First Drive Mitsubishi Outlander PHEV, Mobil Listrik Untuk Pemerintah RI
Sepuluh unit mobil listrik diberikan oleh Mitsubishi Motors Corporation untuk pemerintah Republik Indonesia. Delapan di antaranya model hibrida yang terbilang canggih, Outlander PHEV.
Pascasesi serah terima, OTO.com berkesempatan menguji mobil yang akan digunakan untuk kepentingan riset tanah air ini.
Mengenal PHEV
Model kendaraan listrik hybrid (hibrida) merupakan jenis pencipta daya yang memanfaatkan dua sumber tenaga, motor listrik dan mesin konvensional (pembakaran internal). Jenis mobil hybrid, ada yang hanya memanfaatkan deselerasi roda maupun mesin konvensionalnya untuk menyumbang energi listrik pada baterai. Tipe ini sekarang banyak beredar di Indonesia, seperti Nissan X-Trail dan Toyota Camry Hybrid.
Mitsubishi Outlander menambahkan opsi lain untuk memasok energi listrik. Adalah sistem Plug In atau colok pada kendaraan. Layaknya ponsel, sebuah kabel dengan fungsi adaptor, bisa dicolokkan ke sisi kendaraan agar baterai bisa diisi dayanya. Dengan demikian, mobil ini bisa berfungsi penuh bak mobil full elektrik (Electric Vehicle) yang bisa bergerak dengan tenaga listrik saja. Inilah yang membedakannya dengan mobil listrik hibrida lain.
Untuk mengecas dayanya pun, Mitsubishi memberikan dua jenis soket untuk dimanfaatkan pemilik. Ada soket reguler yang kompatibel untuk arus daya listrik di rumah. Metode ini membutuhkan daya 230V/8A dan waktu sekitar 6,5 jam untuk membuat baterai terisi penuh. Soket lainnya (quick charging) berguna saat berkendara. Peranti ini bisa dicas menggunakan sistem khusus yang sudah disiapkan vendor. Biasanya, output daya pada peranti ini, lebih besar sehingga memungkinkan kendaraan untuk dicas hingga 85% dalam kurun waktu 25 menit saja.
Tiga Sistem Mobil Listrik Canggih
Dalam klasifikasi mobil hybrid, dikenal dua jenis skema pengaliran tenaga yang umum, seri dan paralel. Biasanya mobil hibrida memilih salah satunya. Tapi berkat sistem PHEV yang dimiliki Outlander, kedua jenis sistem ini tersedia. Pengguna bisa memilih salah satunya atau membiarkan mobil memilih mode yang sesuai dengan pengendaraan. Berikut tiga sistem elektrifikasi yang ada pada Outlander PHEV.
Full Elektrik (EV Mode)
Pada mode ini, mobil berfungsi layaknya kendaraan full elektrik. Energi listrik pada baterai jadi satu-satunya sumber tenaga untuk mengerakkan kedua motor. Untuk diketahui, baterai pada Outlander PHEV memiliki kemampuan menyimpan hingga 12 kWh.
Ketika mode ini dipilih, maka mesin berhenti bekerja sama sekali. Nol emisi yang dihasilkan oleh mobil. Semua proses yang membutuhkan listrik di mobil memanfaatkan baterai. Dari kondisi penuh, ia bisa melaju ke kecepatan tertinggi 120 kpj dan jarak tempuh sekitar 53 km.
Sensasi berkendara mobil listrik bisa dirasakan pada mode ini. Tak ada suara mesin sama sekali, kendaraan pun melaju dengan hening. Sedangkan akselerasi terasa instan dan benar-benar berbeda dengan mobil konvensional yang mengandalkan mesin dan pengaliran lewat girboks.
Series Hybrid Mode
Skema ini, mobil menjadi kendaraan hybrid. Mesin dan motor elektrik bekerja secara simultan. Namun mesin 2,0 liter bensin yang ada pada Outlander PHEV, tidak menyumbang tenaga langsung pada roda. Mesin ini berfungsi hanya sebagai generator untuk menyokong penciptaan daya listrik yang menggerakkan motor elektrik. Sehingga meski ada emisi, tingkatnya tidak terlalu tinggi dibanding kendaraan hybrid konvensional. Sistem ini juga digunakan oleh Nissan Note E-Power.
Jika Anda mengendarai mode ini, sensasi mobil listrik masih terasa. Karena motor elektriklah yang jadi penggeraknya. Akselerasi yang singkat bisa dirasakan, meski suara mesin terdengar dan mengerang tak sesuai dengan pijakan kaki kami. Logis, soalnya perintah pada pedal gas tidak diarahkan ke mesin, melainkan ke motor elektrik.
Parallel Hybrid Mode
Ketika sistem hybrid parallel aktif, maka mesin jadi sumber tenaga secara langsung. Fungsinya memberikan daya pada roda depan. Sedangkan energi listrik dialirkan ke roda belakang ataupun depan tergantung kebutuhan kendaraan.
Sensasi Berkendara dan Komentar Menteri
Mitsubisihi Outlander PHEV tetaplah sebuah SUV. Kemampuannya sebagai kendaraan tangguh disokong oleh skema gerak 4 roda (motor elektrik di roda depan dan belakang, mesin untuk roda depan). Jadi daya jelajahnya tak usah diragukan. Imbuhan teknologi S-AWC (super all wheel control) membuatnya mudah dikendalikan ketika diajak bermanuver. Kendalinya terasa sangat ringan, tak representatif dengan tubuhnya yang besar.
Aneka fitur keren, tersemat di dalam kabin yang membuat mobil ini terasa sangat mewah. Tuas perpindahan gigi saja berfungsi sebagai selektor elektrik yang jika digerakkan, terasa sangat artifisial. Paddle shift pada belakang kemudi tersedia, meski fungsinya kami rasa tak banyak. Pasalnya, pengaliran tenaga yang optimal lebih cerdas dilakukan komputer yang mengatur motor elektrik dan mesin.
Sang Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, turut menjajal mobil ini ditemani Osamu Masuko, orang nomor satu di Mitsubishi global. ““Nyaman sekali, rasanya kalau duduk lupa berdiri, tadi cuma ke Patra muter-muter sekitar 15 menit,” jelasnya.
Outlander PHEV bersama Mitsubishi i-MiEV akan digunakan oleh pemerintah lewat kementerian dan lembaga terkait sebagai perangkat riset. Kendaraan-kendaraan ini disertakan dalam serangkaian studi permodelan tentang bagaimana infrastruktur transportasi yang ada di Indonesia saat ini dapat mengakomodasi kendaraan listrik. Studi tersebut menilai penggunaan kendaraan listrik di berbagai lingkungan, termasuk kota, kawasan wisata dan pulau terpencil.
Baca Juga: Ini detail Outlander PHEV
Jual mobil anda dengan harga terbaik
Model Mobil Mitsubishi
GIIAS 2024
IMOS 2024
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Mitsubishi Terbaru di Oto
Artikel Mobil Mitsubishi dari Carvaganza
Artikel Mobil Mitsubishi dari Zigwheels
- Motovaganza
- Review
- Artikel Feature