tetap selaras dengan teknologi bersih masa kini, serta bentuk yang menawan. Sehingga siapapun yang melihat Trike lewat berkata dalam hati: Saya benar-benar menginginkannya," bangga Jurgis.
Mungkin ada benarnya juga. Hibrida antara mobil dan motor seperti ini - apalagi memiliki performa memukau – mungkin bisa menjadi tren masa depan. Pengendara tetap aman berada dalam lindungan panel besi, berikut dikelilingi perangkat keselamatan ala mobil. Di saat bersamaan, dimensi serta pengendaliannya bisa setangkas motor. Praktis. Estimasi harganya mulai EUR 20 ribu sampai EUR 24 ribu, atau sekitar Rp 325 juta – Rp 390 jutaan. (Hlm/Tom)
Sumber: Electrek
Baca juga: NIU NQi GTS Sport Dibanderol Rp 50 jutaan di Amerika, Masuk Sini?
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Terbaru di Oto
Artikel Motor dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature